O9 ; ketahuan.

1K 129 21
                                    

Pukul 23.56 terlihat junkyu yang masih tetap pada posisinya yang berbaring dengan kedua tangan yang ia lipat menumpu kepalanya.

Dahinya berkerut tanda ia tengah memikirkan sesuatu, lebih tepatnya memikirkan perkataan dan juga eum ciuamannya dengan haruto.

Junkyu berdecak pelan, "Apa yang disembunyikan haruto? Kenapa sangat susah sekali memberitahuku langsung"

Ia mengacak rambutnya frustasi, memikirkan haruto membuatnya lupa untuk sekedar bertegur sapa dengan kekasihnya di roomchat, ah dia jadi rindu.

Ting..!

Baru saja ingin memeriksa ponselnya, sebuah notifikasi dari kekasihnya itu masuk, namun lagi junkyu mengernyit bingung.

Mashiho
Kau tidak usah terlalu memikirkan perkataannya hoon, dia hanya ingin bermain-main dengan kita saja.

Sebentar, siapa hoon? Junkyu menggeleng ribut, berusaha berfikir positif.

Junkyu
Oh.. Hoon? Maksudmu?

Mashiho
Maaf, sepertinya aku salah kirim, hoon itu sepupuku.

Junkyu
Oh begitukah, sekarang kau sedang apa?

Mashiho
Tidak ada, aku mengantuk sekali, sepertinya aku ingin tidur, selamat malam junkyu.

Junkyu
Haha baiklah, selamat malam jangan lupa mimpi indah.

Junkyu tersenyum kecut, begitukah? Ia kemudian mengamati roomchat keduanya, mashiho tidak sedang berbohong padanya kan? Ia ingin terlelap tapi sepertinya ia benar-benar ingin mendengar suara kekasihnya yang sudah lama tidak menyapa indra pendengarannya akhir-akhir ini.

Jari jempolnya kemudian menekan tombol telepon di ujung atas layar handphonenya, namun yang ia dapati membuatnya sakit hati.

Sedang berada di panggilan lain...

Hal yang paling tidak bisa ia terima adalah fakta bahwa mashiho berbohong.

Ia lalu mencari kontak jihoon dan beruntungnya dia juga sedang aktif, bermaksud ingin mengeluarkan keluh kesahnya namun hal yang sama juga ia dapati dari sahabat dekatnya. Jihoon berada di panggilan lain.

"Apa ini yang dimaksud haruto?"

Tidak mau, dia tidak mau berburuk sangka dulu pada sahabat dan kekasihnya sebelum ada bukti yang benar-benar bisa membungkamnya.

"Aku percaya kalian."

***

Haruto mengamati junkyu, pemuda manis itu tampak lesu dengan bawah mata yang menghitam, ia kemudian melirik jihoon yang tampak tak peduli dengan kondisi sahabatnya.

"Syut, hey!" Haruto menarik baju junkyu dari belakang membuat pemuda itu menoleh dengan wajah masamnya.

"Apa?"

"Kau baik-baik saja?" haruto terdengar khawatir.

"Apa aku terlihat baik-baik saja sekarang?" junkyu balik bertanya membuat haruto diam, sepertinya junkyu sedang dalam mood yang tidak bagus.

***

Junkyu menghela nafasnya, sekarang jam istirahat tapi dia tidak melihat tanda-tanda mashiho datang menyusulnya seperti biasa, tadi haruto sudah mengajaknya ke kantin tapi dia menolak dengan alasan malas, jihoon sendiri sudah pergi entah kemana tanpa melihat kearahnya membuat kepalanya semakin pusing.

Sekarang dia benar-benar sendirian di dalam kelas.

"Hufh, sepertinya aku harus menenangkan diriku dulu", junkyu kemudian bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas, tak seperti teman-temannya yang lain, ia memutuskan untuk pergi ke rooftoop sekolah.

Saat dalam perjalanan ia berpapasan dengan haruto dari arah yang berlawanan, haruto tampak membawa roti dengan susu pisang di kedua tangannya.

"Mau kemana?" haruto bertanya.

"Ke rooftoop, aku bosan.." keluhnya.

Haruto mengangguk lalu memberikan roti dan susu yang sudah ia beli di kantin tadi.
"Ambil ini, isi perutmu, eum.. kau mau kutemani?"

Junkyu menerimanya, ia kemudian tersenyum dan mengangguk, "Ayo, aku juga ingin berbincang-bincang, mashiho dan jihoon sudah tak pernah mengajakku berbicara", ujarnya sedih.

Haruto mengusap rambut junkyu pelan, membuat junkyu terlonjak kaget dengan mata yang berkedip kedip membuat haruto tersenyum tampan.

"Kan masih ada aku, kau tak perlu mengkhawatirkan mereka"

Junkyu tampak mengangguk kaku dan berjalan mendahului haruto yang terkekeh geli melihatnya malu-malu.

***

Junkyu terlalu bersemangat sekarang, bahkan ia melupakan haruto yang masih tersenyum dibelakang nya, junkyu hendak membuka pintu rooftoop setelah ia sampai ditangga paling atas, namun samar dia mendengar suara dua orang yang terdengar tak asing untuknya.

Melihat junkyu yang terdiam di tempat membuat haruto mengernyit heran..

"Kau kena—"

Omongannya terhenti saat junkyu membawa jari telunjuknya menuju bibir menyuruhnya diam.

"Kau yakin tidak akan ada orang yang datang kesini?"

"Kau tenang saja, aku tau kau takut junkyu akan datang dan menangkap basah kita berdua, tapi aku sudah lama mengenalnya, dia tidak suka bahkan jarang mengunjungi tempat sepi seperti ini.. jadi sekarang hanya ada kita berdua"

Junkyu kenal, bahkan haruto juga kenal! Junkyu tampak berbalik menatap haruto dengan mata berkaca-kaca.

"H-haruto..."

Haruto menarik junkyu menjauh, membawanya ke bawah dan memeluknya erat.

"Tidak apa-apa, aku bersamamu" ujarnya yakin dengan tangan yang sibuk memberi usapan pada punggung pemuda yang tampak bergetar.

"Kekasihku dan sahabatku hiks, mereka mengkhianatiku" junkyu memeluk haruto tak kalah erat, ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik lelaki Jepang itu.

"Tidak apa-apa junkyu, aku selalu bersamamu, aku menyayangimu"

Tanpa diketahui haruto tersenyum sinis menatap pintu rooftoop di atas sana.

"Kena kau bajingan"







To be continued...

Halo semuanya, aku baru balik maaf ya, makasih juga udah mau selalu nunggu cerita ini update.. bisa tinggalin voment gak? Biar mood aku nulis gak anjlok-anjlok amat hehe <3

DOMINAN ; harukyu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang