kecelakaan.

47 39 26
                                    

Di sebuah rumah yang tak terlalu megah itu, tapi nampak nyaman untuk di tinggali terdapat 2 insan yang sedang beradu argument, tentang keadaan putri mereka.

"Yah, senja kok belum pulang ya jam segini, tadi dia bilang ke mama hari ini dia bakal pulang cepet" khawatir wanita tersebut.

"Halah palingan juga anakmu itu sedang asyik di luar sana sama teman-teman berandalannya itu".balas pria paruh baya itu setengah santai.

"Kamu itu gimana si yah? Itu anak kamu juga kenapa kamu gak pernah perhatian sama senja sedikit pun, aku tau pasti kamu mau alasan lagi kan? Dengan bilang sewaktu kecil dulu orang tua kamu pisah, jadi gak bisa ngerasain kasih sayang orang tua juga gak bisa ambil contoh dari mereka!" marah wanita setengah bayah itu.

"Iya, kamu sudah tau alasan saya terus kenapa kamu malah menyalahkan saya disini? Ck!"

"Alasan kamu klasik! Bilangnya gitu tapi kedua adiknya selalu kamu manjain, di kasih perhatian"ucap wanita itu berapi-api.

"SAYA MEMANG TIDAK PERNAH MEMBERIKAN ANAK ITU PERHATIAN! TAPI SAYA SELALU MENCUKUPI SEGALA KEBUTUHANNYA SEPERTI ADIK-ADIKNYA! SEHARUSNYA DIA BERTERIMA KASIH KARENA SAYA SUDAH IKUT MEMBESARKAN NYA DAN MENYEKOLAHKAN DIA SAMPAI KE PERGURUAN TINGGI" marah pria paruh bayah tersebut menggebu-gebu.

Wanita yang di yakini, ibunya senja itu diam. Ia sakit hati karena mendengar perkataan pria tersebut yang juga di yakini sebagai suami wanita itu, sebulir air mata menetes dari mata berharga itu tak terima dengan sikap suaminya yang selalu menolak memberi perhatian kepada senja.

Plakk!.

Suara tamparan yang begitu keras mengenai wajah pria tersebut, pelakunya yang tak lain ialah wanita itu. Karena ia lelah dengan sikap suaminya yang tak pernah paham akan anak pertama tersebut.

"Kamu?" Tunjuknya.

"Kamu berani menampar saya! Hanya karena anak tidak tau diri itu? Anak sialan itu memang tak sepantasnya mendapatkan perhatian dari saya, lihatlah karena dia! Kamu berani menampar saya. Awas saja anak itu ketika pulang aku akan memberinya pelajaran!". Emosi pria bayah tersebut kian memuncak karena isterinya sudah berani menamparnya.

Perlu kalian tahu pria yang di ketahui ayah kandung senja itu, gampang sekali tersulut emosi walau masalah se kecil apapun akan di besarkan oleh beliau.

"Aku tampar kamu supaya, k-kamu s-sadar bahwa kelakuan k-kamu itu sudah berlebihan" jawab wanita itu memberanikan diri, walau ia tahu resiko apa yang menanti nya di depan.

Masih dengan emosi yang menggebu pria baya itu menghampiri sang isteri, menarik rambutnya dan membenturkan kepalanya ke dinding "kamu dengar! Baik-baik saya bisa melakukan hal nekat kepada puteri tercinta mu itu, jika kau terus membelanya".

Pranggg!
Pranggg!.

Setelahnya, pria itu langsung memporak-porandakan ruang tamu tersebut, apa yang di depannya seperti lemari ia hancurkan. Setelah emosinya sedikit meredam ia pergi meninggalkan ruang tamu yang sudah nampak kacau tersebut,

Wanita bayah yang melihat kepergian suaminya hanya bisa menangis dan berkata "kenapa kamu gak pernah berubah yah hikss, hikss, aku capek! Capek sama sikap kamu yang terus-terusan kasar sama senja, terus ngeluapin emosi kamu yang gak akan pernah ada habisnya hikss, Tuhan sadarkanlah dia dari segala perbuatan yang tak di sadarinya".

_________

Di tempat lain juga.

"Dari mana kamu? Kok lama banget? Tuh papa kamu udah kelaparan daritadi"

"Eh? Kok papa mah? Bukannya mamah ya, yang perutnya daritadi udah bunyi-bunyi" tuduh pria tersebut, di akhiri dengan kekehannya.

"Hus papa sembarangan aja, yaudah pah, mah, aku ke atas dulu ya mau bersih-bersih" ucapnya kepada kedua orang tersebut

"Eh, eh, tunggu-tunggu kok baju kamu penuh darah? Kamu habis kecelakaan di mana?ada yang sakit? Atau perlu ke dokter" tanya mamahnya secara beruntun.

Balas papanya yang juga langsung melihat kearahnya "eh iya, itu kamu abis nyungsep dimana? Mobilnya gimana? Ada yang rusak gak".

"Haduh papa itu gimana si, anaknya kecelakaan kok yang di utamain mobilnya, kan mobil kalo rusak bisah kita buang terus ganti baru" balas wanita itu dengan sombong.

"Mah, pah udah, nanyanya satu-satu ribet nih anak kalian. Oke sekarang aku jelasin, jadi gini aku gak sengaja nambrak orang tadi te-.

Balas papanya tak sabaran "what the pak? Kamu psikolog main nyambar anak orang".

"Widih papah gaul juga ya bisa tau kata-kata itu, haha, eh tapi kok psikolog si pah?, Psikop4t kali pah Hadeh yaudah sayang, lanjut ceritanya tadi kepotong gegara papa" pusing mamanya yang melihat tingkah suaminya.

"I-iya mah, terus tadi aku langsung berhenti dong sebagai lelaki yang bertanggung jawab aku angkut, aku masukin mobil buat menuju rumah sakit".

Sela papahnya "angkut, angkut kamu kira dia barang? Main angkut aja Ck!"

"Papah diem deh, daritadi omongan gavin di potong mulu gegara papa apa-apa di protes" balas mamanya yang jengah akan kelakuan pria itu, yang tak pernah serius dalam menanggapi suatu masalah.

"Ck, iya iya mama sayang"

"Lanjut gak ni, pah mah?" tanya gavin.

"Yah lanjutlah!" balas keduanya serempak.

"Oke, terus pas sampai rumah sakit aku langsung bawah dia ke UGD dan langsung di tangani, setelah itu aku langsung tebus administrasi nya"

"What the, what the? Kamu gak nungguin dia sadar gitu? Minimal kamu itu harus minta maaf atas kecerobohan yang kamu buat, Baru kamu pergi dari sana". Jelas sang papah

"Yah gimana orang dianya belum sadar pah, terus kalo dia sadarnya tahun depan aku harus, tetap nungguin dia gitu? Demi sebuah kata maaf? NO, NO, NO tidak semudah itu santoso" balas anaknya yang kelakuan laknat itu.

Balas sang mamah " gak gitu juga kali vin, besok kamu balik kesana terus minta maaf, mama gak mau tau pokoknya harus kalo perlu kamu bersujud sekalian".

"Busetdah mah kok gitu" balas gavin tak terima enak saja dia harus minta maaf sambil bersujud.

"Iya emang harus gitu, biar dia benar-benar akan maafin kamu".

"Tapi mah?" Tanya gavin dengan muka memelas.

Balas mamanya yang tidak mau mengalah dengan anak keduanya itu "gak ada tapi-tapian, besok pagi harus! Nanti mama temenin".

Di sela-sela perdebatan kecil antara ibu dan sang anak itu tiba-tiba terdengar suara yang tak asing.

Krukkk~
Krukkk~~

Keduanya pun berhenti berdebat dan menatap ke asal suara tersebut, yang di tatap pun hanya cengengesan sambil mengaruk tengkuk kepala yang tak gatal.

"Hehe, masih lama mah? Ini perut papa udah minta di isi jatah"aduh lelaki baya itu.

"Apa si jatah-jatah ambigu banget, yaudah sana papa duluan ke ruang makan dan kamu gavin cepet bersih-bersih terus turun, makan di bawah"

"Ai Ai mah" jawab gavin, sambil memberi hormat kepada wanita itu, setelahnya mereka pergi meninggalkan ruang keluarga itu.

Bersambung✨............

Hehe, gimana-gimana? Sama cerita ini apa cukup memuaskan atau kurang memuaskan?, Langsung komen aja ya tanggapan kalian tentang cerita ini, jangan lupa vote sama beri bintang juga. Biar aku lebih semangat nulisnya 😁

Yaudah sampe sini dulu and see you bubyee🙌.

a harmonious family every child's dream  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang