17. ANGKAT KAKI

1.2K 100 0
                                    

♔ Note: Ambil yang baik, buang yang buruk. Bijaklah dalam membaca!
♔ Jangan lupa buat ninggalin vote dan komen kalian,
♔ Dan jangan lupa buat follow instagram author @yosh.raa @araajauu.wp

"Ambil aku secepatnya, Tuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ambil aku secepatnya, Tuhan."
- TAMARA QUEEN KATARINA -

✨✨✨

Sudah dua hari Ara tidak muncul di kampus. Semua orang bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi dengan gadis itu? Ini sangat aneh, Ara bukanlah gadis pemalas, semua orang tahu bahwa ia adalah seorang Mahasiswi yang sangat rajin dan juga pintar.

"Chris!" panggil Dhafi pada Christa yang tengah berjalan sambil memainkan gawai.

Christa lantas menoleh dan berbalik memperhatikan Dhafian yang berjalan menghampirinya itu sambil bertanya, "Ara gak masuk lagi?"

"Iya, udah dua hari dia gak bisa dihubungi."

"Gue khawatir sama dia, Temenin gue ke rumahnya hari ini, ya."

"Mau sekarang?"

"Kelas lo udah selesai?" pertanyaan Dhafian tersebut dibalas anggukan oleh gadis itu.

***

Kepalanya terasa ingin pecah, matanya terlihat sangat sembab dan merah. Ara menangis di sepanjang malam, bahkan dalam tidurnya. Sudah dua hari ia dikurung dalam gudang tersebut, tanpa diberi makan dan minum.

Kondisi tubuhnya jelas sangat melemah, tak ada energi sedikitpun. Asam lambungnya kambuh, membuat pernapasan nya terganggu.

Ara hanya bisa terdiam dalam ruangan yang penuh debu itu, atensinya mengarah pada ventilasi di atas yang menampakkan sedikit cahaya dari luar.

"Betulkan apa yang saya bilang? Anak Pak Hendra memang semurahan itu! Bahkan anak saya juga sering melihat dia bergaul dengan banyak pria di kampus."

"Kasihan Pak Hendra. Capek-capek bekerja untuk membiayainya kuliah, malah dikecewakan. Kalau saya, mungkin sudah saya usir dari rumah!"

Semua gunjingan para tamu di acara malam itu kembali teringat olehnya. Ara menggeleng kecil tanpa ekspresi lalu berkata lirih, "aku ... nggak kayak gi-tu."

***

Sesampainya ditempat tujuan, Christa dan Dhafian pun turun dari kendaraan masing-masing. Menekan bel maupun menelepon Ara menggunakan telepon rumah berkali-kali, namun hasilnya nihil, tak ada jawaban sedikitpun.

TAMARA [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang