Hallo semuanya,I'am Back,
Semoga kalian suka ya.
Jangan lupa vote sama komennya ya.
~SELAMAT MEMBACA~.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Jakeuu, bagaimana?". Teriak heeseung tanpa memperhatikan sekitarnya.
"Hee!".
"Huh?".
"Heeseungie?". Tanya orang itu sambil menubruk badam kerempengnya.
"Eeh". Heeseung masih blank, ia benar-benar tidak bisa berpikir.
"Ini aku,jay". Ujarnya lirih, sambil memeluk heeseung erat, sementara dua orang disana melihat dengan tatapan berbeda.
"Jongseongie?".tanya heeseung.
"Hm, ini aku".
"Hiks..". Tangisnya pecah, iapun membalas memeluk tubuh bongsor didepannya dengan cukup erat, jay tumbuh dengan sangat baik.
"Kalian saling kenal?". Tanya jake agak sensi.
"Iya". Ujar jay seraya memeluk heeseung dari belakang dan menumpukan wajahnya di bahu sempit heeseung.
"Ah,si manis yang waktu itu rupanya".
"Hoon, kenapa diam saja?kenalkan dirimu". Ujar jake.
"Sunghoon".
"Heeseung".
Sekarang mereka sudah berpindah posisi di taman belakang.
"Jay lepas ih".
"Aku masih merindukanmu". Ujar Jay seraya semakin mempererat pelukannya.
"Dia risih padamu". Ucap Jake sensi.
"Eh, bukan begitu".
"Bilang saja kalau risih hee, tak usah malu, Jay memang orang yang menyebalkan". Ujar jake lagi, sementara itu jay merasa agak tersinggung.
"Apa kau bilang?!".
"Memang kenyataannya begitu kan, dasar manusia mesum menyebalkan!!".
"Yaak!!!". Teriak Jay, lalu menghampiri jake.
Keduanya asik cekcok dan tak sadar telah mengeluarkam feromon masing-masing untuk saling mengintimidasi, heeseung yang mencium Pheromone kedua alpha itu tiba-tiba merasa sesak dan ketakutan.
"Sial!". Gumam sunghoon kemudian ia menarik heeseung menjauh dari sana. Setelah dirasa sudah cukup jauh sunghoon tiba-tiba memeluk heeseung.
"Tenanglah, ada aku bersamamu". Ujarnya sambil mengeluarkan feromnya guna menenangkan heeseung.
"A-aku".
"Sstt, tak apa, mereka memang begitu, kamu pasti terkejut kan?". Tanya sunghoon, heeseungpun mengangguk, ia menggumamkan sumpah serapah kepada kedua sahabat bodohnya itu.
"Sudah tenang?". Tanya sunghoon lagi.
"Heum".
"Mau jalan-jalan?".
"Eh, memangnya boleh?".
"Boleh, ayo".
Mereka menyusuri desa dengan kuda sunghoon, sunghoon memilih mengarahkan kudanya menuju pasar.
"Temani aku mencari sesuatu".
"Baiklah".
Mereka terus berjalan membelah ramainya pasar.
"Eem, hee, kau ingat aku tidak?".
"Eh, memangnya kita pernah ketemu?". Tanya heeseung, sunghoon hanya mengangguk.