NdTM Chapter 9

513 73 10
                                    

Jeremy, pemuda itu tengah berjalan-jalan di pasar kaki kerajaan sendirian. Ia sempat berkata bahwa dirinya bosan berdiam diri saja sedangkan kini hampir beberapa ruangan di istana Obelia tidak boleh dihampiri karena sedang di dekorasi untuk acara lusa nanti.

"Kemarin dengan gadis itu aku makan sate dimana ya...." Gumam Jeremy mencari kedai sate yang ia hampiri dengan Zenith.

Mungkin karena pasar lebih ramai dari yang kemarin, kini ia sedikit sulit mencari kedai tersebut. Sampai-sampai kini dirinya tengah membelakangi toko perhiasan karena arus warga yang berdesak-desakan.

Ia berdecak kesal. "Apa-apaan mereka, tidak bisakah berbaris?" Ketus Jeremy.

Dirinya berbalik dan langsung bernostalgia. Dimana ia memasang muka cemberut karena sudah lelah, sedangkan Zenith masih tersenyum cerah melihat-lihat gelang.

Sadar bahwa ia memikirkan Zenith, dirinya memukul kepalanya sendiri. "Apa yang aku pikirkan astaga" katanya.

Namun tiba-tiba, reka ulang saat ia menghancurkan gelang di beberapa hari lalu terputar di benaknya. Entah kenapa ia merasa tidak enak.

Namun dengan cepat ia menggeleng. "Apa peduliku? Toh kami beda kasta" katanya lalu melangkah pergi menjauh.

"Kau sudah merasa baik– kau kenapa?" Tanya Roxanna melihat adiknya kembali ke kamar dengan muka lesu.

"Tidak... Sungguh tidak apa-apa" jawab Jeremy langsung menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.

"Aku tidak yakin kau tidak apa-apa, ayo katakan saja, hanya ada aku di sini" pinta Roxanna.

Jeremy bangkit dan duduk di ranjangnya. "Aku berusaha untuk meminta maaf pada gadis itu dengan membelikan gelang pengganti..." Jawab Jeremy.

"Lalu?"

"Saat aku hendak mengambil satu, tiba-tiba para gadis datang menyerbu buat diriku terpental ke pinggir dan mereka menghabiskan seluruh stok gelang yang sama" lanjutnya.

Roxanna memasang senyum prihatin. "Memangnya kemarin saat membeli gelang itu tidak berdesakkan?"

Jeremy menggeleng cepat. "Kemarin saat awal membeli itu, toko sangat sepi! Makanya aneh sekali!" Ujar Jeremy merajuk.

Roxanna terkekeh geli. "Memangnya gelang apa sih?"

Jeremy berfikir sejenak mengingat ingat apa yang dikatakan oleh Zenith dan penjual perhiasan itu.

"Kalau tidak salah gelang replika dari dongeng" kata Jeremy ragu.

Roxanna langsung terkejut. "Pantas saja" ucapnya menggeleng.

"Apanya yang pantas?" Tanya Jeremy polos.

Roxanna kembali menggeleng. "Kenapa tidak kau ajak saja lady Zenith berkeliling pasar? Lalu kau belikan apapun yang ia mau" usul Roxanna.

Mata Jeremy seakan berkilap, dan dirinya langsung bangkit. "Aku usahakan" katanya dengan eye smile khasnya.

Dirinya segera berlari ke kamarnya dan mengganti pakaian yang lebih santai. Setelah menghabiskan waktu setengah jam sendiri untuk bersiap, kini Jeremy berjalan untuk mencari keberadaan Zenith.

Dengan senyumnya yang masih tertampang di sana, dirinya berjalan dengan santai. Hanya berbekal tubuh dan seperempat hartanya, ia dengan berani hati mengajak Zenith.

Nona dan Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang