✭7 warna pelangi✭

1.9K 188 13
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak vote ya, jangan lupa spam coment juga ya, terima kasih!

Oh iya, kalian tau cerita aku darimana nih? Dari tiktok, instagram, atau twitter? Haha.
Semoga kalian suka dengan cerita ini.

               —7 warna pelangi—

Di pagi hari seorang remaja terbangun dari tidurnya karena masuknya sinar matahari dari jendela kamarnya dan keributan yang sudah terjadi di rumahnya.

"Lagi?" Remaja itu langsung memasang wajah lelah dan sedikit tegas, ia harus bersiap mendapat kekerasan di pagi hari ini.

Saat ia keluar kamarnya dan turun ke lantai utama, ia sudah melihat sang adik telah di tuntut oleh sang ayah, tidak lain itu adalah Sean.

Sean telah di marahi dan di pukuli habis-habisan, disampingnya sudah ada Steven yang siap menolong adiknya, tetapi Steven kalah, Steven pun pasrah dan hanya bisa terdiam disana.

"Kak jangan mendekat." Sean memberi sebuah isyarat, ia diam-diam memberi aba-aba seperti itu, ia tidak ingin jika sang kakak ikut di marahi oleh sang ayah.

Tetapi Mahesa tidak bisa melihat pemandangan seperti itu di pagi hari, tanpa aba-aba, Mahesa langsung saja mendekati sang ayah dan segera menyelesaikan keributan ini.

"DIAM DASAR ANAK SIALAN!!" Bentak sang ayah kepada Mahesa.

"Jangan pernah anda memukuli adik-adik saya." Ucap Mahesa yang memberanikan diri untuk membela adik-adiknya.

Mendengar perkataan seperti itu Joshua hanya memberikan sebuah senyuman kecil, dan ia tidak segan-segan langsung menonjok wajah Mahesa hingga ia tersungkur ke lantai.

"Masih berani kamu?" Jawab Joshua santai sambil membenarkan kemejanya yang sedikit terangkat.

Raja yang melihat kejadian itu langsung mendekati Mahesa dan membantu sang kakak yang tersungkur di lantai.

"Kak, lo gapapa kan?" Tanya Raja yang khawatir kepada kakaknya, sebab ia sudah melihat darah yang keluar dari sudut bibir Mahesa.

"Dek, lo jangan deket-deket." Mahesa memberi isyarat agar Raja cepat pergi dari situ, jika tidak Raja juga akan menjadi sasaran sang ayah.

"Wah wah, ada pasukan lainnya." Ucap Joshua yang melihat kedatangan Raja yang sedang membantu Mahesa.

"Brengsek." Samar-samar Raja berkata seperti itu, tetapi tetap saja, Joshua bisa mendengarnya.

BUGHH..

Suara itu terdengar sangat keras, itu suara pukulan yang di daratkan pada perut Raja.

Raja hanya biasa-biasa saja, ia memang sudah terbiasa, Raja hanya memegang perutnya yang terasa nyeri usai di pukul oleh sang ayah.

"Mau anda apa?" Tanya Mahesa yang memberanikan diri untuk menanyakan hal itu.

"Kembalikan istri saya." Jawab Joshua yang tiba-tiba saja wajahnya terlihat kusam.

"Dasar gila." Steven Berbicara seperti itu.

Lagi dan lagi, sebuah pukulan mendarat.

Joshua mendaratkan satu pukulan di bagian wajah Steven.

"Jaga mulutmu anak sialan."

Joshua telah menganggap mereka adalah anak sialan, karna ia pikir mereka lah yang menewaskan istri tersayangnya.

"Sekarang kalian masuk kamar sekarang." Tutur Joshua dingin tetapi tegas, ia menyuruh anak-anaknya itu untuk memasuki kamar.

Untung saja sekarang hari libur, jika sekarang mereka masuk sekolah pasti sudah di tertawakan oleh teman-teman sekelasnya, sebab mukanya yang kusam dan banyak lebam disana.

7 Warna Pelangi | Enhypen[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang