"Tidak ada kehormatan diantara sesama pecundang." — HADES RADJADAKA.
* * * * *
Caramel duduk di halte, gadis itu sedang menunggu jemputan. Dia menatap bosan pada ujung sepatunya. Berselang lama kemudian, Caramel mendapati Hades yang mendorong motor besar milik lelaki itu.
Senyum Caramel mengembang, segera dia menghampiri Hades.
"Motornya kenapa, kak?"
Hades tidak menjawab, matanya melirik Caramel sekilas kemudian kembali mendorong motor tanpa memperdulikan gadis itu.
"Bensin nya habis, kah?" Caramel mengikuti langkah Hades, ntah kemana lelaki itu akan membawa motornya.
"Pom bensin jauh banget loh."
"Mau aku temenin?" tanya Caramel lagi yang bahkan tidak menyerah meskipun Hades mengacangi dirinya.
"Aku punya pantun kak, diajarin kak Bian" Caramel mengulum bibirnya. "Mau denger gak?" tanyanya.
Hades berdecak. "Jangan banyak bicara."
"Oke." bibir Caramel kembali mengatup. "Kura kura makan kepiting, ku kira kita something," ucapnya sangat pelan.
"Ngapain?"
"Ngikutin kakak," jawabnya polos.
"Pulang," usir Hades.
Caramel tidak bergeming, dan terus mengikuti langkah Hades. Melihat Caramel yang keras kepala membuat Hades pusing, gadis itu selalu mempunyai cara untuk mengganggunya.
"Gue bilang pulang."
"Nggak kak." kekeuh gadis itu.
Hades tidak bersuara lagi setelahnya, dia telah sampai di sebuah bengkel kecil, lalu Hades mendorong motornya masuk.
"Bro." pemilik bengkel memeluk Hades ala lelaki. "Motor lo kenapa, Des?" tanya lelaki yang kira kira usianya sepantaran dengan Hades.
"Cuma bocor aja, gak sengaja injek paku." Hades duduk di kursi.
"Gampang lah ini." lelaki itu menghadap Caramel. "Siapa nih cakep bener?" tanyanya.
"Caramel kak."
"Gue Jaki." Jaki berjabat tangan dengan Caramel. "Sorry kalau tangan gue bau oli sama bensin, soalnya gue main mesin bukan main cewek lain," kekehnya.
"Gapapa kak."
Hades berdehem melihat interaksi dua orang itu.
"Perbaiki ban gue," ucapnya. "Dan lo, ngapain di sini? Sana pulang." Hades menatap Caramel tajam.
"Iya, Des." Jaki mengangguk. "Takut bener ceweknya gue godain." lelaki itu mulai memperbaiki ban bocor tersebut.
Caramel tersenyum kecil lalu menghampiri Hades dengan wajah marahnya, ayolah, bukankah Hades memang selalu marah marah setiap harinya, Caramel sudah terbiasa.
"Kakak yang anter aku pulang ya?" pinta Caramel.
"Jangan manja, lo bukan anak kecil lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
HADES [TELAH TERBIT]
Teen Fiction[Novel HADES bisa dipesan lewat tokopedia/shopee @yukimedia] Hades Radjadaka, dengan segala kesempurnaannya lelaki berhati dingin itu merupakan President dari sebuah pasukan geng motor. Tapi siapa sangka, sosok arogan seperti Hades justru dipertemuk...