[004]

2.7K 413 52
                                    

"Disitu tempat duduk gue sama Kara, kenapa lo berdua yang tempatin?" Sheena datang menggebrak meja membuat atensi menyorot kearahnya.

"Tuh masih banyak kursi yang kosong."

"Masih pagi, jangan mancing gue buat pelintir usus lo," ucap Sheena kesal.

"Ngalah aja lah sama cowok."

Sheena memukul lengan lelaki itu. "Kebalik Maemunah! Dimana mana cowok yang ngalah sama cewek!"

"Nama lo siapa sih? Kasar bener jadi cewek."

"Dih siapa lo harus tau," sewot Sheena.

Lelaki itu berdiri dan melihat name tag Sheena. "Sheena Ratulangit, tapi sifat kaya Ratu pantai selatan."

"Anjing ya lo!" Sheena mendorong wajah lelaki itu agar menjauh.

"Ayo berkelahi, aku gak suka kalian rukun," seru seseorang dipojokan kelas.

Sheena memicingkan mata. "Diem, lo itu gak diajak!" hardiknya.

"Besok juga jadian mereka," seru teman kelas lainnya.

Sheena memutar bola mata malas. Baru saja ingin membalas, namun kedatangan Caramel membuat Sheena mengurungkan niatnya.

"Duduk di sana aja yuk." Caramel menarik lengan Sheena yang hendak berontak.

"Apaan sih, Kar. Kan udah ditentuin kursinya, gak bisa gitu dong." Kesal Sheena.

"Udah gapapa, di sini juga gak jauh dari papan tulis kok," ucapnya.

Sheena akhirnya melunak, namun kedua mata itu sempat memicing kearah dua lelaki kurang ajar tadi.

"Baru sehari aja gue kesel, lama lama gue gak betah ada di kelas ini," gerutu Sheena.

"Baru sehari, nanti juga betah."

"Tapi, Kar —"

"Wait, gue kok gak liat Auri ya." Caramel menoleh mencari keberadaan Auristela. "Bukannya kita sekelas juga, kan, sama dia?" tanyanya pada Sheena.

Sheena mengangguk.

"Masih otw kali."

"Mungkin."

"Tangan lo kenapa?" Sheena menyentuh lengan Caramel yang memar.

Caramel reflek menarik lengannya. "Oh ini bukan apa apa, kemarin kan gue sempat tolongin kucing Auri, kebaret ranting pohon deh, gue juga baru ngeuh semalem," jelasnya.

"Lo gak bohong kan?" Sheena memicingkan mata.

"Emang muka gue keliatan kaya pembohong ya?" tanya Caramel.

"Tap —"

"Sutt." Caramel menempelkan jari telunjuknya dibibir Sheena membuat gadis itu terdiam.

"Itu apaan?"

"Pancake." Caramel mengeluarkan tupperware dari dalam totebag.

Wajah Sheena berseri. "Aduh, Kar, gak usah repot repot kali bawain pancake segala."

"Ih apaan!" Caramel menjauhkan pancake itu dari Sheena. "Ini tuh buat Kak Hades tau, bukan lo," ucapnya.

"WHAT?" katakan bahwa Sheena tengah shock. "Kar, lo seriusan mau ngejar Kak Hades?" tanya Sheena.

"Iya lah, dah ya gue mau ke kelas Kak Hades dulu." Caramel tersenyum, lalu bangkit membawa totebag.

Sheena menatap kepergian Caramel dengan mulut sedikit terbuka.

HADES [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang