MITSUKI menatap lembut chocho dengan penghujung matanya, diselipkan senyuman tipis saat tatapan itu diberikan "Tunggulah sebentar lagi, ya?" gumam nya, pelan. Namun, nasi sudah menjadi bubur. pemilik telinga disamping mendongakkan wajah ke hadapan mitsuki "Barusan, bilang apa?" tanya nya.
Mitsuki mengulurkan lidah mengejeknya "Tidak ada, tuh?" jawabnya meledak. Dalam batinnya, mitsuki tersenyum penuh arti, betapa manisnya wajah penasaran wanita didepan nya ini? Oh, bolehkah perasaan tidak berdasar ini tumbuh? Alih-alih itu, wanita itu pun sedang mempunyai seorang kekasih dari desa ibunya.
Tapi itu bukan penghalang, jika takdir berkata lain? siapa yg bisa mengubahnya.
Kembali kepada Boruto, kini ia berdansa bersama nona muda Uchiha. tapi gadis itu tidak sedikitpun menyunggingkan senyuman tulus dari hatinya. "Tidak senang?" bisik boruto pelan , sarada menatap dalam kedalam Blue Shappire itu, mata mereka saling bertatapan dan membuat keduanya saling diam memandang satu sama lain.
"Biasa saja, sih? Apa yg bisa ku senangi jika itu hanya berdansa denganmu? Kecuali, kau menjadi investor agresif untuk perusahaan ku, mungkin aku akan menciummu saat ini juga" Sarada menarik ujung bibirnya, tapi itu bukan senyuman tapi tantangan.
"Huh?.."
"–Bahkan aku bisa mencium mu sekarang jika aku ingin, Karena kau gadisku"
Sarada diam, memang dia memasang biasa saja dan diam saja ketika boruto berkata demikian. Tapi apa? Kenyataan nya boruto berhasil memporak-porandakan hati Sarada, Sarada bagai diterbangkan kelangit ketujuh rasanya. Ia menjadi tak karuan, se-blush pink mengisi pipi nya. kebenaran ini pun terlihat dimata Sulung Uzumaki.
"yg benar saja.." gumam sarada pelan.
"kau menderita Asma ? " tanya Sarada kemudian, entah ia bertanya atas dasar mengalihkan topik semata atau khawatir pada boruto. Boruto, dia hanya mengangguk sebagai bentuk dari jawaban 'iya' . Sarada mangut mangut saja, dan memalingkan wajahnya agar tidak menatap wajah boruto.
Lagu pertama untuk dansa telah selesai, Boruto dan Sarada melepaskan rangkulan masing masing. "Terimakasih untuk waktu nya, Nona" kata boruto seraya membungkukkan tubuh nya, Sarada hanya tersenyum sebagai balasan.
Tidak lama setelah itu, Chocho datang kepada Sarada seraya membawa dua gelas Wine yg lezat. mereka bersenda gurau membicarakan banyak hal yang terjadi saat mereka tidak bertemu beberapa tahun, kemudian chocho membahas boruto, secara mendadak, tentu hal itu membuat sarada tersentak.
"Kau menerimanya, ya ?" tanya chocho, tanpa menatap Sarada, fokusnya tertuju pada pria surai kuning yg sedang berbincang-bincang dengan para temannya.
"Dibilang suka sih tidak juga, dibilang tidak suka pun tidak?" jawabnya, enteng sekali.
"Artinya?"
"Aku menerima saja perjodohan ini, menurutku ini tidak merugikan ku, malah untung kan?"
"–Tapi, pilihan akhir ada ditangannya. Kemudian, aku pernah dengar jika dia dekat dengan Sumire, kan?" Tanya Sarada kemudian, chocho membulatkan matanya. sampai sampai alih fokusnya sekarang pada Sarada.
"Kau tahu hal itu?" sebagai jawaban, Sarada hanya mengangguk saja dengan tenang.
"Bagaimana kau bisa tau, Kau kan tidak pernah berkumpul lagi bersama kami di sini"
Sarada menghela nafas "Kau pikir aku ketinggalan hanya karena tidak berkumpul? Ah, ayolah! bagaimana aku tidak tahu, Sumire adalah Selebriti dan aku pernah beberapa kali melihat boruto diposting dalam media sosial nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Fanfiction❝ 𝐔𝐜𝐡𝐢𝐡𝐚 𝐒𝐚𝐫𝐚𝐝𝐚 ❞ Mereka pikir pertemuan itu hanyalah kebetulan yang tiba tiba datang. Namun, rupanya takdir dan semesta sangat suka bermain main dan garis takdir membawa skenario yg rumit antara Sarada dan Boruto di pertemuan kedua mere...