26. KEMBALI LAGI

1K 96 0
                                    

♔ Note: Ambil yang baik, buang yang buruk. Bijaklah dalam membaca!
♔ Jangan lupa buat ninggalin vote dan komen kalian,
♔ Dan jangan lupa buat follow instagram author @yosh.raa @araajauu.wp

"Sambal mentah dimakan hiu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sambal mentah dimakan hiu. Ntahlah, i just can't stop thinking about you."
- ALKAREL PUTRA KANAGA -

✨✨✨

Setelah acara fashion show selesai, para pengunjung dipersilakan untuk masuk kedalam butik milik fakultas seraya melihat-lihat ada banyak pakaian yang telah mereka rancang.

Sementara itu, usai Sheren mengganti pakaian, dua gadis itu berkumpul kembali di sebuah pondokan sembari melepas penat, tak peduli dengan anak-anak kelas mereka yang sedang mencari kesana sini untuk meminta bantuan.

"Curiga gak sih lo, kalo gaun punya Ara itu digunting, bukan gara-gara nyangkut apalagi sampe dimakan tikus," Christa membuka topik itu dengan ekspresi paniknya.

Yang lain mengangguk paham, mereka setuju dengan pemikiran Christa, namun heran siapa pelakunya.

"Aku aja sampe kaget banget, kok bisa bolong gitu? Gede pula." Timpal Sheren.

Ara hanya menghembuskan napasnya, "ntar juga bakalan kebongkar kok siapa pelakunya."

Mereka lantas menolah pada gadis 20 tahun itu. "Kenapa kamu bisa yakin?" kali ini Dhafian yang bertanya.

Ara mengubah posisinya menjadi melipat tangan diatas meja menatap satu persatu remaja yang ada didepannya itu. "Yang namanya kejahatan, sedikit demi sedikit pasti kebongkar. Bangkai lama-lama kan makin keciuman?" ia berucap.

Karel membelalakkan matanya, "woaah!!! Kak Ara!!!"

Pemilik nama tersebut menatap lembut dan bertanya, "kenapa?"

Prakk! Prakk! Prakk!

"Bijak banget ya ampun..," Karel sambil bertepuk tangan.

"Ngomong-ngomong... Penampilan kalian tadi itu keren banget sumpah! Model Kakak siapa namanya?" lanjutnya bertanya diakhir pada Christa yang duduk disampingnya.

"Anak psikolog, Diana."

"Oh! Aku kenal! Dia anak pengusaha batu bara, rumahnya juga gede banget kek istana, tapi gak segede rumah Kak Aksara sih. Intinya dia juga punya banyak cuan."

"Y."

Karel yang mendengar sahutan singkat tersebut lantas mengerutkan keningnya tidak suka menatap gadis itu.

Hingga ketika Dhafian memperhatikan arloji hitam yang melingkar ditangannya, ia kemudian memerintah mereka untuk kembali ke fakultas masing-masing karena masih banyak pengunjung. Tak sopan saja jika tuan rumah tidak ada, walaupun banyak mahasiswa lainnya.

TAMARA [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang