• 2

3.4K 368 17
                                    

"Tidak mau, bagaimana ayah bisa membuat keputusan semacam itu!"

[fullname], gadis itu menolak mentah-mentah keputusan dari tuan Kazaya, ayahanda tercintanya.

Mana bisa ia menjodohkannya dengan seorang kriminal bernama Sano Manjiro? Yang benar saja!

"Ayah tidak meminta, ini perintah mutlak." ucap Yuto tegas. "Kau tak punya hak menolak ataupun lari dari keputusan ayah ... ini semua demi kebaikan--"

"Kebaikan apanya?!" tanya [name]. "apa menikahi seorang kriminal adalah sebuah kebaikan?!"

"Kau lupa bahwa ayahmu juga seorang kriminal?" pertanyaan Yuta membuatnya speechles, jika dipikir-pikir ada benarnya juga.

"Pokoknya aku tidak mau, aku lebih baik menghilang saja. Apa kau tak mau melihat anakmu memilih masa depannya sendiri?!" [name] terus mendebat ayahnya, menikah dengan kriminal bernama Sano Manjiro adalah mimpi buruk, imagenya sudah buruk di pikiran [name].

Yuto hanya menggelengkan kepalanya   tak tahu harus bagaimana lagi agar putri semata wayangnya ini menuruti ucapannya.

"Jangan keras kepala, ayah tau apa yang terbaik untukmu ... hanya Sano Manjiro yang bisa melindungimu." tegasnyanya, "ayah tak bisa menjamin nyawa ayah akan bertahan lama setelah ini, begitupun kau. Nyawamu juga--"

"Tuan Kazaya!" seru seorang bodyguard yang memaksa menerobos masuk.

Raut wajahnya panik, membuat Yuto dan [name] bingung karenanya. Ditambah lagi terdengar kericuhan di lantai bawah, membuat Yuto mengerti dan langsung berlari diikuti bawahannya yang berada disana.

Sedangkan gadis itu [name] hanya terdiam ditempat, bingung harus melakukan apa karena panik.

Dor!

Dor!

Dor!

Suara tembakan beruntun itu mengundang atensi [name] untuk keluar dari ruangan dan mengeceknya, pikiran buruk tiba-tiba memasuki relung kepalanya.

Ia memberanikan diri, melihat kekacauan apa yang terjadi di rumahnya sendiri.

"AYAH!"

"Nona, ayo pergi dari sini!"

.
.
.
.
.

"Ada surat untukmu." ucap Takeomi sambil menyerahkan seamplop surat pada Manjiro.

Ia pun membukanya, dan menarik surat itu lalu membacanya.

-

Untuk Sano Manjiro
Pemimpin organisasi Bonten.

  Maaf jika aku lancang mengirimkan surat tidak resmi ini untukmu. Jika surat ini sudah sampai ditanganmu, maka aku sudah tiada.

  Aku hanya ingin kau memahami perasaanku, rasa sayang dari seorang ayah kepada putri satu-satunya. [fullname], aku hanya ingin ia tetap aman dan menghirup udara dengan tenang, karena aku terlanjur melibatkannya kedalam bahaya, aku harus bertanggungjawab atas keselamatannya. Aku yakin setelah kepergianku, hanya kau yang bisa melindunginya. Maaf melibatkanmu kedalam urusan ini, aku tahu ini merepotkan bagimu.

   Tolong pertimbangkan lagi, aku yakin kau akan membuat keputusan sebaik-baiknya.

Tertanda,
Kazaya Yuta.

-

Manjiro mencengkram secarik kertas itu kuat-kuat hingga berada dalam kepalan tangannya, membuat Takeomi heran karena tingkah rajanya ini.

𝐌𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐌𝐞 : 𝓢𝓪𝓷𝓸 𝓜𝓪𝓷𝓳𝓲𝓻𝓸 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang