XIV | quarrel

1 1 1
                                    

Indah menyusul Faiz yang entah kemana perginya bersama Fahmi, ia pergi ke kantin sebagai tujuan akhir tempat nongkrong Faiz. Dan yaa... Ia menemukan Faiz disana yang sedang main game.

Indah mempercepat langkahnya menuju tempat Faiz, begitu ia tiba ia langsung to the point tentang tujuannya.

“maksud lo apa iz?”

Tanya indah pada Faiz yang masih fokus pada layar ponselnya, yang dimana ia enggan untuk melihat maupun mendengarkan indah.

“Faiz lo denger gue ga sih?!”

“maksud apasi ndahh?.....” tanya Faiz yang kini beralih menatap indah, ia langsung mematikan layar ponselnya.

“ya maksud perkataan lo tadi, jangan datang kerumah lagi?”

“ohh ituuu, ya lo ga perlu dateng ke rumah gue lagi” jawab Faiz dengan santainya.

“lo ngebohongin gue ya? Jadi tentang beasiswa itu? Lo bohong juga?”

“gue ga bohong” jawab Faiz singkat lalu memakan kacang yang sudah Fahmi kupas sejak tadi, bahkan Fahmi belum memakannya.

“anj lo!” kesal Fahmi.

“terus alasan lo berhenti apa?” tanya indah dengan mengerutkan alisnya.

“sini duduk, geser mi” Faiz menepuk-nepuk bangku kosong yang Fahmi duduki dan mengusir Fahmi yang sudah pada posisi wenak.

Indah tidak mendengar perkataan Faiz dan tetap berdiri didepan Faiz, tatapannya kini sudah berubah menjadi tatapan kecewa.

Faiz yang melihat itu langsung menarik pergelangan tangan indah agar indah duduk di bangku yang kini sudah kosong tersebut, ia membuat indah terduduk karena ia menarik lengan indah cukup kuat.

“gue bilang duduk indah.....” suara Faiz terdengar sangat lembut dan sopan.

“gue tau kok lo semalam kemana, lo pergi sama Raden kan?”

“kan gue udah izin”

“emang gue izinin?”

“lo izinin”

“lo tau alasan gue ngizinin lo?” Faiz mendekatkan wajahnya pada wajah indah yang membuat jarak antara keduanya sangat menipis.

“karena gue tau lo udah muak sama gue” bisik Faiz tepat ditelinga indah dengan sangat lembut.

“seharusnya lo bilang jangan, ga boleh, atau apapun itu”

“kalau gue bilang gitu, emang lo bakalan lari dari Raden ke gue? Enggak kan?”

Fahmi yang berada disitu hanya menyaksikan hal yang sedang terjadi, ia menonton bagaikan menonton sinetron yang sedang mendapat konflik besar.

“cuma karena itu?” tanya indah yang kini memundurkan wajahnya.

“terus, apalagi yaaa.. ah! Lo juga ga prioritaskan gue sebagai murid lo" Faiz kembali mendekatkan wajahnya, begitu pula dengan indah yang memundurkan wajahnya sehingga ia hendak terjatuh kebelakang jika Faiz tidak menangkapnya.

Faiz dengan cepat menarik pinggang indah dan menariknya kedalam dekapannya, detak jantung keduanya sedang berada di titik tidak karuan hanya karena hal tersebut.

Kembali lagi pada Fahmi yang hanya bisa menganga melihat hal tersebut, matanya membulat sempurna menyaksikan hal yang sama seperti ada di drama yang adiknya tonton itu.

“katanya izin ke toilet, tapi kok pelukan?” Raden yang baru saja tiba membuat mereka tersadar, Faiz yang mendengar suara Raden sontak melepaskan indah dan membuat indah terjatuh.

still with you - with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang