07 : Raja Kembali

196 34 19
                                    


"Ya Paman ada apa?"

"Ada kabar baik dari Raja saudaramu"

"Apa itu Paman?"

"Dia sudah sadar bahkan kondisinya sangat baik."

"Syukurlah..."

"Karena dia baik-baik saja,dia sudah diperbolehkan pulang dan mungkin besok siang kami sampai."

"Paman akan membawanya ke apartemen Paman dan kalian bisa bertemu disana. Sebaiknya hal ini jangan diberitahukan dulu pada ayah mu"

"Aku menurut saja"

Panggilan diakhiri secara sepihak.
Entah mengapa sekarang Ren merasa bingung. Tiba-tiba ia merasa takut untuk bertemu Raja yang berstatus sebagai saudara kembarnya.

Bagaimana jika Raja marah karena perilakunya yang menjelekkan namanya? Bagaimana jika Raja marah jika nilainya di sekolah menjadi jelek? Bagaimana jika Raja marah karena Melodi semakin mendekatinya? Bagaimana respon Raja tahu jika.....

Sekar juga mencintainya?

Flashback

"Raja ! Gue mau ngomong sama Lo ini penting !" Sekar menyeret Ren yang hendak bersiap tidur di kelas dan membawanya ke halaman belakang.

"Aduh! Jangan narik-narik gue!" gas Ren.

"Lo kenapa jadi cerewet gini sih?!" protes Sekar.

"Suka-suka gue! Mulut-mulut gue !" sahut Ren.

"Jadi,Lo mau ngomong apa ?!"

Sekar menghela nafas sejenak lalu menunjuk pohon mangga yang ada di pinggir gerbang belakang sekolah.
"Lo inget,apa yang Lo katain pas hujan disana?" tanya Sekar dan Ren mengangguk ragu.

"Lo inget apa yang Lo bilang sama gue?" tanya Sekar dan lagi-lagi Ren mengangguk ragu.

"Apa Lo udah nyerah sama gue?" tanya Sekar dan Ren kini hanya menggerakkan bola matanya asal.

Sial ! Dia ini kenapa ?!

"Gue perhatiin Lo akhir-akhir ini deket sama Melodi padahal Lo gak di ganggu sama Louis. Dan lo gak punya waktu sekedar pulang bareng sama gue"

Ren mengangguk.

"Lo harus tahu satu hal. Gue gak nerima Lo sebagai pacar karena gue gak pantas buat Lo,ada , Melodi yang jauh lebih pantas dan gue ngerasa gue juga gak ada rasa buat Lo"

Ren hanya mengangguk kembali.
"Tapi... gue paham. Selalu ada rasa gak suka setiap kali gue ngeliat Lo deket sama Melodi"

"Jadi?" Ren bertanya tanpa basa-basi.

"Gue suka sama Lo,Raja" ujar Sekar menatap kedua manik Ren yang gemetar.

Ren menggeleng,kenapa jadi begini?! Jika saja ini Raja yang mendengar maka laki-laki itu pasti sangat senang tapi kenapa harus dirinya?!

"Bener ya? Lo udah gak ada rasa sama gue?" tanya Sekar sendu.

"B-bukan"

"Gak masalah Raj,gue gak seharusnya ngomong kayak gini sama Lo sekarang tapi gue cuma nyampein apa yang akhir-akhir ini gue rasain."

"Lo gak harus balas perasaan gue. Maaf karena telat menyadari perasaan gue sendiri"

Sekar mengusap air matanya yang sedikit menetes lalu tersenyum dan berjalan melewati Ren tapi gerakannya terhenti karena Ren memegang tangannya.

"Kenapa?" tanya Sekar.

"Harusnya bukan sama gue,gue bukan orang yang Lo maksud,gue bukan orang yang Lo sayang dan gak pantes buat Lo"

"Maksud Lo apa sih ?!"

"Enggak. Maksud gue—"

"Udahlah Raj,gue gak berharap Lo suka sama gue. Gue cuma mau ngomong aja" ujar Sekar ketus lalu menjauhi Ren .

Dan itu adalah kejadian 3 hari yang lalu hingga sampai sekarang Sekar malah menjauhinya bahkan mereka tak bertegur sapa.

-------

Esoknya ketika Ren pulang sekolah,ia mendapat kabar jika Pamannya dan Raja sudah sampai di Indonesia dan mereka tengah berada di apartemen Paman Sam. Paman Sam mengatakan jika ia belum memberi tahu dirinya kepada Raja dan akan memberitahu ketika dirinya datang nanti.

Sesuai alamat yang sudah dikirimkan oleh Paman Sam,Ren datang ke apartemen sekitar pukul empat sore dan disaat itulah ia benar-benar ketakutan. Ini bukan Ren sekali !

Ren selalu dikenal sebagai anak yang tidak memiliki rasa takut tapi kenapa perasaannya tiba-tiba menjadi seperti ini? .

Tanpa Ren duga ternyata Paman Sam sudah menunggunya dengan alasan agar Ren tidak terlalu lama atau tersesat.

"Kamu takut bertemu Raja?" tanya Paman Sam menyadari raut wajah Ren yang cemas sementara Ren hanya tersenyum canggung. Meski laki-laki ini adalah adik dari Ibunya tapi tetap saja ia tidak bertemu dengan Paman Sam jadi rasanya masih seperti orang asing bagi Ren.

"Kamu gak perlu takut,Raja tidak akan melakukan apapun jika dia tidak dipancing dulu" ujar Paman Sam membuat Ren menatap wajah pamannya itu lama seakan menanyakan arti kata yang di ucapkan barusan.

"Ada hal yang harus kamu tahu Ren,dari saudaramu. Dia memang selalu di rundung disekolah tanpa membalas tapi jika di luar,—Paman Sam terkekeh—dia lebih menyeramkan daripada kamu"

What ?!

"Aku tidak paham" kata Ren membuat Paman Sam berhenti sejenak lalu menghembuskan nafasnya.

"Kamu akan mengikuti teka-teki rumit saudaramu dan dengan itu Paman harap persaudaraan kalian semakin erat"

"Bagaimana kalau tidak?" tanya Ren.

"Kamu harus yakin,dan ingat jangan memancing emosi nya" pesan Paman Sam.

"Kenapa tidak boleh?"

Paman Sam mengusak rambutnya kasar. Ia baru menyadari jika anak laki-laki yang benar-benar mirip dengan Raja ini jauh lebih menyebalkan dan berisik.

"Kamu akan tahu sendiri nanti "

"Tahu apa?"

"Diam,kita sudah sampai" Dan...Ren yang semula tenang kini menjadi takut kembali.

Mereka segera masuk dan Paman Sam dengan santainya langsung merebahkan dirinya di salah satu sofa di ruang tamu lalu menunjuk salah satu kamar dengan jarinya.

"Temui saudara mu di kamar itu,tapi ingat pesan Paman tadi"

Dari Ren, Demi Raja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang