O5 ; ajakan.

970 127 9
                                    

Haruto memasuki area pekarangan sekolahnya, tas ia tenggerkan apik di bahu kanannya, sebelum turun dari motor merah kesayangannya ia merapikan rambut hitam legamnya dan mulai berjalan masuk.

Di area koridor haruto masih tetap berjalan dengan santai, matanya ia fokuskan ke depan tak memperdulikan orang-orang yang terus memuji dirinya.

Kemudian langkahnya terhenti tepat di pintu masuk kelas kala melihat mashiho dan junkyu tengah saling bermesraan, keberadaannya membuat atensi kelas tertuju padanya termasuk mashiho dan junkyu.

Dapat ia lihat dengan jelas junkyu tak mengedipkan matanya, haruto tersenyum tipis, junkyu terlalu mudah jatuh dalam pesonanya dan ia cukup puas.

Haruto mengunci mata mereka berdua dengan mulai berjalan ke arah meja belakang di mana mashiho dan junkyu berada, masih dengan senyum tipisnya ia mendaratkan bokongnya dengan nyaman, ranselnya ia taruh di belakang dan melipat kedua tangannya di depan dada.

Aktivitas di depannya terhenti, junkyu dan mashiho malah terlihat canggung satu sama lain.

"Kenapa berhenti?, ku pikir kalian akan saling berpelukan sekarang" ejeknya.

Junkyu memberengut kesal, ia menekuk wajahnya tak terima, namun hal itu membuat haruto semakin ingin menaklukkan dominan jadi-jadian di hadapannya.

"Dominan seperti apa yang memberengut lucu di hadapan kekasihnya sepertimu?"

"Hentikan omong kosongmu Watanabe sialan Haruto!" ucapnya menggebu, lalu beralih menatap mashiho dan mengusap rambutnya sayang.

"Jangan dengarkan 'pedofil' itu, kembalilah ke kelasmu, kita akan bertemu lagi di jam istirahat, aku mencintaimu", junkyu menekan kata pedofil membuat haruto mengerjap tak percaya, yang benar saja.

"Iki mincintiimi"

•••

Sekarang jam istirahat, junkyu menepati janjinya, ia dan mashiho kini berada di meja yang sama, jangan lupakan jihoon yang selalu mengekori mereka berdua.

"Kau ingin makan apa?", tanyanya sesaat setelah mereka sudah memposisikan diri masing-masing dengan nyaman.

"Aku mie goreng saja", jihoon menyahut membuat junkyu mengernyit.

"Aku bertanya pada mashiho, bukan dirimu!"

"Pilih kasih sekali"

"Samakan saja dengan jihoon, aku juga akan makan mie goreng", mashiho menengahi perdebatan dua orang di dekatnya, membuat jihoon tersenyum puas dan mengejek junkyu yang sudah memberengut kesal.

"Boleh aku ikut bergabung?", haruto datang dan berdiri tepat di samping junkyu.

Junkyu menatap sinis "Ke tempat lain saja!", usirnya.

"Aku tidak akan minta untuk bergabung kalau masih ada meja yang kosong tuan muda junkyu"

Junkyu melihat sekeliling area kantin dan benar saja sudah tidak ada tempat kosong kecuali kursi di sampingnya.

"Yasudah"

Haruto tersenyum manis "Terima kasih".

Junkyu mengabaikan, ia kembali sibuk memberikan usapan lembut pada mashiho, "Pulang sekolah, ayo kita pergi jalan? Kau mau?", ajaknya.

"Tidak bisa, aku harus menjemput sepupuku di bandara, dia baru saja kembali dari Jepang", tolaknya.

Junkyu tersenyum tipis, "Yasudah lain kali saja", ia lalu menurunkan usapannya.. mashiho selalu saja seperti ini.

Haruto menyadarinya, nada kecewa tak luput dari pendengarannya, ia menatap junkyu yang terlihat memaksakan senyumnya, kasihan sekali.

•••

Junkyu sudah bersiap untuk pulang, sebelumnya ia menawari mashiho untuk di antar, namun pemuda manis itu menolaknya lagi jadi mau tidak mau dia pulang sendirian.

Memasuki area parkiran, junkyu melihat haruto tengah memainkan ponselnya dengan menyenderkan satu lengannya diatas motor.

Memilih mengabaikan, ia kemudian berjalan menuju motornya berada, sebenarnya ia ingin pergi berjalan-jalan sebentar tapi mashiho menolak ajakannya jadi yasudah, dengan mood yang tidak baik dia menaiki motornya.

Kegiatannya yang hendak menyalakan mesin motornya terhenti kala suara berat menyapa telinganya.

"Ayo pergi bersamaku"





To be continued...

DOMINAN ; harukyu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang