Si Nastar Koneng

531 63 5
                                    

[Amare1231: Lu pernah ngelakuin apa?!]

El menaikkan dua alis melihat pesan yang masuk ke dalam kotak masuk aplikasi menulisnya. Sejak saat itu, El dan Amare memang menjalin hubungan lebih dari fans dan penulis. Maksudnya, mereka menjadi teman. Karena itulah, El acap kali menghubungi Amare kalau gabut.

Seperti sekarang, dia gabut.

Dia sedang duduk jigrang di pawon (dapur), nungguin rebusan air. Mau bikin mi goreng, ceritanya lagi lapar tengah malam. Nah, sambil menunggu dia gangguin orang juga—chat orang maksudnya.

[Nastar Koneng: duh. Ini lho.] El membalas pesannya sendiri yang sebelumnya pada Amare. Pesan yang berbunyi [Nastar Koneng: Aku pernah ngelihat papapa secara live. Sakit keknya ya kalau bool dimasukin batang terus junior dijejali kateter begitu. Aku jadi merinding. Ews real itu mengerikan. Hiiish.] Maksudnya, dia meng-highlight apa yang ia kirimkan sebelumnya daripada harus mengetik ulang.

El melihat gelembung bertitik tiga [ 。。。] terpop-up di hp. Sepertinya Amare sedang mengetik. Namun karena lumayan lama, lebih dari lima detik, El memutuskan berdiri dan mulai meremukkan mi dalam bungkus. Oh benar, dia penganut sekte remukkan mi dulu sebelum direbus. Dia tidak begitu bisa menikmati yang panjang-panjang. Setelah itu ia pun mulai menggodog.

PING!

El mengerutkan kening, ia tengah mengaduk ketika suara notifikasi kembali terdengar. Sambil meniriskan mi dia melirik ke arah layarnya, membaca sejenak lalu membiarkan. Fokusnya tertuju pada mi. Bubble di layar ponselnya tunjukkan timbunan percakapan yang dikirimkan oleh Amare.

[Amare1231: Tunggu sebentar, Nast.]

[Amare1231: Lu ... cowok? Heh? Serius? <emoticon shock dipasang> Bukan cewek?]

[Amare1231: Gua kira lu cewek, njir! Hshs.]

Bagi El, tak masalah bila ia dikira seorang wanita. Pada dasarnya, yang di dalam ini memang perempuan, sudah berumur pula, tapi yah ... badannya laki tulen. Karena itu dia tidak tersinggung dikatai demikian. Bukan hal yang perlu diributkan ketika ada orang salah menduga apa gendermu itu.

Dia tak langsung membalas karena tangannya penuh dan dia lapar. Serius. El sehabis minya siap saja langsung ambil nasi dan makan. Tapi—

PING!

[Amare1231: No offense lho ya.]

Hening sejenak.

PING!

[Amare1231: Hei. Serius. Gua nggak bermaksud nyinggung lu.]

[Amare1231: Lu cuma tipe yang heboh sedikit, jadi gua kira lu cewek.]

—ada yang berpikir lain.

"Ni bocah ngapain dah? Ganggu orang lagi makan aja," gerutu El sambil mengunyah. Kali ini karena ponselnya pang ping pang ping mulu, dia memutuskan membuka pesan. Dan wow. Sudah numpuk!

El memikirkan sesuatu. Ia cepat melarikan jempol di gawainya.

[Nastar Koneng: Sans. Aku lafi majsn mi, btw sbb ya.]

Pesan yang tanpa sadar membuat orang diseberang tertawa. Beberapa typo terlihat dan karena terlalu receh jokes-nya, dia sudah nyengir sendiri. Entah itu atau alasan yang lain. Lelaki pirang itu pun melarikan jemarinya di atas keyboard, ia membalas pesan.

[Amare1231: Haha. Oke dah.]

[Amare1231: Btw, ceritain ke gua apa yang lu lihat.]

WTF?! Why am I a boy here?! [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang