31.

3.1K 351 78
                                    



****

31
“Asu, dasar nggak tahu tempat, ciuman depan anak kecil…”ucap Raden dengan geraman tertahannya, membuat Xander dan Sinta kaget bukan main dan sontak menatap keasal suara.

“Stsh, nggak boleh ngomong kasar, sayang…”Ucap Sherin lembut, yang tak di angguki Raden kali ini. Raden yang sudah melipat tangan angkuh di depan dada.

Melihat suasana yang sangat canggung, Sherin nggak mampu berlama-lama lagi di rumah in apalagi sampai bertemu dengan ibu Xander. Sehingga Sherin langsung mengulurkan ponsel milik Xander pada Xander.

Sinar kaget dan terkejut, tak bisa disembunyikan oleh Xander terutama Sinta.  Xander ambil dengan gugup ponselnya ditangan Sherin.

“Kamu lupa ponsel dan dompetmu.” 

“Kasih ponsel papamu, Den…”Ucap Sherin lembut.

Raden mengangguk, memberi dengan wajah jutek ponsel Xander, yang Xander terima dengan tangan yang kaku dan tegang.

“Ck. Dia… aku nggak mau panggil om papa lagi. Nggak sudi.  Panggil om saja, Ma. Kan dia akan    ada anak sendiri tuh bentar lagi. Halah.”Ucap Raden dengan kedua mata yang berkaca-kaca dalam sekejap, entah kenapa, dengar Tante Sinta yang hamil anak papanya, hati Raden langsung terasa nggak nyaman dan nggak suka. Terasa sesak juga

“Eh….”Sherin menggaruk pelipisnya yang nggak gatal, melihat anaknya Raden yang nahan tangis saat ini.
Xander, masih bagai orang tolol.

Tapi, mendengar ucapan anaknya. Xander sontak mendekati Raden. Ingin sentuh dan gendong Raden. Tapi, dengan gesit, Raden menghindar.

“Kami pulang. Maaf mengganggu malam kalian…”Ucap Sherin dengan suara ramahnya.

Sherin ingin kasih selamat pada Sinta, istri baru suaminya. Tapi, nggak jadi. Rasanya gimana gitu. Masa dia yang lebih dulu kasih selamat pada Sinta, melangkahi suaminya Sinta. Enggak.

“Hm, mau di gendong mama…”Rengek Raden manja.
Sherin menurut, langsung menggendong anaknya. Anaknya yang dalam sekejap sudah meneggelamkan wajahnya di ceruk leher Sherin.

“Nggak mampir dulu?”Tawar Sinta yang sudah bisa menguasai dirinya. Sinta malu pada Sherin terlebih pada Raden, karena ia sudah berlaku sangat agresif tadi.

“Jangan sentuh aku, aku capek tahu, mau tidur…”Bentak Raden marah di saat Xander menyentuh kakinya. Dan tidak mau anaknya semakin marah dan membencinya, Xander menurut. Wajah Xander terlihat sangat datar dan dingin saat ini.

Dan wajah Xander semakin dingin di saat Sherin.

“Terimah kasih, nggak Mbak Sinta. Kami ingin ke suatu tempat. Bertemu seorang sahabat lama…”
Sherin ingin membawa anaknya kemana lagi?

Sherin tolol. Anaknya yang habis jalan dengannya seharian,  pasti capek.

“Raden butuh istrahat…”

“Aku  memang capek, Om. Tapi, nggak capek, karena akan bertemu calon papaku… yang gantikan Yayah untuk jaga aku dan mama…”ucap suara itu tegas, itu suara milik Raden yang saat ini, menatap mamanya dengan tatapan penuh arti, agar mama mengiyakan ucapan bohongnya.

Dan Raden tersenyum lega, mamanya paham akan keinginannya dan melakukan apa yang ia suruh.

Padahal, tanpa Raden tahu, Sherin memang akan mengajak Raden untuk bertemu dengan orang, yang bisa saja menjadi papanya sebentar lagi….

Tbc

Mau dan setuju Nikahan Sherin dan Steven di percepat?

Mau anak Sinta di buat keguguran?

Anak Sinta gk keguguran, tapi bukan anak Xander saja, mau seprrti ini?

Kasian Raden wkwkwkw merasa cemburu juga ya... 😂

EX HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang