18. Terakhir Kali

2.8K 737 153
                                    

Doble Up biar cepet tamat🥰

_____

Sudjiati mendesah sedih mendengar nada keberatan dari Astuti soal hubungan seumur jagung Dian dan Rendra. Padahal sebagai seorang ibu, Sudjiati senang Dian menjalin cinta dengan orang nomor satu di kota ini. Rendra adalah calon mantu potensial, yakin bisa membahagiakan putrinya kalau melihat foto-foto mereka yang diambil Mashudi diam-diam. Sayangnya hubungannya dengan Mashudi lah mungkin adalah sumber ketidaksukaan Astuti.

"Nduk, maafin Mama ya. Ibunya Rendra mungkin tidak menginginkan kamu meneruskan hubunganmu dengan putranya."

Dian menarik senyum pedih, usaha penerimaan pada keadaan di sekitarnya begitu kencang. Berkumpul dengan banyak orang di pasar, mendengar kajian ibu-ibu di Mushola via speaker belakang kosan, berefek positif pada pemikiran gadis itu.

"Mas Rendra itu luar biasa ya, Ma?" Buka Dian. Mata sayu gadis itu menerawang, membayangkan paras Rendra yang menawan.

"Selain kalem dan pinter, orangnya juga dewasa. Kalau keluarganya tidak mendukung karirnya dengan tenaga dan finansial, mana mungkin dia bakal ada di posisi sekarang ya, Ma?" Katanya pada Sudjiati yang mengerti arah pembicaraan sang putri.

"Maafin Mama ya, Nduk..." Sudjiati tergugu, baru ini mendengar langsung putrinya memuji lawan jenis di depannya. Sepertinya Dian dan Rendra memang saling mencintai.

"Dian sudah bilang pada Mas Rendra kalau dian nyerah pada hubungan ini. Dian tidak sanggup, Ma." Akunya jujur, membuat air mata sang Mama makin meluruh. Penyesalan selalu datang belakangan. Andai kebahagiaannya bisa ditukar dengan kebahagian Dian, pikir Sudjiati.

"Dian anak baik, Budhe tau kamu sama Rendra saling mencintai." Mulai Astuti baik-baik. Setelah berbicara empat mata dengan Sudjiati, Astuti mencari kesempatan untuk bicara berdua dengan Dian.

"Rendra sudah tidak bisa digugat keputusannya yang ingin meminang kamu. Tapi Nduk," Astuti menatap Dian dengan mata memohon. 

"Budhemu ini tidak sanggup menyakiti adik Budhe walau demi kebahagian anak Budhe. Bagaimana perasaan Mamanya Arjuna Ayunda kalau sampai aku besanan sama perempuan yang sudah menyakiti hatinya sedalam itu?" Katanya membeberkan kesulitannya.

"Kamu juga masih muda, Rendra hendak kujodohkan dengan wanita yang bersih latar belakangnya, sepadan dari segi pendidikan dan juga kemampuan dirinya. Bukannya kamu tidak sepadan, kamu terlalu muda untuk Rendra, Nduk. Karir Rendra masih panjang, butuh seseorang yang berkarakter kuat untuk menemaninya. Budhe mohon sama kamu. Biar saja hubungan kekeluargaan kita tetap terjaga, meskipun kamu tidak jadi sama Rendra. Kita tetaplah berkerabat baik, ya, Nduk. Budhe harap kamu mengerti."

Begitulah yang disampaikan Astuti pada Dian tanpa sepengetahuan Rendra. Pria itu sibuk sekali menerima tamu Mashudi yang sebagian besar mengenalnya. Ucapan kalem penuh bujukan dari Astuti membunuh mental Dian.

'Rendra hendak kujodohkan dengan wanita yang bersih latar belakangnya, sepadan dari segi pendidikan dan juga kemampuan dirinya.' Kalimat Astuti ini terus terngiang-ngiang di kepala Dian. Sekuat tenaga gadis itu menahan tangisnya tidak sampai pecah. Omongan Budhe Astuti sungguh memukul telak seluruh dirinya.

Kembali kepada percakapan dengan Mamanya yang masih menangisi nasib Dian. Wajah putih sang Mama sampai memerah sembab karena mungkin sehari ini juga tidak berjalan menyenangkan baginya. Tekanan dari kerabat madunya jelas menyakiti Sudjiati yang selalu memasang raut baik-baik saja.

"Ma, aku akan berhenti kerja, baik di pasar dan di cafe Ira. Aku juga bakal pulang ke rumah mulai sekarang dan nerima apapun pilihan hidup Mama, asal Mama kuliahin aku lagi ke luar kota."

Pak Bupati, Aku PadamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang