I | punished

18 5 1
                                    

Senin yang cerah, bagi kebanyakan orang Senin adalah hari yang berat dikarenakan akan sibuk dengan pekerjaan maupun tugas. Begitu pula dengan kebanyakan siswa, mereka sangat ingin sekali menghindari hari Senin yang cerah ini.

Apakah kalian pernah melihat seorang ketua OSIS yang seharusnya menjadi panutan bagi siswa lain, kini berada dalam barisan siswa yang tidak menaati peraturan. Yaaa emang tidak sering terus pada Raden namun, ini kali pertamanya dan ia mendapat banyak teguran dari guru-guru.

Alasan Raden terlambat pagi ini adalah Bandung, yaa Bandung. Mengapa Bandung? Karena ia baru saja pulang dari Bandung, namun ini tidak salah Bandung tapi balik lagi pada dirinya sendiri. Sabtu siang pesawat bertujuan ke Medan menunda keberangkatannya, dan pada saat itu juga Raden gelisah karena Senin ia akan sekolah dan banyak yang harus ia kerjakan sebelum hari Senin.

Pesawat baru akan terbang pada Sabtu malam, yang berarti ia akan sampai di Medan pukul 12.30. perjalan dari Bandung menuju Medan menempuh waktu kurang lebih 2 jam 30 menit, DNA pesawat baru akan lepas landas pada jam 10. Bahkan dalam pesawat ia juga mengerjakan sebagai tugasnya, sebelum akhirnya ia tertidur.

---

Karena mendapat hukuman terlambat, Raden harus ikut dijempur setelah upacara selesai di depan tiang bendera; walaupun ia tidak sendirian ia tetap malu karena semua orang mengenalnya.

Ia melihat temannya indah yang sedang tertawa di meja piket sembari melihatnya, rasanya ia ingin segera memberikan pelajaran untuk teman sebangkunya itu.

"awas aja lo yaa" geram Raden saat ditertawakan oleh indah.

Setelah selesai mengisi absen di meja piket, indah dan temannya pergi meninggalkan meja piket sembari sesekali melirik ke arah Raden yang sedang di hukum di depan tiang bendera semabri hormat pada sang merah putih.

Satu jam mata pelajaran akhirnya berakhir, yang artinya Raden sudah bisa kembali ke kelasnya. Ia berjalan melewati koridor sekolahnya menuju kelasnya, ia kini berdiri tepat didepan kelas yang memiliki tulisan XI IPA 1 yang tertempel tepat atas pintu kelasnya.

Ia mengetuk pintu kelasnya yang membuat guru matematika yang sedang menjelaskan pada teman sekelasnya berhenti sejenak, guru tersebut melihat wajah Raden lalu mengizinkan Raden masuk.

Raden menyalam guru sebelum ia duduk di bangkunya, bangkunya berada di nomor 2 dari depan meja guru. Ia melihat indah teman sebangkunya yang fokus mencatat materi yang sedang dijelaskan kemudian ia menyunggingkan bibirnya melihat indah.

Raden menarik bangkunya dan duduk di sebelah indah, ia mulai membuka bukunya dan melihat guru yang sedang menjelaskan di depan papan tulis tersebut.

Indah tau bahwa Raden sudah menyelesaikan hukumannya bahkan ia menunggu hal tersebut, ia bolak balik melihat ke arah jam tangannya dan berharap agar les pertama cepat berakhir agar hukuman yang Raden jalani juga berakhir. Betapa leganya dia saat mendengar pengumuman memasuki jam pelajaran yang kedua, ia bolak balik melihat ke arah pintu untuk memastikan Raden tidak berkeliaran setelah mendapatkan hukuman dan itu dia, Raden mengetuk pintu kelas mereka.

Indah sejak tadi menahan untuk tidak memperdulikan Raden, dan entah mengapa kini ia hanya bisa melihat Raden yang berada disebelahnya. Ia tidak pernah berhenti mencintai pria yang ada disebelah ini, dan ia malah akan jatuh cinta, jatuh lagi dan lagi untuk yang entah kebetulan kalinya.

"fokus papan tulis noh, buk meli ngamuk ntar" tutur Raden tanpa melihat wajah indah yang sontak membuat indah terkejut.

"ya emang dari tadi gue fokus ke prlajaran buk meli woo"

Indah mencoba untuk tetap tenang saat kepergok, ia mencoba untuk menenangkan detak jantungnya yang berdegup tidak karuan; ia seperti tikus yang tertangkap basah saat mencuri keju.

still with you - with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang