36. Jalan Berdua

113 19 3
                                    

Karin diam menatap pantulan dirinya di kaca, tadi dia udah ngasih tau Haris kalau dia bakal cerita ke bunda tentang semuanya hari ini. Haris tentu saja setuju dan bilang akan menemani.

Karin sebenarnya takut, takut bunda nya marah dan tersinggung. Tapi Haris bilang gak baik bohong terus-menerus ke orangtua.

Perhatian Karin teralihkan ke arah ponsel nya yang menyala ada pesan masuk dari Haris.

Haris: Gue di bawah

Karin mengambil ponsel nya dengan cepat lalu segera keluar dari kamar, benar saja di bawah sudah ada Haris yang lagi main-main sama Nao dan yang lain.

Haris terlihat pamit kepada Nao dan menghampiri Karin yang terlihat gugup banget. Haris tertawa kecil lalu menggenggam tangan Karin.

"Kalem aja, bunda pasti gak marah. Lo gugup gini malah kaya orang yang mau ngaku abis buat kejahatan" ucap Haris lalu menarik Karin ke arah bunda yang tengah merajut sambil menonton berita siang

Karin dan Haris langsung duduk di bawah bunda, bunda mengerjap terkejut melihat keduanya dan langsung mengentikan kegiatannya "Loh nak? Kenapa pada duduk di bawah?" Tanya bunda bingung

Karin menggengam tangan nya erat menguatkan diri "Karin mau ngomong sesuatu sama bunda" ucap Karin gugup

Haris hanya diam menemani Karin, bunda yang liat mereka berdua jadi mengerjap seperti teringat sesuatu

Bunda mengernyit menunduk kecil seperti berbisik "Kalian? Karin kamu gak hamil kan?" Tanya bunda begitu saja

Baik Karin dan Haris langsung mengerjap kaget sama tuduhan bunda. "Hah? Kok hamil Bun?" Tanya Karin melirik Haris yang geleng-geleng

Melihat reaksi kedua nya bunda pun menghela nafas lega "Ya abis kalian kaya mau pengakuan dosa aja, mana Karin gugup banget lagi. Nak Haris kamu beneran gak hamilin Karin kan?" Tanya bunda

Haris langsung menggelengkan kepala nya "Nggak Bun ya ampun, mana berani aku kaya gitu" jawab Haris menyilangkan kedua tangannya

Bunda ngangguk percay lalu kembali dengan rajutan nya "Jadi mau ngomong apa?" Tanya bunda santai

Karin mengigit bibir bawah nya lalu pelan-pelan menceritakan semua nya, dari dia yang udah hampir 3 tahun diam-diam kerja. Kejadian di Bali, ancaman Sarah, kejadian bunda nya yang jatuh dari sepeda dan kejadian tetangga yang pada julit itu pokok nya semua nya Karin ceritain.









Karin menunduk takut melihat reaksi bunda "Maafin Karin Bun" ucap Karin pelan

Bunda tentu saja terkejut mendengar nya, bunda kira Karin terlihat riang dan santai itu memang tidak ada masalah. Tapi nyatanya dia lah yang menyimpan rasa sakit sendirian, dengan cepat bunda langsung turun ke bawah dan memeluk hangat Karin.

Bunda terus mengusap punggu Karin "Maafin bunda ya, kamu jadi ngalaim kaya gini. Maaf bunda kurang perhatian sama kamu, sampai kamu harus nanggung semuanya sendirian" ucap bunda yang sudah menangis

Karin juga jadi ikut nangis sambil terus ngomong maaf, sementara Haris yang ada di samping Karin hanya senyum senang melihat Karin yang akhirnya bisa jujur juga.

Bunda melepas pelukan nya lalu mengusap pipi Karin pelan "Bunda jangan marah ya" ucap Karin

Bunda gelengin kepalanya sambil senyum hangat "Gak akan, soal Sarah bunda juga udah maafin. Kamu juga maafin ya, itu semua kecelakaan juga kok. Jangan nyimpen dendam okay sayang?" Ucap bunda menasehati

Bunda melirik ke arah Haris yang masih senyum "Makasih ya nak, udah nemenin Karin dan batuin Karin juga" ucap bunda lalu menarik Haris memeluk nya

"Harus nya Haris yang ngomong makasih Bun, Haris udah sering repotin bunda sama Karin" ucap Haris balik memeluk bunda

Friendzone |Hyunjin X Karina|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang