02 : Keanehan Raja Hari Ini 🍂

405 49 2
                                    

Ren datang ke rumah Raja—ah mungkin ini juga menjadi rumahnya sekarang—sekitar pukul 2 dini hari dan mendapati rumahnya sangat sepi. Tentu saja pada saat-saat seperti ini memang waktu yang sangat nyenyak untuk tidur.

Ren membuka pintu kamar Raja dan masuk. Ia mendapati kamar itu begitu mewah,tidak seperti kamarnya yang selama ini ia tinggali. Tentu saja latar belakang ekonomi mereka tentu saja berbeda.

"Ayo buat hidup Lo jadi berwarna, Raja" ujar Ren sambil menatap foto Raja yang terletak di meja belajar.

...

"Ngapain kamu duduk di situ?!" ucap Ellie ketika Ren duduk di salah satu kursi makan. Wanita itu bahkan menatapnya dengan tatapan sinis.

"Mau makan" jawab Ren tenang.

"Kamu lupa?! Kamu hanya boleh makan,kalau pekerjaan kamu sudah selesai! Sana kamu beres-beres !" sentak Ellie dan Ren hanya memutar bola matanya malas, seperti inikah sosok ibu tiri?

"Ada apa ini, pagi-pagi sudah ribut saja" ucap seorang pria lalu duduk di samping Ellie dan Ren tebak pria itu adalah John, ayahnya.

"Ini Yah,Raja enak banget langsung makan tapi belum kerja" adu Ellie pada John, suaminya.

"Kamu mau Ayah pukul lagi?! Kerjakan tugas mu!"

Ren tidak menjawab dan langsung bangkit untuk menuju belakang,ia menerka mungkin Raja harus seperti pembantu di rumahnya sendiri. Jadi Ren berjalan menuju ruangan para maid untuk menanyakan hal itu.

"Cepat kamu sapu dan pel semua ruangan di rumah ini! Kami mau nyantai" ujar salah satu maid yang bernama Via.

Ren mengernyit, "Lo kan dibayar buat kerja,kenapa nyuruh gue?"

"Berani kamu sama kami?!" bentak maid yang lain.

"Kenapa gue harus takut? Disini kalian harusnya sadar posisi. Gue itu majikan dan Lo bertiga cuma maid,jadi jangan belagu di atas gue"

Ketiga maid itu terkejut dengan semua ucapan Ren. Merasa kaget karena menurut mereka ini seperti bukan Raja yang biasa mereka perbudak.

Benar,ketiga maid itu memang di bayar oleh John tapi mungkin pekerjaan mereka sangatlah sedikit karena semua pekerjaan mereka akan dikerjakan oleh Raja tanpa ada perlawanan. Bahkan John saja setuju jika maid nya bersikap kurang ajar dengan anaknya sendiri.

"Pikirin baik-baik omongan gue barusan..." Ren tersenyum lalu melenggang keluar melewati pintu belakang dan langsung pergi ke sekolah dengan menggunakan bus.

Disepanjang koridor yang Ren lewati banyak sekali siswa yang mendadak berhenti hanya untuk menatap seorang Ren. Ini terlihat berbeda ! Dimana Raja yang biasanya selalu berpenampilan rapi ? Kenapa ini terlihat sedikit...urakan ?

Tidak tahu saja mereka jika yang mereka lihat saat ini bukanlah Raja melainkan Ren .

"Woy Raja !" sosok anak laki-laki dengan senyum lebar itu mendadak menatap Ren dari ujung rambut hingga kaki dengan pandangan terpukau nya.

"Widih,gue baru tahu. Lo kalau kayak gini,cakep abis!" timpal anak satunya yang sibuk memakan makanan yang ia pegang di tangan kirinya.

"Lo ngapa diem aja? Awas kesambet" ucap Nathan.

"Betul!" timpal Hendra sambil mengunyah makanannya dengan tidak elit. Ya karena dia memasukkan makanan dengan porsi banyak hingga tidak masuk di mulutnya.

"Mereka berdua ramah kalau sama Raja, berarti mereka bukan orang yang membenci Raja"

"Raja ! Jangan diem aja!" omel Nathan.

"Sorry,gue gak fokus" jawab Ren.

"Oke...Lo udah makan?kalau belum kita makan sekarang" ajak Hendra.

"Alah!Lo ngajakin makan tapi ntar Lo gak mau bayar!jadilah gue yang bayarin. Ya kan?" cibir Nathan seolah sudah sangat hafal dengan kebiasaan Hendra. Sedangkan Hendra hanya senyum penuh arti, malu sih sebenarnya karena rahasia sudah terbongkar oleh sahabat nya sendiri.

"Udahlah! Kelas aja!" ajak Nathan.

"Kelas gue mana?" tanya Ren membuat Nathan dan Hendra saling pandang,dengan tatapan bingungnya.

"Lo kenapa sih Raj? Aneh" ucap Nathan diangguki Hendra.

"Harusnya tadi malam gue cek dulu ! Hih ! Kenapa gue jadi pikun gini ! Gimana coba kalau gue ketahuan!"

"Ngalamun lagi! Kelas kita bertiga itu sama ! 12-A !"

...

Jam istirahat sudah mengambil alih waktu saat ini. Banyak siswa yang berhamburan menuju ke kantin,ya meski begitu masih ada sebagian siswa yang berdiam di kelas atau duduk di perpustakaan.

Sayangnya Ren bukan tipe siswa teladan yang akan menuju ke perpustakaan. Ia akan mengantuk jika waktunya dihabiskan untuk membaca buku.

"Heh !"

Lamunan Ren buyar waktu lima orang anak masuk ke kelasnya. Ren tebak mereka adalah anak berandalan. Terlihat dari pakaian yang mereka kenakan.

"Wah... ternyata omongan orang tentang gaya Lo yang berubah itu bener ya, cakep sih Lo kayak gini. Kelihatan aura cowoknya. tapi jangan pake poni dong..." kekeh laki-laki berbadan bongsor di depan Ren.

"Louis! Gak usah cari gara-gara Lo!" bentak Nathan sambil menunjuk wajah Louis dengan jarinya.

Louis sendiri nampak terlihat marah dengan tindakan Nathan barusan,tapi bukan Nathan namanya jika akan diam saja ketika salah satu sahabatnya ditindas seperti itu.

"Gak usah belagu Lo! Gue gak punya urusan apapun sama Lo! Urusan gue sama si Raja!" sentak Louis menampar tangan Nathan yang semula menunjuk wajahnya dan berganti menunjuk wajah Ren.

"Mungkin cowok ini adalah orang yang selalu merundung Raja di sini. Kalau sampai dugaan gue terbukti bener,Lo bakal tahu akibatnya"

"Heh Raja ! Buruan Lo beliin gue sama temen gue makanan! Lo anter ke roof top dalam waktu 10 menit, kalau lebih...Lo tanggung akibatnya!" ancam Louis.

Ren tampak acuh dan tetap menatap Louis dengan raut meremehkan.

"Tuli ya Lo ?!" bentak Louis.

"Lo punya kaki kan?" kata Ren membuat semua orang yang mendengar percakapan mereka meneguk ludah kasar tak percaya.

"Wah...berani ya Lo sama gue? Lo mau gue bikin Lo masuk rumah sakit sampai koma 1 Minggu kayak bulan lalu?"

Ren tersenyum puas,ia mendapat satu informasi.

"Kenapa gue harus takut sama orang kayak Lo? Kasih tahu gue alasannya apa?" sinis Ren.

"Kalau Lo sampai macam-macam sama gue, Lo tinggal milih, Melodi atau Sekar yang bakal gue habisi?" smirk Louis menyadari raut wajah Ren yang berubah.

"Sial ! Melodi sama Sekar itu siapa?!"

Dari Ren, Demi Raja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang