Mika dan Mahes pergi bareng Karin buat menuju kamar di lantai 2. Sementara bunda bareng Papih ke kamar tamu lantai 1 "Mohon maaf, apa saya boleh melihat anak saya?" Tanya papih ragu-ragu
Bunda jadi berhenti dan berbalik "Oh iya tentu boleh pak, mari saya antar" ujar bunda ramah lalu menaiki tangga menuju kamar Karin
"Silahkan pak" ujar bunda menunjuk kamar Karin
Papih mengangguk menuju kamar yang di maksud "Maaf saya merepotkan" ujar papih
Bunda tersenyum menggeleng merasa tak di repotkan "Tidak apa, saya tunggu di sini" jawab bunda
Papih pun segera masuk ke dalam kamar Karin, tubuh gagah dan selalu terlihat berwibawa itu kini terlihat sedih apalagi saat melihat lembam di pipi kiri sang putra.
Papih duduk di ujung kasur mengusap rambutnya frustasi sendiri "Maafin papih nak" ujar papih lalu mengelus rambut Haris pelan takut membangunkan
Helaan nafas terdengar sangat jelas "Coba aja dulu papih bisa lebih tahan emosi papih, mungkin kamu gak akan seperti ini. Kamu gak akan menderita begitupun Mika, papih udah gagal jadi suami dan orangtua. Papih mohon kamu harus sembuh, papih gak mau kehilangan salah satu dari kalian. Papih udah cukup sakit kehilangan Mamih kamu" ucap Papih lirih
Papih menundukkan kepalanya beban yang di pikul terasa makin berat "Harus nya papih ikutin kata Oma kamu buat ungkap nama kamu saja tanpa ungkap wajah. Papih benar-benar gagal"
Papih melepas kacamata nya dan mengelap air mata yang sudah mengalir jatuh di pipi nya. Papih berdiri dan mencium kening Haris.
Setelah itu papih pun segera keluar dari kamar Karin, bunda mengerjap kecil saat mendengar pintu kamar terbuka "Ah sudah selesai pak?" Tanya bunda
Bunda sedikit terkejut saat melihat mata papih Haris dan Mika yang merah, "Bapak tidak apa-apa?" Tanya bunda jadi khawatir
Papih tersenyum pelan dan menggelengkan kepalanya, "Hanya sedikit emosional" jawab nya terkekeh pelan
Lalu papih dan bunda pun segera turun, "Memang sangat berat menjadi orangtua. Saat masih bayi kita selalu khawatir bila anak menangis, padahal hanya merengek lapar atau ngantuk. Saat anak-anak pun kita masih khawatir takut tersandung dan terluka, sudah menginjak remaja kita makin di buat khawatir dengan pergaulan bebas yang ada di lingkungan sekolah. Lalu mereka menginjak dewasa kita pun masih belum bisa tenang karena takut sang anak tersandung dengan kerasnya kehidupan. Bahkan saat mereka menikah pun kita masih khawatir dan merasa ragu untuk melepas anak yang sudah di rawat dengan penuh kasih sayang" ujar bunda sambil terus jalan di depan papih
Sementara Papih dengan setia mendengarkan ocehan bunda "Tapi saya pernah mendengar satu kalimat yang indah pak. Katanya, anak itu di ibaratkan kupu-kupu. Di saat ulat akan berubah menjadi kupu-kupu dia melewati masa menjadi kepongpong terlebih dahulu dan untuk menjadi kupu-kupu yang indah dia harus berusaha keras mengepak kan sayap nya dan keluar. Menurut bapak jika kita melihat ulat itu kesusahan keluar dari kepongpong nya, apakah bapak akan membiarkan nya atau membantu dengan menggunting kepongpong itu?" Tanya bunda berbalik menatap papih yang sudah berhenti
Papih dengan cepat menjawab nya "Membantu nya... mungkin?" Ujar papih ragu
Bunda kembali tersenyum dan kembali berbalik melanjutkan jalannya "Mungkin hal itu sangat mulia tapi jika kita menolong nya nanti saat kupu-kupu itu sudah berhasil mengepakan sayapnya dia akan kesulitan terbang karena sayap dia tidak cukup kuat. Tetapi jika kita membiarkan kupu-kupu itu terus berusaha sendiri dan menyemangati nya tanpa menyentuh kepongpong itu maka dia akan bisa terbang dengan sayap nya yang kuat. Arti nya, saat anak tengah mengalami kesusahan, yang harus kita lakukan hanya menyemangati sehingga dia bisa terus melangkah dengan pijakan yang kuat. Kehidupan memang keras tapi mereka harus merasakan pahit dan keras nya hidup supaya bisa berdiri tegak di dunia yang keras ini dengan kekuatan sendiri" sambung bunda lalu berhenti di satu kamar
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone |Hyunjin X Karina|
FanficTOLONG DI INGAT CERITA INI MURNI KHAYALAN AUTHOR NYA, GA ADA SANGKUT PAUT SAMA IDOL YANG DI JADIIN VISUALISASI. [TAMAT 18 MARET 2023] 'Jatuh cinta kok sendirian, mandiri amat.' Kata-kata itu sangatlah menggambarkan keadaan Haris saat ini. Mencintai...