"halㅡ"
"kak! kakak baik-baik saja? tidak ada luka yang serius? ka Jordan tidak melakukan hal serius pada kakak kan, kak?"
Hazen yang tadinya mengantuk karena mengangkat panggilan sepagi ini pun langsung membuka matanya dan melihat siapa si penelpon sebrangㅡnomor tidak dikenal tetapi suaranya suara yang sangat amat Hazen kenal. "Rakana? ini kamu? tapi nomor siapa ini?" tanya Hazen yang senang tidak kepalang karena sang kekasih menghubunginya sepagi ini.
"not important, jawab pertanyaanku.. kakak baik-baik saja kan?"
"iyaaa, babe. Hanya pukulan ringan yang tidak sebanding dengan apa yang membuatku dipukul seperti itu."
"pasti sakit, kak? maaf atas nama kak Jordan.. um, aku tidak bisa menemuimu dalam waktu dekat, mereka.. mereka sangat marah padaku, ponselku sampai disita oleh mereka." jelas Rakana namun lebih terdengar seperti tengah mengadu pada sang kekasih, "aku juga tidak bisa menghubungi kakak lebih lama.."
Hazen mengangguk mengerti. "iya, babe tapi ini ponsel siapa yang kamu pakai untuk menghubungiku?"
"kak Sagalla yang meminjam dan menyuruhku untuk menelpon serta menanyakan keadaan kakak, aku tidak enak padanya.. kak jadi kita tidak bisa lebih lama."
he is good to you but I love you. batin Hazen sembari terkekeh, "dia tidak marah padamu karena menghubungiku?"
"not, kak Sagalla never mad at me."
"oh okay, jaga dirimu baik-baik ya? aku tidak mau mendengar kamu sakit karena kekangan yang mereka berikan padamu setelah ini, karena apa? karena aku tau kamu bukan submissive yang lemah, babe."
"tapi kak, perceraiannya.. mereka menolak."
Hazen menghela nafas samar karena ia sudah tau menebaknya, "I will think of a way for that. Kamu istirahat yang cukup, jangan pikirkan masalah itu, ya."
"huum.. love you! kakak juga jangan lupa istirahat, ya?"
how to cheat on you?
"Rakana sudah bangun, Gal?"
"sudah." saut Sagalla singkat saat mendapat pertanyaan dari Sagara yang tengah duduk diruang tamu sembari membaca koran pagi.
"kenapa tidak ikut turun untuk sarapan?" tanya Jordan yang baru saja datang dari arah dapur, ia barusan membantu Narga memasak karena seluruh maid mereka liburkan mengingat permasalahan rumah tangga yang sedang mereka alami tidak baik untuk didengar orang luar meskipun orang itu orang dekat.
"biarkan dia dikamar." celetuk Markel.
Sagalla mengangguk, "aku yang akan membawakan sarapan Rakana."
"gak capek?"
"apa?"
"kamu gak capek bersikap seperti itu? sesekali saja, marahlah, dia sudah keterlaluan, Gal. You have more right to be angry with him than us because we and he both cheated on you while you didn't cheat on him but he cheated on you." lontar Narga yang tiba-tiba menyeletuk membuat Sagalla menoleh kearahnya.
"buat apa marah? it's useless dan yang more entitled itu Hazen, dia merelakan Rakana buat kita tapi Rakana justru disia-siain sama kalian yang memilih untuk berselingkuh." saut Sagalla yang nyatanya berhasil menyentil perasaan keempat kakaknya, "I don't know how Hazen felt when he found out you were cheating on Rakana.. mungkin dia senang tapi juga marah."
"Sagalla, Rakana lebih dulu selingkuh dengan Hazen." potong Markel.
"saat bang Markel menikahi Rakana, bang Markel belum memutuskan Yesa. Bang Markel masih berhubungan diam-diam dengan wanita itu." skakmat, Markel bungkam saat Sagalla membuka kartu as-nya. "dan Rakana sebenarnya sudah tau tentang itu karena dia tidak sengaja membaca notifikasi ponselmu saat abang tidur dengannya." tambah Sagalla.
