XV | confession

3 1 0
                                    

Faiz melaju dengan cepat menggunakan motornya, hingga akhirnya ia tiba dirumah indah.

Ia berdiri didepan rumah indah sejak lima menit yang lalu, ia bingung ia harus apa untuk memulai percakapan antara keduanya.

Ia menekan bel rumah indah dan tidak lama indah keluar dari rumahnya.

“loh? Faiz? Lo ngapain?” tanya indah saat melihat wajah Faiz yang merah karena terbakar panasnya sinar matahari.

“GUE MAU LO JADI MILIK GUE!” kalimat tersebut meluncur dari mulut Faiz dengan gampangnya.

“ma.. maksud lo?” tanya indah yang bingung dengan perkataan Faiz barusan.

Faiz meraih tangan Indah dan menggenggamnya erat, menatap kedua mata indah dengan seksama.

“gue mau lo balik jadi tutor gue lagi” bodoh sungguh bodoh Faiz bodoh batinnya.

“ohh, yaudah. Lagian gue ikhlas kok berbagai ilmu, gue ga berharap apapun dari lo kok; cukup lo menghargai gue aja"

“o-ohh, iya gue janji gue akan lebih hargai lo”

“bagus dehh, tapi ngomong-ngomong lo ke sini cuma mau bilang itu aja? Kan bisa lewat wa?”

Mampus, ketauan sudah kebodohan ini batin Faiz menggerutu.

“aaa...., gue juga ngerasa bersalah tentang kejadian tadi. Gue minta maaf yaa, karena gue lo jadi kena imbasnya” kali ini Faiz berbicara dengan jujur dan sungguh-sungguh untuk meminta maaf padanya.

“oh itu, gapapa kok. Ga ada luka serius juga” jujur saja lebam yang ada di rahangnya masih terlihat sangat jelas.

“tadi gue jatuhin lo ya? Mana yang sakit? Pukul aja gue” Faiz menampar pipinya sendiri.

Indah yang menyaksikan hal tersebut malah tertawa kecil melihat tingkah laku Faiz yang ternyata benar-benar kekanakan seperti yang Fahmi katakan, ia meraih tangan Faiz.

“tampar diri lo sendiri ga akan ngerubah apapun, mending perbaiki diri aja kalo merasa bersalah”

Indah tidak ingin melihat hal sia-sia yang Faiz lakukan, yang ia inginkan hanyalah perubahan sikap Faiz untuk menjadi lebih baik lagi.

Faiz melihat siku indah yang terdapat plester, kemudian menarik dengan kasar karena indah masih berusaha menutupi hal tersebut.

“ini siapa yang pasangin?” tanya Faiz kemudian menatap indah sekilas sebelum kembali melihat kembaran pada plester itu.

“Fahmi" jawab indah jelas, singkat dan mudah dipahami.

“jelek, gue ga suka”

“tapi gue suka”

“apa apaan lo suka sama sepupu gue bahkan baru pertama kali lo liat” raut wajah Faiz terlihat sangat tidak menyukai hal tersebut, ia tidak ingin tambah saingan apalagi dengan sepupunya sendiri.

Indah mencibir kesal karena Faiz langsung berpikir jauh, padahal ia hanya ingin bertanya tentang kabar Faiz setelah bertengkar dengan Raden tadi.

“lo beneran suka sama Fahmi?” tanya Faiz kembali menyakinkan hal tersebut.

“g”

“gue pikir lo cuma suka Raden, ehh taunya sepupu gue juga lo embat. Ga gue aja sekalian?”

“dih najis” pungkas indah lalu ia duduk di kursi yang ada didepan rumahnya.

Melihat indah yang berjalan meninggalkannya dan duduk di kursi yang ada disana, Faiz pun menyusul indah dan ikut duduk di sebelah indah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

still with you - with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang