✭7 warna pelangi✭

1.3K 83 5
                                    

                 —7 warna pelangi—

"Sudah saya bilang, saya tidak menginginkan apa-apa." Jawab Joshua.

"Manusia gila." Gumam Jeremy di iringi isak tangisannya.

"Karna kalian, perempuan yang saya cintai telah pergi." Ucap Joshua dengan nada yang memilukan.

"Itu takdir Tuhan." Jawab Jeremy singkat.

"Mana mungkin?" Ucap Joshua tidak percaya.

"Semua sudah di atur oleh sang Maha Kuasa, apapun takdir semesta anda harus mengikhlaskannya." Ucap Jeremy panjang lebar.

"JANGAN BANYAK BICARA KAMU!" Ucap Joshua dengan tegas.

Sontak mereka langsung diam termasuk Jeremy yang sedari tadi mengoceh kepada ayahnya.

Joshua mengarahkan pistol itu kepada mereka dan bersiap ingin menembak salah satu dari mereka.

Mahesa yang sedang menangis pun melirik kearah ayahnya, dan ia melihat jika sang ayah sedang bersiap untuk menembakkan pistol itu kearah mereka.

"Awas!" Tutur Mahesa menyingkirkan keempat adiknya.

Saat Mahesa menyingkirkan keempat adiknya pistol itu menembakkan peluru lagi. Peluru itu mengenai dada Mahesa.

"SIALAN, APAKAH ANDA INGIN MERUNTUHKAN KELUARGA SAYA?!" Ucap Raja dengan nada tinggi.

"Memang itu tujuan saya." Sahut Joshua.

"Kalian selalu bersama seperti warna pelangi yang takkan pernah terpisahkan selamanya." Lanjut Joshua.

"Apakah anda masih mempunyai akal? Jika anda ingin di sehut sebagai seorang ayah, mengapa anda melakukan ini?" Tanya Juna dengan tatapan sinis.

"Sudah saya bilang, saya benci kalian." Jawab Joshua.

"Juna, udah gapapa, gue gapapa." Ucap Mahesa pelan.

"Juan, ayo kita kabur aja." Ucap Jeremy.

"Gak." Jawab Juna singkat.

"Kalo kita pergi, nanti kak Mahesa, kak Zaydan, sama kak Steven gimana?" Lanjut Juna. Juna khawatir dengan kakak-kakaknya yang sudah terbaring lemas dan di penuhi oleh darah.

"Ayo kita rangkul mereka." Ucap Jeremy.

Sean, Juna, dan Raja menyetujui ucapan dari Jeremy.

"Biar gue yang alihin perhatian dia, kalian pergi." Ucap Jeremy lalu pergi untuk mengalihkan perhatian pria di depannya.

Ketiga remaja itu merangkul ketiga kakaknya yang sudah lemah tidak berdaya.

Raja yang merangkul Steven dan Zaydan, sedangkan Sean merangkul Mahesa dan membantu mendorong kursi roda milik Juna.

Mereka saling memberi aba-aba. Raja, Sean, Juna berhasil keluar dari gudang itu bersama ketiga kakaknya, tetapi Jeremy masih mengalihkan perhatian Joshua—ayahnya.

Tiba-tiba saja kedua bibi mereka datang dengan tergesa-gesa.

"Den, kalian gapapa?" Ucap bibi itu memastikan jika tuan nya ini baik-baik saja.

"Bi, tolong bawa kak Mahesa, kak Zaydan, sama kak Steven ke rumah sakit, bi." Ucap Raja dengan nafas yang memburu.

"Baik den." Jawab bibi itu singkat.

Joshua memperhatikan itu lalu kembali memperhatikan Jeremy.

"Pintar juga kamu mengalihkan perhatian saya." Ucap Joshua dengan nada meremehkan.

Joshua mengarahkan pistol itu kepada Jeremy, Juna yang melihat itu langsung mencari sekeliling dan ia mendapatkan sebuah kayu besar, dengan segera Juna mengambil kayu itu dan melemparnya tepat di punggung Joshua.
Pria itu langsung terjatuh akibat pukulan dari kayu itu.

7 Warna Pelangi | Enhypen[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang