Izekiel kini tengah berbincang dengan sang Tuan Putri dan Tuan Penyihir, Lucas.
Aneh baginya. Karena dadanya tidak merasa sesak seperti ketika ia melihat sang gadis selalu bersama dengan Lucas. Padahal ia biasa merasakan sakit yang bahkan dapat membuatnya kehilangan akan nafsu makan.
Hingga karena ia merasa sudah tidak ada topik dengan mereka, ia pergi menepi "ah maaf, saya ingin menambah minuman, saya permisi dahulu" ucapnya dengan enteng.
Izekiel berjalan perlahan dengan senyum tulusnya, masih mengherankan akan keanehan dirinya. Apa ia sudah tidak menyukai Athanasia? Itu adalah ketidakmungkinan.
Hingga konflik lain mencuri perhatiannya. Seorang gadis dengan surai coklat lurus berlari dengan senyumnya yang terlihat lebih lepas dari biasanya.
"Zenith?" Tanya Izekiel melihat teman kecilnya berlari kencang menerobos kerumunan pesta dari jauh. Tanpa ia sadari kakinya dengan perlahan ikut tergerak untuk mengejar.
Hingga ia berhenti sejenak ketika melihat bahwa ada orang yang mengikutinya dibelakang. Semakin penasaran dirinya.
Segera ia kejar kedua insan tersebut. Namun ketika ia keluar aula, ia kesulitan untuk menemukan keduanya.
"Astaga kemana mereka berdua?" Ucap Izekiel melihat kesana-kemari, menelusuri sekitar.
Hingga ia melihat punggung Jeremy sebelum sedetik kemudian tubuh itu maju bagaikan melompat keatas ranjang.
Bunyi guyuran air yang keras itu buat hati Izekiel khawatir. Segera dirinya melangkah cepat ke sana.
Dilihatnya posisi yang ambigu, buat kakinya berhenti paksa dengan sendirinya dan memutar kembali berlari ke aula.
Jantungnya berdetak kencang, mungkin seseorang yang berada di sebelahnya akan mendengar suara dentuman kecil dari jantung kecilnya itu.
"Tuap Alpheus? Apa yang anda lakukan di sini?" Sang Cintanya datang di saat yang kurang baik, kurasa.
Izekiel menggeleng sambil tertawa, membiarkan dadanya kembang kempis. "Saya sedikit pobia dengan kelalawar, tadi saya bertemu dengan mereka, tuan putri sendiri mengapa ada di luar?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan.
Athanasia menggeleng. "Kata Lucas tadi ada yang membuat kegaduhan hingga keluar aula, aku mau menegurnya" jawabnya.
"Begitu ya... Mungkin lebih baik esok saja? Karena akan membuang waktu untuk pemain utama pesta ini malah pergi mencari pemain sampingan kan?"
"Benar..."
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona dan Tuan Muda
FanficZenith yang sudah melepaskan diri dari yang lampau dan mulai menjalani hidupnya dengan santai. Tapi Jeremy dengan mudahnya masuk dan mengacau hidupnya, juga hatinya. Jeremy sendiri sudah bertekad untuk setia pada pilihan sang ayah, namun Zenith data...