27. PERTEMUAN

1.1K 97 0
                                    

♔ Note: Ambil yang baik, buang yang buruk. Bijaklah dalam membaca!
♔ Jangan lupa buat ninggalin vote dan komen kalian,
♔ Dan jangan lupa buat follow instagram author @yosh.raa @araajauu.wp

"Gak usah ngeledek gitu doang nangis, gitu doang nangis anjir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak usah ngeledek gitu doang nangis, gitu doang nangis anjir. Lo gak tau aja seberat apa masalah orang lain sampe dia depresi kayak gitu, jadi gak usah nyepelein masalah orang lain yang menurut kita kecil ya babi, kesel gue."
- DHAFIAN DIASKARA -

✨✨✨

Untung saja rasa takut gadis itu tak berangsur lama, kini Ara sudah bisa kembali ke aktivitas seperti biasanya. Sepulangnya dari acara kampus, tepat jam 4 sore, Ara ikut Aksara ke bandara untuk mengantarkan Sheren pulang.

Disana ada orang tua gadis itu juga, mereka terlihat berpelukan tulus beberapa menit karena sebentar lagi akan saling merindukan kembali. Ara tersenyum melihat hal tersebut, ia teringat ketika keluarganya harmonis seperti dulu, tepat ketika mendiang Ibunya belum meninggal.

Kemudian, Sheren melepas dekapannya sambil menyeka air mata yang jatuh membasahi ujung pelipis. Ia berlari kecil menghampiri Aksara lalu memeluk pria jangkung itu.

Aksara membalas pelukan Sheren, menepuk punggung gadis itu pelan sambil berujar, "kuliah yang bener ya, kesehatannya dijaga, pergaulannya juga."

Sheren mengangguk paham, "kalau kamu nikah sama Ara jangan lupa ngabarin aku ya."

Ara yang merasa dirinya terpanggil sontak menoleh, begitu juga dengan Aksara, mereka saling menatap sejenak lalu membuang muka karena sedikit malu.

"Ngomong apasih," decak Aksara bergumam.

Sheren lalu melepas dekapannya, setelah itu menoyor kepala cowok berjaket leather itu karena kesal.

Ia beralih atensi menatap Ara, menghampiri gadis Tionghoa tersebut lalu memegang kedua pundaknya.

"Jangan lupain aku ya, Ra. Maaf kalo aku suka ngerepotin kamu pas disini. Oh iya, sini aku bisikin."

Kening Ara mengernyit, ia mendekatkan telinganya pada gadis itu, menatap Aksara yang terlihat penasaran dengan kening yang mengerucut, memperhatikan dirinya dan Sheren.

"Maklumin Aksara kalo dia bawel yah, soalnya dia gak pernah kayak gitu sama cewek lain selain kamu, sama aku aja kadang dingin banget kayak es batu."

Ara mengangguk paham ketika mendengar bisikan itu.

"Satu lagi. Aku nitip Aksara, sama Aksara aku juga bilang ke dia nitip kamu. Jadi, kalian harus sama-sama sehat terus, jangan sampai kecapekan ya." Lanjut Sheren.

Ara tersenyum, ia memeluk gadis tersebut lalu menjawab, "jangan khawatir. Aku sama Aksara baik kok disini, kamu juga jaga kesehatan disana ya. Kita baru kenal, tapi kamu udah perhatian banget sama aku."

TAMARA [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang