05 : Melodi atau Sekar 🍂

177 34 0
                                    


Ren harus memilih, Melodi yang mencintai Raja tapi Raja tidak menyukainya,atau Sekar yang begitu Raja cintai tapi ia tidak mendapatkan tanggapan dari Sekar.

Maka pilihan Ren adalah tidak.

Ini kisah cinta milik saudaranya dan tak seharusnya ia masuk. Ia tidak akan menjadikan perasaan sebagai hal yang dapat digunakan untuk bermain-main.

Tugasnya hanya membalas dendam bukan mengubah alur percintaan milik Raja. Ren,tidak ingin terlalu membuat nama Raja menjadi jelek.

"Raja!" Ren berbalik terkejut ketika melihat Melodi yang berlari menghampirinya di tengah keramaian kantin.

Ren bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Disaat ia kebingungan,Ren melihat Sekar di antara keramaian yang tampak menatapnya. Ren tersenyum sejenak lalu tangannya terulur untuk menerima kotak bekal dari Melodi.

"Makasih" ucap Ren dan bisa ia lihat jika Melodi tampak terkejut dengan apa yang Ren lakukan.

Bukan hanya Melodi tapi juga Sekar,Nathan dan juga Hendra. Ini bukan Raja yang biasanya!

...

"Raja ! Tunggu!" Sekar menarik tangan Ren ketika laki-laki itu tidak mengindahkan panggilannya dan memilih untuk berjalan menjauhinya.

"Raja!"

"Kenapa?"

"Lo kenapa nerima bekal dari Melodi?" tanya Sekar dan Ren langsung terkekeh begitu teringat kejadian waktu istirahat tadi.

"Emang masalah buat Lo?"

"Y-ya b-biasanya kan Lo selalu nolak! Lo kayak bukan Raja yang gue kenal!" sergah Sekar menutupi bicaranya yang sedikit gelagapan.

"Gue cuma menghargai apa yang dia lakuin,gak mungkin kan kalau gue selalu nolak apa yang dia kasih?" tanya Ren. Senyum Ren kian melebar ketika Sekar tambak mengedipkan matanya dengan cepat dan menghindari kontak mata dengannya.

"Kenapa gue ngerasa kesindir?!" Sekar.

"Ayo pulang" ajak Ren.

Ren berjalan namun Sekar tak kunjung mengikuti namun Ren tidak peduli hingga teriakan Sekar membuat Ren langsung berhenti.

"Gue gak suka sama Lo yang sekarang!" ujar Sekar sembari berjalan cepat mendekati Ren, wajahnya tampak merah menahan amarah.

"Gue gak suka sama gaya Lo yang sok pemberani! Kenapa Lo gak kayak dulu? Dimana Raja yang selalu sopan,gak suka cari gara-gara,dan yang penting gak cerewet plus banyak bicara kayak sekarang ! Jujur gue lebih suka Raja yang bicara apa adanya!" sentak Sekar.

Ren menghela nafas,"Terus,Lo mau gue selalu diperbudak sama Louis? Apa jangan-jangan Lo suka ngelihat gue kayak gitu?"

"Denger ya, Gue emang pernah suka sama Lo tapi jangan pernah Lo ngatur kehidupan gue,Lo bukan siapa-siapa gue" ujar Ren menata tajam Sekar kemudian berlalu.

Sekar hanya menatap punggung Ren yang kian menjauh, hatinya mengungkapkan sebuah perkataan yang tidak bisa didengar siapapun.

"Gue juga suka sama Lo,tapi gue gak pantas untuk berada di samping Lo apalagi jadi orang yang Lo sayang"

...

"Raja! Sini kamu!" Baru saja Ren membuka pintu kamar, tiba-tiba Ayahnya datang dan langsung menyeretnya ke kamar mandi dan langsung mendorong tubuhnya ke tembok dengan keras.

"Kamu mau malu-maluin Ayah?! Kamu pikir Ayah gak tahu apa yang kamu lakuin disekolah?!"

"Ngelakuin apa sih,Yah?! Aku gak ngelakuin apa-apa!" balas Ren.

"Jangan coba-coba bohongi Ayah kamu ya! Jino bilang kamu selalu bolos dan kamu juga suka membully anak lain!ngaku kamu!"

Mata Ren membulat sempurna,jadi Jino menyebutkan kelakuannya sendiri dengan mengubah nama menjadi namanya? Dia lumayan licik juga.

"Itu bukan aku! Itu Jino!" Ren mencoba membela dirinya,berharap laki-laki yang merupakan Ayahnya ini mau mendengarkannya. Tapi rupanya hal itu hanya sia-sia.

"Berani kamu nuduh Jino?! Jangan menjual nama orang lain,Raja!"

Bugh !

Satu pukulan tepat mengenai kening kiri Ren membuat pandangannya berkunang-kunang. Sial ! Ini sakit.

"Kamu harusnya tahu apa yang akan Ayah lakukan jika berani membuat ayah marah dan kecewa,Raja"

bugh !

Satu pukulan melesat karena Ren berhasil menghindar menyebabkan pukulan Ayah mendarat di dinding dan mengakibatkan tangan Ayah terluka.

"Berani kamu menghindar dari hukuman kamu?!"

"Aku gak salah!"

"Dasar anak sialan!"

Ayah hendak memukul Ren untuk ketiga kalinya tapi Ren justru menangkisnya dan berhasil mengunci pergerakan Ayah.

"Kalau aku memang anak ayah,kenapa ayah gak memperlakukan aku seperti Jino, Ayah"

"Karena seharusnya kamu mati sama seperti saudaramu!"

Deg !

Jantung Ren berdegup kencang,jadi Ayahnya memang tidak menginginkan kehadirannya bahkan ia juga tidak menginginkan Raja di sampingnya. Emosi Ren memuncak . Ia tidak dapat menahannya kali ini.

Bugh!

"Sialan! Berani kamu sama Ayah kamu sendiri hah?!" sentak Ayah tidak terima ketika Ren memukul tubuhnya hingga tubuh itu tersungkur ke lantai.

"Aku selama ini diam karena aku menganggap Ayah sebagai orang tua ku dan aku masih menaruh rasa hormat pada Ayah. Tapi,ketika Ayah tidak menginginkan aku lagi,maka aku bisa melakukan apapun dan tidak peduli pada siapapun,lagi"

"Maafkan aku Ayah karena belum bisa menjadi anak yang Ayah inginkan. Dan jika yang Ayah inginkan adalah aku mati,maka...aku tidak bisa, kematian bukan hal yang bisa ayah kendalikan"

Dari Ren, Demi Raja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang