kalian selalu menuduh tanpa bukti.

23 20 46
                                    

Saat tengah berjalan keluar minimarket tak sengaja ada seorang pria baya yang menabrak tubuh senja sehingga belanjaan yang senja beli berserakan di luar minimarket tersebut.

"Aduh maaf nak, saya tidak sengaja" sambil buru-buru membantu Senja mengambil belanjaan yang sempat berserakan tadi.

"I-iya om nggak apa-apa, eh om itu belanjaannya nggak usah di beresin saya bisa sendiri kok"

"Tidak apa-apa, saya harus membantu kamu karen ini juga kesalahan saya" pria itu kekeuh tetap membantu Senja.

"Yaudah om kalo gitu" senja tersenyum kala orang itu dengan kekeuh ingin membantunya.

"Nah ini, sudah selesai tidak ada lagi yang berserakan lagi kan?"

Aku hanya menyengir dan membalas "iya om, sekali lagi terima kasih karena telah membantu saya saya permisi dulu om"

"Eh tunggu, kamu biar saya antar"

Senja merasa tak enak "tidak usah om, saya bisa sendiri kok lagian rumah saya deket dari sini"

"Sudah tidak apa-apa, sebagai pertanggungjawaban dari saya. Saya akan mengantar kamu sampai ke rumahmu"

"Tidak usah om, saya tidak ingin merepotkan sudah cukup om membantu saya tadi"

"Tidak apa-apa, saya tidak merasa di repotkan oleh anda nak malah saya yang merasa bersalah karena telah menabrak anda saat keluar minimarket. Jadi ijinkan saya untuk mengantarkan kamu pulang" jelas pria baya tersebut yang tak dapat di bantah lagi.

"Y-yaudah om, kalo gitu"

***********

"Terima kasih om atas tumpangannya, kalau begitu saya permisi masuk kedalam dulu" pria itu hanya menggangguk.

Drett...drettt....drettt....

Suara ponsel berbunyi yang asalnya dari pria itu.

"Hallo"

"Pa? Papa dimana si? Kok lama banget pulangnya tadi katanya udah di jalan" jawab orang di sebrang sana dengan kesal.

"Iya mah iya, papa pulang sekarang"

Setelah kepergian mobil itu dari kediaman tuan Gilbert, ada seseorang yang melihat interaksi keduanya sedari tadi di balik jendela, orang itu mengepalkan tangannya dan segera menghampiri senjar.

"SENJAAA!!!" suara teriakan itu berasal dari ayahnya yang terlihat sedang emosi itu.

ia segera pergi ke dapur untuk, menghampiri senja yang tengah menyimpan apa yang dia beli tadi di minimarket.

Plakk!

"SAYA SUDAH PERNAH MENGATAKAN KEPADA ANDA! JANGAN MENJADI JALANG, TAPI KENAPA ANDA TERUS-TERUSAN  TIDAK MENDENGAR PERKATAAN SAYA! SAYA MUAK MELIHAT SIKAP MENJIJIKKAN MU YANG SETIAP PULANG KE RUMAH SELALU DI ANTAR OLEH PRIA HIDUNG BELANG!" bentaknya menggebu-gebu.

"A-ayah, senja bisa jelasin yah" senja berkata sambil menghapus darah Yang mengalir di sudut bibirnya akibat tamparan ayahnya

"Kamu mau menjelaskan apa lagi anak sialan! Saya sudah melihat apa yang terjadi tadi antara kamu dan pria itu, jangan coba untuk membohongi saya dengan penjelasan yang tak ada gunanya itu!"

"Ayah, senja ngomong yang sebenarnya ayah salah paham" dia berkata sambil meremas pelan baju yang dia pakai.

"Apa? Apa yang akan coba anda jelaskan! Semua penjelasan anda itu semuanya omong kosong!"

"AYAH!" senja memanggil dengan berteriak.

Ayahnya yang mendapat teriakan dari senja pun seketika naik pitan dan  langsung saja dia mengambil pisau yang ada di meja makan dan di todongkan kepada senja, dia menarik senja untuk di bawah ke kamar mandi setelahnya ia mengurung senja di dalam, pria itu pergi ke kamarnya untuk mengambil alkohol setelahnya dia kembali ke tempat dimana dia mengurus senja, tanpa berlama-lama lagi dia segera memukul senja menggunakan ikat pinggangnya. Suara pukulan dan teriakan minta ampun memenuhi kamar mandi itu, merasa tak puas dengan apa yang di lakukannya pria itu segera menampar dan membenturkan kepala senja ke tembok yang ada. Setelahnya ia menggores muka, tangan serta kaki senja menggunakan pisau yang ada tak lupa setelahnya ia ayahnya menyiramkan alkohol pada senja, untungnya alkohol itu hanya mengenai badan mulus yang sudah di penuhi luka serta sayatan-sayatan itu! Bagi siapa yang melihat akan merasa kasihan dengan senja.

a harmonious family every child's dream  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang