boruto menatap bosan ke arah langit, mata nya yang berwarna biru tersebut bertabrakan dengan warna langit yang indah. diri nya termenung, entah mengapa tiba tiba boruto jadi tidak semangat untuk pulang.
"ah, kira kira apa yang terjadi ? jika kupikir lagi, pekerjaan ku di Tiongkok belum selesai dan ayah malah mengirimkan hima kemari menggantikan aku" boruto bercakap pelan sambil terus menatap langit lewat jendela pesawat terbang.
"hm ?" boruto menatap pria di samping nya, kenapa tiba tiba laki-laki ini merespon apa yang di katakan nya barusan ; pikir boruto.
"ada apa paman?" tanya nya datar, benar benar tidak ada ekspresi.
"tidak baik mengeluh tentang kehidupan, cukup jalani saja jika sudah diberi kehidupan" kata pria tersebut, pria yang nampak nya seperti berumur 40an itu tersenyum tipis.
rambut acak berwarna coklat, dan juga diarea bawah mata nya terdapat sesuatu berwarna ungu.
"aku ingin jadi pengangguran, tapi ayahku pembisnis. dan aku adalah satu-satunya anak laki-laki nya" sahut boruto, entah kenapa laki-laki di hadapan boruto ini seperti familiar, eh?
"kenapa begitu?"
"jika aku pengangguran aku bebas, hidup sesuka ku dan makan apapun. Jika seperti ayah, jadwal ku pasti sangat sibuk dan tidak sempat menenangkan diri"
"haha, jadi pembisnis tidak seburuk itu" kata lelaki itu lagi, kemudian kedua nya diam. tidak ada sepatah kata pun lagi.
boruto juga seperti itu, dia diam dan hanyut dalam pikiran nya hingga mata shappire indah milik nya ikut terpejam.
'tampan..'.
° ͜ʖ ͡ – ✧
jari lentik sarada membuka halaman buku selanjutnya, membaca dengan cermat sambil sesekali membenarkan letak kacamata nya, mata nya yang tajam membaca dengan begitu teliti sebuah buku yang berjudul 'Hubungan di masa lalu'.
ia sudah baca hampir 65% dari halaman yang ada, diri nya pun tidak tau kenapa tiba tiba ingin membaca buku seperti ini.
"kenapa aku malah membaca buku tidak berguna seperti ini?" ujarnya sendiri.
"tapi.. seru" sambung sarada.
padahal biasa nya, hanya dengan melihat diri nya tidak tertarik untuk membaca novel tentang percintaan masa remaja, bagi sarada itu hanya buang buang waktu saja. lebih baik jika ia belajar cara memperluas saham daripada novel percintaan.
namun kali ini berbeda, ia benar benar tertarik. bukan melalui mata onyx nya tetapi melalui naluri nya, sesekali ia tersenyum di setiap paragraf yang berisikan emosi emosi tertentu.
"berjodoh dengan teman masa kecil, sungguh hal menarik" kata sarada sendiri tanpa sadar, kalimat itu keluar sendiri dari mulut nya.
"jika kisah ku bagaimana ya?"
berkata seraya menatap keluar jendela, diri nya tersadar bahwa langit Jepang sekarang sudah ia masuki, tinggal menginjak tanah kelahiran nya saja.
Jepang, Tokyo : Shibuya, 31 maret
merupakan tanggal dan tanah kelahiran sarada, diri nya yang menyandang gelar status tinggi sejak lahir membuat ia besar dengan kedisiplinan tingkat tinggi. Ayah nya Sasuke Uchiha, ialah salah seorang dari tiga bangsawan di Tokyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Fanfiction❝ 𝐔𝐜𝐡𝐢𝐡𝐚 𝐒𝐚𝐫𝐚𝐝𝐚 ❞ Mereka pikir pertemuan itu hanyalah kebetulan yang tiba tiba datang. Namun, rupanya takdir dan semesta sangat suka bermain main dan garis takdir membawa skenario yg rumit antara Sarada dan Boruto di pertemuan kedua mere...