eleven : who's ?

187 22 5
                                    

KOTA itu terlihat padat hari ini, namun diantara kepadatan itu terdapat dua orang yang berjalan berdampingan dengan bergandengan tangan. Boruto berbincang-bincang mengenai Perubahan-perubahan yg terjadi di Tokyo, Jepang. Sarada hanya mengangguk dan sesekali bertanya tanya juga, harus dia akui, dia sangat penasaran.

Seraya berjalan-jalan, Sarada terus saja memandangi betapa indahnya kota tokyo, kota kelahiran nya memang tidak ada yang bisa menandingi; alih alih mendengarkan penjelasan boruto, ia sibuk juga melihat lihat perusahaan perusahaan besar yang menjulang tinggi ke atas. 'hah, bahkan dulu seharian aku pasti stres jika tidak berkerja, tapi lihat aku sekarang' batin nya dalam hati.

"Ngomong ngomong Sarada, kau selama ini di Tiongkok dimana nya?" Tanya boruto kemudian, Sarada menatap boruto, dalam hati nya terasa tersilet pisau 'dia bahkan tidak tau aku dimana?'

"Shanghai "

"Oh, Shanghai!  pantas saja, aku beberapa pernah ke Tiongkok, tapi aku ke Beijing " balas boruto lagi, sarada melotot kaget "pernah ke beijing?" tanya nya lagi, padahal jelas jelas tadi ia mendengar dengan benar. boruto mengangguk dengan cepat, sarada tampak sedikit berpikir, jika ia tidak salah, sepertinya Uzumaki Group tidak berkerjasama dengan kota beijing, jadi untuk apa boruto kesana? karena malas berpikir, ia hanya mengabaikan nya saja dan berpikir boruto kesana hanya untuk liburan.

'Ah, jadi ingat. dulu aku menemani dia fanmeet di beijing' kata boruto dalam hati, tanpa sadar juga ia mengeratkan genggaman tangannya dengan sarada.

Sebenarnya, bukan hal boruto belum bisa lepas dari masa lalu nya. hanya saja sekarang sedang proses, walaupun apapun kata orang, masa lalu adalah orang yang pernah menjadi seseorang bagi kita. walaupun sekarang asing atau entah bagaimana, tapi dia adalah seseorang yang pernah membuat kita bahagia dulu.

boruto mengakui sendiri, bahwa ia tidak pernah membenci sumire. dia pernah menjadi pria yang sangat bahagia ketika bersama sumire, walaupun sekarang mereka sudah tidak bersama lagi. bukan berarti harus membenci. sekarang diperlihatkan bahwa boruto masih Denial dengan perasaan nya sendiri.

"Boruto" panggil sarada.

Boruto menoleh menatap sarada, dari sorot matanya terlihat mata yang penuh tanya "Ngomong ngomong, dipesta kita kemarin, aku tidak melihat Ketua kelas?"

Sarada melihat mimik wajah boruto, dilihat nya mimik wajah sang empu sedang mengangguk-angguk sendiri seraya memasang tampang berfikir "Benar, aku lupa dia tidak datang" jawab boruto, sarada sempat dibuat kaget dengan jawaban nya. sarada kira boruto akan gelapan tidak jelas, namun ternyata dia sangat santai.

"Kau mengundangnya, kan?"

"Ya, tentunya. aku mengirimkan undangan langsung pada kediaman nya, aku juga tidak tau kenapa dia tidak datang" jelas boruto lagi, tangan boruto semakin erat saja mengenggam tangan sarada.

"Sayang sekali, kukira kau tidak mengundang nya. makanya dia tidak datang"

"Kenapa aku tidak mengundangnya, dia adalah teman kita. tidak logis pesta tanpa mengundang Ketua kelas" ucapnya, sambil sedikit tertawa kecil.

Diam diam, sarada tersenyum tipis. Dari pernyataan barusan membuat sarada sadar, bahwa boruto pasti sudah Move-On dari sumire. Lihat saja, tingkahnya sangat santai ketika membicarakan sumire, padahal sumire adalah orang yang pernah menjalin hubungan dengannya.

"Kudengar, kalian berpacaran" ucap sarada tiba tiba, sekarang mereka sedang duduk di salah satu restoran untuk makan siang, restoran itu tidak terlalu ramai mungkin karena ini siang hari.

bhukk..

Boruto tersedak minumannya, ia mengernyitkan ketika sarada melontarkan pertanyaan itu "Hah, kau tau?" bukannya menjawab, malah balik bertanya. tapi dari respon boruto, sarada bisa lihat dari respon boruto kalau ia benar benar terkonfirmasi pernah berpacaran dengan sumire.

'Tapi apa urusannya denganku? akupun tidak peduli' batin nya dalam hati.

"Chocho memberitahu semalam, katanya hubungan kalian tidak jelas akhirnya"

"Tidak, kami sudah tidak ada hubungan" boruto menatap sarada sedalam-dalamnya "sekarang aku milikmu, kau tau itu"

sarada menatap datar "kau pikir bualan mu mempan terhadap ku? terus saja berusaha"

Boruto tersenyum manis, ia sudah bertekad akan membuat gadis dingin dan cuek dihadapannya ini menjadi gadis yang dikemudian tidak akan bisa jauh dari dirinya, Lihat saja, kau akan jatuh cinta padaku, Uchiha Sarada.

"..."

"Kenapa kau putus?" Tanya Sarada seraya fokus dengan makanannya, ia tidak bisa menolak bahwa hatinya sangat penasaran dengan hal itu.

"Hm?" Selama beberapa menit Boruto hanya diam saja "-Tidak cocok?" katanya, begitu.

Sarada hanya menganggukkan kepala-nya saja, bukan hal artian dia percaya begitu saja ; Hanya saja, seperti nya boruto belum mau menceritakan itu kepadanya atau sebenarnya dia memang tidak mau berkata jujur (?). 'Tidak cocok?' Apakah itu pantas diucapkan oleh seseorang yang dulu sering di-posting di seluruh platform media sosial, Bahkan mereka terlihat sangat saling mencintai dalam foto-foto nya itu.

"Apa kau dekat dengan pria dari Kyoto itu?" Sarada hampir tersedak, ia melotot kaget menatap boruto, boruto juga menatapnya, dengan tatapan penuh tanya dan ingin jawaban sekarang juga.

"Kyoto? Siapa maksudmu?"

Boruto menyerngitkan alisnya kemudian memicingkan mata "Oh, tidak tau atau pura-pura tidak tau?" ucapnya sekarang, nadanya seperti sedang mengintimidasi Sarada.

"-padahal dia sering muncul di Iklan perusahaan mu" sambung boruto lagi. sekarang wajah boruto terlihat mangut-mangut tidak jelas.

"apa? HAHAHA" Sarada melepas tawanya, apa sekarang pria kekar itu Jealous (?).

"Jika yang kau maksud adalah Shinki, dia hanyalah model perusahaan-ku. Mitra Bisnis" jelas sarada melanjutkan makannya.

Boruto hanya memasang raut cemberut, ia sebenarnya setengah malu tapi ia mencoba untuk biasa saja.

Mereka selesai makan, Melanjutkan Jalan-jalan di kota Tokyo yang damai. Hubungan mereka tampak makin akrab seiring waktu, keduanya saling bertukar cerita tentang pengalaman dan pengetahuan serta sesekali bercanda gurau. Kemudian Boruto membicarakan mobilnya.

"Apa menurut warna mobilku sangat mencolok?"

Sarada menghentikan langkah nya "Ya, itu warnanya kuning. Apa agar matching dengan warna rambutmu?" kata Sarada, disertai senyuman jahil.

Boruto mendengus "Lalu, warna apa yg cocok?" tanyanya, boruto menatap Sarada dengan intens. "Merah" jawabnya tanpa berpikir panjang, Boruto dapat melihat Sarada langsung menjawab ketika ia bertanya, dan mereka tertawa.

Warna pilihannya juga sangat mencolok.

Tuk

Tuk

Tuk

Terdengar suara tapak kaki heels mendekati mereka dari belakang, itu terdengar sangat jelas menandakan bahwa seseorang berlari ke arah mereka berdua. Karena penasaran, Mereka berdua membalikkan badannya. Ketika berbalik, Boruto melototkan matanya karena gadis yang tengah berlari itu seperti akan menerjangnya sebentar lagi.

Puk

Benar saja. Gadis itu menerjang boruto hingga membuat keduanya terjatuh. gadis dengan kacamata hitam dan syal yang menutupi setengah wajahnya juga. rambutnya berwarna Ungu pastel.

Sarada hanya diam menyaksikan, dia tau siapa gadis itu.

Boruto hanya terdiam, ia memasang wajah dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak sedikit pun.

"Aku sangat merindukanmu, Akhirnya.." 

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang