O6 ; bercanda.

960 125 5
                                    

"Berhenti menekuk wajahmu, aku sudah berbaik hati menemanimu hari ini", haruto menatap jengah junkyu yang terus menerus menekuk wajahnya sedari tadi.

"Aku tidak menyuruhmu menemaniku, kau saja yang tiba-tiba datang dan menawariku", elaknya.

Sekarang mereka berdua sedang berada di tempat yang menjual cemilan dan makanan berat lainnya, setidaknya bagi haruto ini lebih baik dari pada hanya berdiam diri di rumah.

"Kau ingin makan sesuatu?", tawar haruto.

Junkyu melirik sekilas, "Jangan sok perhatian, aku tak akan tergoda padamu" ujarnya percaya diri.

Haruto terkekeh, "Siapa yang menggodamu? Apa sekarang menawari makanan termasuk godaan?", tanyanya sarkas.

Junkyu tak menggubris, ia tampak bingung dengan jawaban yang akan ia keluarkan.

Haruto melipat kedua tangannya, mengangkat satu alisnya dan tertawa remeh "Bahkan sebelum aku sempat menggodamu, ku pikir kau sudah lebih dulu tergoda", ujarnya santai.

Alis junkyu semakin menukik tajam "Asal kau tau, mashiho jauh lebih menggoda dari dirimu!", ucapnya yang berbanding terbalik dengan kedua pipinya yang bersemu merah.

"Ya ya ya, terserah kau saja"

Mereka kemudian sama-sama terdiam, membuat suasana di sekitarnya canggung.

"Ayo cari makan, aku lapar", junkyu berbicara dengan wajah yang ia palingkan tak ingin menatap raut haruto yang kini mengejek dirinya.

"Kupikir kau akan puasa sampai tahun depan"

Junkyu berdecak "Bisakah kita berhenti sekarang? Aku sudah lapar!"

"Baiklah, kau mau makan apa?"

Junkyu menoleh melihat sekitar, matanya tertarik pada satu kedai yang menjual sosis bakar.

"Ayo kesana", ajaknya.

•••

"Kau sudah kenyang?", tanya haruto.

"Ya.."

"Kalau begitu ayo pulang", ajak haruto karna suasana sudah mulai menggelap, mereka sudah terlalu lama berkeliling hingga lupa waktu.

Junkyu melirik, "Kau duluan saja, aku masih mau di luar"

Haruto memutar bola matanya malas, sepertinya junkyu sedang ingin bergalau ria perihal kekasihnya yang belum memberinya kabar sedari tadi.

"Sudah ku bilang, kau tidak cocok jadi dominan"

Junkyu menoleh, wajahnya masih menunjukkan raut tak terima, "Berhenti mengatakan omong kosong, aku bahkan bisa mengencanimu sekarang juga"

Haruto sedikit terkejut namun kemudian terkekeh geli "Kalau begitu.."

Ia memperbaiki posisinya lalu membawa jemarinya menyentuh dagu junkyu dan mengarahkannya untuk saling bertatapan, "Lakukan sekarang, bagaimana kau mengencaniku"

Jantung junkyu berdegup lebih kencang, maniknya tak berhenti menatap sosok di hadapannya, ia terkejut bukan main, ia tak menyangka haruto akan seberani ini padanya.

Junkyu memalingkan wajahnya, "Aku hanya bercanda!", ucapnya tegas terkesan sedikit gugup.

Haruto tersenyum miring, dia tau dia sudah menang, hanya perlu memantapkannya saja, sampai junkyu benar-benar mengakui kekalahannya sendiri.

"Tapi aku sedang tidak bercanda, dengarkan aku Kim junkyu, nanti.. bukan kau yang akan mengajakku berkencan dan menjadikanku pihak bawahmu, tapi aku yang akan mengencanimu dan menjadikanmu milikku", haruto berujar dengan suara berat dan dalam miliknya.



To be continued...

DOMINAN ; harukyu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang