13. Semua Tahu

157 31 3
                                    


"Raja" panggil Sekar tegas pada sosok Raja keesokan harinya. Sebenarnya cewek itu sudah begitu penasaran dengan yang Melodi katakan kemarin,tapi hari kemarin,ia tak menemukan Raja saat ini.

"Apa?"

"Siapa Lo?" tanya Sekar menyelidik. Bagaimana jika yang ia ajak bicara saat ini bukan seseorang yang ia inginkan. Bagaimana jika yang Melodi ucapkan itu benar-benar terjadi ?

"Menurut Lo?"

"Lo bukan Raja!" ucap Sekar menunjuk sosok didepannya.

"Ya,gue Ren. Gue yakin,Lo udah tau semuanya dari mulut lemes si Melodi" ucap Ren seraya tersenyum sinis sedangkan Sekar mengepalkan tangannya marah.

"Lo nipu gue selama ini" geram Sekar.

Ren menunduk sambil tertawa kecil, cowok itu kemudian menatap Sekar dengan tatapan bercandanya, terlihat menyebalkan. "Urusan nya sama gue apa?"

"Jangan bilang kalau—

Ren seketika tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan sendiri. "Iya,iya. Lo nyatain perasaan Lo sama gue waktu itu"

Plak !

"Brengsek !!!" teriak Sekar tak terima. Harga dirinya sebagai perempuan merasa dipermainkan gara-gara ulah cowok didepannya ini.

"Gue brengsek?" nada bicara Ren berubah. Cowok itu bangkit dari tempat duduknya dan menatap tajam cewek didepannya.

"Iya ! Kenapa gak terima ?! Lo brengsek! Gak kayak Raja!"

Ren tersenyum miring, giginya bergemelatuk marah, "Dasar cewek picik !"

Plak !

Tamparan yang kedua kalinya Ren dapat. Wajah Sekar merah padam ditemani bulir air mata yang menetes deras . "Lo sadar gak sih,anjing ! Dasar cowok gak mikir ! Punya otak gak sih Lo?! Makanya otak Lo di sekolahin !" umpat Sekar marah.

Ren memejamkan matanya,maaf saja,ia bukan tipe cowok penyabar.

"Lo pikir gue apaan?! Gue itu manusia ! Hati gue bukan buat dipermainkan!" ucap Sekar lagi.
rupanya teriakan cewek itu terdengar hingga luar membuat beberapa siswa mencoba melihat dan memahami hal yang tengah terjadi di hadapan mereka.

"Raja juga manusia. Hatinya juga bukan buat dipermainkan. Dia suka sama Lo,tapi Lo cuman ngasih harapan sama dia,apa itu gak bisa disebut brengsek?" tanya Ren.

Sekar terdiam.

"Lo bilang,otak gue harus disekolahin? Iya,Lo gak salah. Yang salah gue,gue gak tau apa itu sekolah."

"Ngomong dipikir" ucap Ren sebelum akhirnya cowok itu mendorong meja hingga terjatuh dan menimbulkan suara gaduh di kelas. Ren pergi,dengan segala amarah yang ia bendung sendiri.

...

Ren berjalan kaki dengan mulut yang masih senantiasa mengumpat setiap saat. Ren jujur,dia enek sama cewek yang namanya Sekar. Masa bodoh kalau Raja marah, bukan urusannya.

"Si Raja mana sih?! Bilang nya gak mau digantiin sama gue,malah nyuruh-nyuruh!"

"Raja !"

Ren menoleh, cowok itu sedikit terkejut ketika melihat sang Ayah di depannya.
"Kenapa?" tanya Ren.

"Anak kurang ajar!"

sret !

Dengan kasar, John menarik tubuh putranya ke sebuah gang sempit lalu dengan marah John membenturkan kepala Ren ke dinding gang yang begitu kasar.

Cowok berandalan itu mendadak lupa cara bertahan, tenaga nya mendadak hilang. Terbukti,ia tak dapat menahan tubuhnya ketika limbung ke tanah,bahkan ia sama sekali tak bisa melawan.

"Ayah sudah cukup bersabar menunggu kematian kamu !"

Duagh !

"Cepatlah mati dan susul saudaramu itu!"

John meninggalkan Ren yang kini kehilangan kesadarannya bersama dengan lebatnya air hujan yang mengguyur tubuh Ren. Darah nya meleber kemana-mana seiring terbawanya air hujan.

"Heh ! Nathan !! Ini Raja woy !"

...

Hendra dan Nathan saling terdiam menatap sosok Ren yang masih mereka anggap sebagai Raja dengan sendu. Mereka sama sekali tak ingin melihat Raja mengalami hal semacam ini.

"Gue sama sekali gak yakin,kalau semua yang dia alami gara-gara Om John sendiri" kekeh Hendra.

"Sama Dra, gue juga ketipu"

"Tapi,Lo denger kan yang Om John bilang,kalau dia pengen Raja mati kayak kembarannya. Berarti,Raja punya saudara kembar yang udah meninggal dong?" tanya Hendra sedangkan Nathan terdiam,cowok itu tampak mengingat sesuatu.

"Bentar" Nathan berdiri, cowok itu mengamati wajah Ren dengan teliti sebelum akhirnya ia duduk dengan mengusak rambutnya kasar.

"Kita salah orang,dia bukan Raja"

"Maksud Lo?"

"Ren. Cowok ini Ren,bukan Raja" ujar Nathan.

"Bercanda Lo? Orang jelas-jelas Raja gitu kok!"

"Lo perhatiin yang jelas ! Mirip ! Tapi tetep beda rasanya!"

"Kalau dia bukan Raja,terus Raja dimana?" tanya Hendra.

"Telfon buruan" suruh Hendra buru-buru dan Nathan langsung menelpon Raja,semoga saja bisa dihubungi.

"Ya?"

"Raja ! Buruan ke Rumah Sakit ! Si Ren sekarat!"

"Gue kesana,jagain dia"

Tutt

Hendra mengusak rambutnya kasar,"Ren,Raja ? Mereka siapa ?!"

"Saudara kembar,"

"Gak mungkin"

"Tapi Lo lihat buktinya kan?"

...

Dari Ren, Demi Raja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang