3.

9.8K 804 79
                                    


Maaf banyak typo

****

3
Sambil menunggu Raden yang sedang poop dalam toilet alfama**, Sari terlihat sangat menikmati cokelat batang yang Raden belikan untuknya. Tak ada rasa jijik atau apalah makan dekat toilet. Sari sudah terbiasa, karena mengurus neneknya yang sakit di rumah.
Ah, ya. Setelah kasir selesai menghitung dan membungkus jumlah belanjaan mereka atau lebih tepatnya, Raden. Raden tiba-tiba mengeluh mules dan nggak bisa tahan kalau harus menunggu sampai rumah, membuat Raden 6  menit yang lalu, masuk ke dala toilet tempat mereka belanja, sedangkan belanjaan mereka, Sari titip simpan di dalam sebentar, nggak mungkin Sari tenteng, belanjaan mereka satu plastic besar warna merah, bobotnya lumayan berat.  Mau simpan di bawah lantai, jorok.

Suara derit pintu yang agak nyaring, membuat Sari sedikit tersentak kaget, dan reflek membalikan badannya keasal suara, dan yap, Sari berdiri membelakangi toilet, dan cokelat yang ada di tangan Sari, terjatuh begitu saja di atas lantai, di saat Sari melihat kondisi Raden saat ini,  tubuh bagian bawahnya hanya di tutup oleh cd warna merah anak nakal itu.

“Mana celanamu…”

“Ada eek sedikit, sudah aku buang dalam tong sampah,”Ucap Raden dengan wajah tak berdosanya, dan Sari secepat kilat masuk ke dalam toilet dan membuka cepat tong sampah plastic yang ada di sudut kanan toilet kecil ini, dan benar saja… celana merah hati milik Raden ada di dalam situ dalam keadaan yang sudah basah kuyup.

“No, sudah kotor, buang saja, jangan pegang, Mbak. Ayo kita pulang….”

“Seharusnya, bukan celanamu yang kotor, tapi cd mu Raden. Kenapa kamu buang celana….”

“Ck. Aku lupa pake cd pagi tadi, dan cd yang ku pake bukan milikku, aku menemukannya di gantungan di atas kepala mbak….”Ucap Raden kesal. Dan Sari jelas, mendongak kearah gantungan yang Raden maksud, dan hampir saja Sari limbung dan terjatuh tapi untung saja, tangan kecil Raden sigap menahan dan menangkap tubuhnya.

“Itu celana siapa yang kamu pake….”

“Aku nggak tahu….”Ucap Raden cuek.

“Nggak boleh pake sembarangan, bahaya. Lepaskan….”

“No, aku sudah mencucinya dengan sabun. Ayo kita pulang…..”ucap Raden terlihat sangat kesal, dan Raden tanpa menunggu jawaban atau sahutan dari mbaknya yang terlihat ingin pingsan, Raden dengan santai dan tak malu atau takut sedikitpun keluar dari toilet, tapi baru 3 langkah Raden melangkah, Sari menahan langkah dan pergelangan tangan kecilnya.

“Ck. Apalagi, mau di marahin mama, kita telat ini pulangnya, Mbak….”

“Cuci wajahmu dulu ya? Tinta itu nggak baik nempel lama-lama di wajahmu…”

“Nggak mau, tinta melindungiku dari sinar matahari…. “ucap Raden keras kepala, dan tanpa mau di bantah.

Sari? Kali ini, tubuhnya terjatuh begitu saja di atas lantai, begitupun dengan Raden. Nggak mau nahan tubuh mbaknya kali ini,  Raden  kesal. Karena mbaknya cerewet dan penakut.

Huh

*****   

Cobaan apa lagi ini? Kata Raden karena poop, makanan yang ia makan di sekolah  dan di warung bebek bakar tadi sudah habis dalam lambung dan ususnya, sehingga membuat  Raden lapar lagi.

Dan coklet yang sudah mereka beli, serta kind*rjoy mungkin ada 50 an biji dan juga minuman dingin 10 botol, tak akan membuat Raden kenyang. Dan nggak makan itu semua.

Raden ingin makan roti, sehingga membuat Raden dan juga…  Sari kembali berada dalam alfa***. Dan dengan kondisi Raden yang semakin parah. Tadi, hanya telanjang dada dengan wajah penuh tinta. Sedangkan saat ini, Raden hanya mengenakan cd saja, cd yang di kenakan Raden pun basah,  dan hasil temuan Raden di toilet yang pasti lupa dipakaikan oleh ibu dari anak lain yang menggunakan toilet umum itu, dan Raden untuk menutupi dadanya, Raden memeluk tas sekolahnya. Yang sudah Mbak Sari masukan celana dan juga baju kotornya. Secara diam-diam. Dan karena peampilan Raden saat ini, membuat Raden menjadi pusat perhatian untuk kesekian kalinya.
Bayangkan saja, melihat seorang bocah laki-laki berperawakan tengil, rambut agak panjang, hitam lebat, tidak pakai baju, hanya pakai cd basah dan pake sepatu sekolah serta kaos kaki, wajah cemong penuh tinta, membuat semua pengunjung alfama*** menahan tawa melihat Raden.

Raden yang saat ini kesal. Karena Raden merasa pegal. Capek antri, dan masih ada satu antrian di depannya, sial! Kalau tahu antri, Raden tahan saja laparnya tadi, dan mau keluar, Raden sebagai anak baik, nggak mau buat penjaga toko ini kecewa apabila ia mengembalikan barang dan makanan yang sudah ia pilih.
Dan Sari yang melihat tuan mudanya capek, menyolek lembut bahu telanjang Raden yang berdiri di depannya, membelakangi dirinya. Raden menoleh kearah Sari dengan wajah kesalnya.

“Capek?”

“Iyala…”Sahut Raden sewot.
Sari jongkok, siap untuk gendong Raden.

“No, aku nggak mau di gendong…”Ucap Raden semakin kesal. Dan Raden kembali menatap ke depan dengan Sari yang terlihat mengusap pelipisnya kasar.
Berharap, Raden yang pake cd basah dan nggak pakai pakaian, nggak akan sakit nanti karena masuk angina. Ia harus mengundurkan diri nanti sore, kerja jadi baby sitter Raden resikonya besar. Raden terlalu absurd, dan sangat nakal.

Dan Sari, di buat Raden hampir pingsan di saat Raden yang ada di depannya.,

“Huek, bau sekali pantat orang yang ada di depanku, Mbak….”Ucap Raden dengan nada kerasnya, dan Raden juga dengan cepat menutup mulut dan hidungnya dan menghadap cepat kearah Sari yang menatap dengan tatapan menyesal dan memohon maaf pada laki-laki tinggi tegap, berwajah sangat datar dan menyeramkan, orang yang Raden bilang pantatnya bau memakai masker, tapi sumpah, menatap kedua matanya, membuat Sari rasanya ingin pingsan, dan Raden bisa-bisanya, bilang laki-laki yang ada di depan mereka bau, karena Sari sedari tadi, menahan nafasnya kuat, menerima aroma menyenangkan dari orang di depan mereka.

Raden sangat jahil, dan Sari menghembuskan nafasnya lega, di saat orang yang Raden bilang pantatnya bau, sudah kembali menatap kearah depan. Dan sedang mengeluarkan uang dari dompet untuk melakukan pembayaran, dan sial! Sari hampir jatuh terjerembab kebelakang, di saat Raden menarik kasar dan keras tangannya dan Raden…

‘’Aku nggak jadi beli dan lapar, letakan kembali rotinya, Mbak. Pulang cepat, mama ngamuk di rumah sana, dan ini semua karea mbak…”Ucap Raden histeris. Dan tanpa menunggu jawaban atau sahutan dari Sari, Raden langsung meninggalkan Sari.

Dan jelas, dengan panic,  takut Raden kenapa-napa, dengan perasan takut dan bersalah. Sari terlebih dahulu  meletakan begitu saja 3 kotak roti pilihan Raden lalu berlari secepat kilat menyusul Raden yang ternyata sudah naik di atas motor, bahkan sudah pakai helmnya juga dan memeluk tasnya dengan pelukan yang sangat erat di depan dada.

Sial.

Mengundurkan diri, nanti sore akan benar-benar, Sari lakukan.
Raden sangat nakal dan tengil
Seperti saat ini contohnya.
Sari siap, melajukan motornya, tapi urung Sari lakukan di saat Raden yang ada di belakangnya….

“Bentar, jangan dulu jalankan motornya, Mbak…”Ucap Raden tegas.

Menelan ludahnya kasar, Sari terpaksa menurut. Dan Sari menatap dengan deg deg gan kearah tuan mudanya melalui spion.

Dan sial

Raden sedang memberi jari tengahnya pada….

Oh ya Tuhan… pada laki-laki menyeramkan tadi yang Raden bilang pantatnya bau.
Dan Sari mengernyitkan keningnya bingung, melihat laki-laki menyeramkan tadi, yang berjalan sambil menutup pantatnya dengan kedua telapak tangannya, apa yang terjadi? Tanya hati Sari bingung.
Dan sumpah, Sari rasanya ingin jatuh dari motornya di saat Tuan mudanya Raden….

“Om, kamu entah kenapa buat aku kesal, dan eneg…. Jadi, aku sobek saja celana kamu pake pisau lipatku, wlek… jalankan motornya, Mbak. Cepat. Nanti kita di tangkap dan di bawah ke kantor polisi….”Teriak Raden kencang.’yang jelas, di turuti Sari, yang tidak mau sampai ke tangkap polisi seperti kata Raden.

Raden tertawa terbahak. Entah kenapa Raden merasa senang dan puas mengerjai laki-laki sok tadi.
Dengan laki-laki tadi, yang Raden bilang pantatnya bau, yang Raden sobek celananya dengan pisau lipat, terlihat mengepalkan kedua tangannya kuat, dan laki-laki itu yang tidak lain dan bukan adalah Xander…

“Bocah jahanam kampungan, walau kamu bersembunyi di lubang semut, kamu tetap akan kutemukan, kamu akan ku kuliti dan cincang, kamu membuat harga diriku sejatuh-jatuhnya, sialan. bocah jahanam…”Umpat Xander kasar dan tak main-main.

Padahal, tanpa Xander tahu. Bocah nakal bin tengil yang ia umpati dan berjanji akan menyakitinya.  Adalah anak terakhirnya atau anak ketiganya dengan mantan istrinya Sherin. Tanpa Xander ketahui keberadaannya sejak Xander dan Sherin bercerai 7 tahun yang  lalu….

Tbc

Lanjut dan ada yg kepo?

Suka dengan gaya dan tingkah Raden?

EX HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang