"Permisi, Kak. Mau minta tanda tangan mentor." seorang gadis datang menghampiri meja anak Miles.
Bian yang tadinya sedang mencari uban Alister sontak berbinar mendapati siswi cantik yang menghampiri mejanya.
"Lo ngomong sama siapa?" Saddam menaikkan sebelah alis.
"Sama Kak Hades," sahutnya pelan nyaris tak terdengar.
"Suruh Agam aja," tolak Hades.
"Tapi —"
"Lo tuli?" Hades menajamkan mata membuat nyali siswi itu menciut.
"Aduh Dek cantik amat." Agam menghampiri siswi itu. "Biar gue aja yang tanda tangan. "Siapa nama lo?" tanya Agam.
"Sheena Ratulangit, Kak."
Agam mengangguk, ia mencoret kertas tersebut dengan tanda tangan terbaiknya lalu dikembalikan pada Sheena.
"Tadi gue gak liat lo."
"Makasih. Tadi gue telat, makanya dapat hukuman dari Kajor disuruh minta tanda tangan mentor kelas," ucap Sheena.
"Oh pantes."
"SHEENA KOK NINGGALIN!?"
Sheena membalikkan tubuh, ia mendapati temannya yang tengah berlari mendekat. Gadis itu nampak kesulitan bernapas akibat berlari.
"Gak salah gue masuk SMA Aerglo, isinya bidadari semua," seru Bian setelah melihat siapa yang datang.
"Lo lama sih, Kar," ucap Sheena.
"Sabar dong! Gue abis dicegat sama Kakel gara gara seragam gue span." Caramel mengembungkan pipi kesal.
Sheena tersenyum tertekan, ia pun menarik Caramel menjauh dari inti Miles yang sedari tadi memperhatikan dua gadis itu.
"Maaf Kak, permisi."
"Lo jadi mentor di kelas yang isinya dua cewek itu?" Alister bertanya pada Agam, karena Hades sudah pasti tidak akan menjawab.
"Iya, isinya cakep cakep, gue jadi betah," jawab Agam.
"Nanti gue mau tebar pesona di kelas lo lah, Gam." Bian ikut menambahkan.
"Jangan banyak gaya, muka lo itu 11 12 sama kingkong." Saddam terkekeh sembari mengacak jambul anti badai Bian.
Bian berdecak. "Ah berisik lo! Jangan pegang pegang jambul gue!"
"Sekarang mah jamannya mullet, An."
Bian menatap Rigel. "Kenapa harus mullet? Gue gini juga ganteng," ucapnya.
"Karena kalau mullet udah pasti kepelet!" ucap Alister ikut terkekeh.
"Mau digimanain juga itu muka gak bakal berubah." Rigel menimpali.
"Bos liat Bos, belain gue dong!" Bian mengadu pada Hades.
"Kenyataan, An." Jawaban Hades membuat Bian mendengkus.
"HAHAHA." Alister tertawa, lelaki mullet itu memukul meja karena tidak tahan melihat Bian yang selalu ternistakan.
"Gue patahin leher lo semua!"
"Gue juga?" Hades menatap Bian.
"Ya nggak lah, mana berani gue sama lo, Bos!" Bian menyengir.
"Boleh join gak?" lelaki lainnya datang dan langsung disambut hangat oleh anak Miles.
"Widih ada Bang Ibas, boleh lah Bang, sok sini." Agam menepuk tempat kosong disebelahnya.
"Thanks." Ibas menepuk punggung Agam, ia duduk bersebelahan dengan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HADES [TELAH TERBIT]
Teen Fiction[Novel HADES bisa dipesan lewat tokopedia/shopee @yukimedia] Hades Radjadaka, dengan segala kesempurnaannya lelaki berhati dingin itu merupakan President dari sebuah pasukan geng motor. Tapi siapa sangka, sosok arogan seperti Hades justru dipertemuk...