[008]

2.2K 351 31
                                    

"Kebanyakan kegagalan berasal dari takut gagal." — Saddam Karunasankara.

Suara peluit menghentikan aksi lari siswi 10 IPS 2, guru olahraga itu memberi instruksi kepada muridnya untuk kembali membuat barisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara peluit menghentikan aksi lari siswi 10 IPS 2, guru olahraga itu memberi instruksi kepada muridnya untuk kembali membuat barisan.

Caramel sudah cukup lelah karena memutari lapangan sebanyak tujuh kali, lapangan sekolah SMA Aerglo terbilang sangat luas, Caramel merutuki guru olahraga tidak berperasaan itu.

"Dengarkan saya, materi hari ini adalah rol depan di atas matras, dimulai dari anak laki laki dulu, untuk yang perempuan kalian boleh istirahat nanti kembali lagi ke lapangan setelah anak laki laki selesai," ucap guru tersebut.

"Baik, Pak." seru siswi serempak.

Barisan perempuan bubar, Sheena menarik lengan Auristela dan Caramel menepi di bawah pohon.

"Gila ya capek banget." Auristela mengipasi bagian lehernya dengan kedua tangan.

"Kantin yuk, aus nih." Sheena beranjak lalu diikuti oleh Auristela.

"Ayo, Kar." Auristela menarik lengan Caramel guna membantu gadis itu untuk berdiri.

"Males banget gue roll depan, mana biasanya gue selalu miring," ucap Sheena disela langkahnya.

"Sama!" Auristela mengangguk setuju. "Apalagi gue, haduh ini bokong rasanya berat banget buat jungkir balik."

Caramel tidak terlalu menyimak, ia merasa bagian kepalanya terasa sakit seperti ditikam batu batu besar. Gadis itu menghentikan langkah sembari memejamkan mata.

"Kara, kenapa?" Sheena memegang pundak Caramel, "Wtf, muka lo pucet banget demi apa sih twing?" panik Sheena.

"Gue mau ke UKS deh, kepala gue sakit banget, Sheen." Caramel menatap kedua temannya bergantian.

"Gue anter deh." Sheena menahan tubuh Caramel karena takut sewaktu waktu akan ambruk. "Auri, lo beli uduk sama air putih dong, gue temenin Kara ke UKS dulu nanti gue susul lo," ucapnya.

Auristela mengangguk. Gadis itu baru hendak melangkah namun dikejutkan dengan pekikan Sheena.

"Caramel!" Sheena terkejut karena mendapati Caramel pingsan.

"Tolongin temen gue dong!" Auristela menghentikan seorang lelaki tak lain adalah Tenaka Nareswara, sang ketua OSIS sekaligus anggota baru Miles.

"Kenapa bisa pingsan?" Tenaka menggendong tubuh Caramel. "Gila pucet banget muka temen lo," kata Tenaka.

"Abis keliling lapangan tujuh kali, jadi gini deh," jawab Sheena yang terus mengikuti langkah Caramel.

"Gue ke kantin beli uduk dulu ya!" Auristela langsung bergegas lari secepat kilat, ia ikut panik karena keadaan Caramel tidak mengenakan.

Tenaka melewati gerombolan inti Miles yang sedang duduk di koridor sekolah sembari menyanyi.

"Pingsan lagi?" tanya Alister.

HADES [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang