✭7 warna pelangi✭

810 79 1
                                    

                —7 warna pelangi—

Di pagi yang cerah dan indah, sinar matahari menembus masuk ke dalam kamar seorang remaja, sinar matahari membuat anak itu kesilauan dan memutuskan untuk bangun dari tidur lelapnya.

"Mataharinya cerah, seakan matahari itu sedang tersenyuk bahagia tanpa ada beban." Gumam nya tanpa bersuara.

Ia keluar dari kamarnya dan menampakkan sesosok sang kakak yang sepertinya juga baru bangun dari tidurnya.

"Pagi Jer." Sapa Mahesa saat ia melihat Jeremy lewat di depannya sambil meraba-raba sekitar menggunakan tongkatnya.

"Oh, pagi juga kak." Sapa Keremy kembali.

"Lo gak kerja, kak?" Tanya Jeremy kepada Mahesa.

"Enggak dulu, gue sedikit gak enak badan." Jawab Mahesa.

Jeremy hanya mengangguk singkat.

"Jer, lo inget gelang pemberian mama gak?" Tanya Mahesa tentang gelang secara tiba-tiba.

"Gelang? Ah iya gue inget, gue masih simpen gelang itu di laci nakas." Jawab Jeremy.

"Gelangnya gak lo pakai?" Tanya Mahesa lagi.

"Sering, tapi cuma kalau malam." Jawab Jeremy lagi.

"Kenapa malam doang?" Tanya Mahesa yang penasaran mengapa Jeremy hanya memakai gelang itu pada saat malam hari.

"Karna kalau gue gak bisa tidur, gue pakai gelang itu, dan gue ngerasa ada sosok mama, pada akhirnya gue bisa tidur." Jawab Jeremy memperjelaskan mengapa ia hanya memakai gelang itu pada saat malam hari.

"Lo yakin Jer? Mama kan udah gak ada." Ucap Mahesa sedikit merinding.

"Gue tau mama udah gak ada, tapi setiap gue pakai gelang itu, gue terbayang sosok mama." Ucap Jeremy.

Mahesa sedikit termenung dan tidak berkata apa-apa.

"Gue ke kamar dulu ya." Ucap Mahesa sambil menepuk pundak Jeremy beberapa kali.

Jeremy pun hanya mengangguk dan Jeremy pun pergi ke lantai utama.

                               ***

Mahesa mencari kesana kemari gelang pemberian mama, ia lupa menaruh kotak itu dimana. Tetapi pada akhirnya Mahesa menemukan gelang itu

"Akhirnya ketemu, gue pikir hilang, kalo hilang pasti mama bakal marah sama gue." Ucap Mahesa pada dirinya sendiri.

Mahesa sedikit meniup debu-debu yang menutupi kotak itu. Mahesa membuka kotak hitam itu dengan perlahan, dan menampakkan sebuah gelang cantik berwarna silver dan tergantung angka 7 disana.

Mahesa menatap gelang itu dengan mata yang berbinar, sudah berapa lama ia tidak melihat gelang ini lagi, gelang itu masih sangat bagus walau sudah lama ia simpan.

Gelang itu melingkar di lengan Mahesa sekarang, gelang cantik pemberian dari mendiang sang ibu.

"Mahesa, semua mama serahin sama kamu. Walau mama udah gak ada, jiwa dan bayang-bayang mama masih ada di hati kamu, selalu." Kata-kata itu tiba-tiba saja muncul di otak Mahesa.

Nafas Mahesa kini tersengal-sengal, dadanya berdegup dengan kencang. Mahesa berusaha menahan bendungan air matanya yang sudah siap jatuh kapan saja.

Mahesa menarik nafas lalu menghembuskannya ke udara, ia berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Sial, memori yang gue hindarin malah berputar di otak gue." Gumam Mahesa sendiri.

                               ***
Steven berjalan keluar dari kamarnya, ia berniat untuk turun ke lantai utama hanya untuk mengambil segelas minuman, tenggorokannya kini terasa sangat kering.

7 Warna Pelangi | Enhypen[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang