Tiba-tiba Punya Pacar

371 60 20
                                    

Selama menjadi teman, El dan Mar-mar tak pernah melakukan video call. PAP foto atau apalah itu pun tak pernah. Mereka cukup berkomunikasi dengan pesan dan panggilan baik melalui aplikasi hijau atau dengan DM di aplikasi penulisan. 

Jujur El pernah kepo maksimal akan wajah Mar-mar. Siapa yang tak ingin tahu dengan muka orang yang selama ini bercengkrama dengannya dan mengisi hari-harinya, kan? Dengan kekutan investigasi seorang wanita yang jiwanya bawa, ia berusaha mencari media sosial Mar-mar; tapi naas, dia tak membuahkan hasil.

Amare1231 seperti tak pernah ada.

Tak ada media sosial yang terhubung ke akun penulisannya. 

Dia bak tokoh fiksi itu sendiri.

Tapi El tak masalah. Menurut pengamatannya, Mar-mar orang yang baik. Dari suara, dia bisa membayangkan lelaki di depannya memiliki kepribadian yang lembut. Dari tingkah, ia adalah orang yang pengertian. 

Nah, orang baik, kan?

Kendati demikian, El tak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika dia melihat wajah orang yang selama ini berhubungan dengannya. Saking terkejutnya, pemuda berambut abu itu sampai blank, hanya bisa mengerjap ketika melihat pria itu. 

Dia punya rahang kokoh, hidung mancung, rambut pirang panjang sebahu dengan kelereng indah biru. Bibirnya tipis, sedikit merah dan dekok di bagian tengah; perpaduan yang sangat indah dengan kulitnya yang putih.

El tak bisa berkata apa-apa selain terpana.  

Lelaki di hadapannya ini sungguh ... pahatan terindah sang Kuasa yang pernah El temukan.  

["Nast? Halo?"] 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

["Nast? Halo?"] 

Lelaki berwajah bule--El yakin dia ada darah bule. Mukanya saja begitu!--di sana menaikkan dua alisnya dan memanggil nama pena El sekali lagi karena ia tak kunjung menjawab. Mar-mar tampak bingung di ponsel si peranakan Jawa tulen itu. Ia menggaruk kepalanya bingung, mengerjap gugup dan kembali memanggil El, ["Oh my. Bro! Kenapa? Lu kayak lihat setan, tahu nggak?"] 

Tapi fokus pemuda berambut abu tak di sini. Ia lurus melihat perubahan mimik di lawan bicaranya. Bagaimana bibir tipis itu terbuka dan tertutup mengeja namanya ... kemudian bagaimana hidung mancung itu tetap mancung--aish apaan dah!--dan bagaimana pula bulu mata panjang lentik  di sana naik turun ketika mengerjap. Semua! Semua membuat urat El menegang. Ia membelalak, mulut menganga, tapi tak tahu harus mengatakan apa.

["Nast? Nastaaar?!"] 

Bahkan sampai Mar-mar menggerakkan tangannya di depan kameranya, El masih melongo begitu saja.

Sampai setidaknya tanpa sadar ia berceletuk, "gila. Ganteng banget. Mau aku diangkat pacar."

Dan semua menjadi hening seketika.

El juga diam. Dia loading sebentar atas apa yang baru saja mulutnya ucapkan tanpa bisa direm.

"NGGAAAAK! Nggak! Nggak! NGAAAK!" ketika dia sadar, El langsung jenggirat bangun dan cepat, menggelengkan kepalanya. Mukanya horor. Matanya membulat selagi gedekannya mengencang. Sejurus kemudian ia berusaha menjelaskan. 

WTF?! Why am I a boy here?! [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang