twelve : damn it!

239 31 4
                                    

"AKU sangat merindukanmu, Akhirnya.."

"Akhirnya..?" Boruto yang sempat terduduk diam akhirnya mengesampingkan Sumire setelah mendengar suara Sarada, kemudian ia menjulurkan tangannya dan membangunkan Sumire juga. Itu bukan karena masih ada sesuatu dihati nya, ini soal Attitude pada seorang gadis.

"Sarada, punggungku sakit se-" omongan boruto dipotong keras oleh Sarada, Sarada menampilkan senyumannya pada Sumire "Apa kabar, Ketua Kelas?" ucapnya, santai.

Sumire tampak terkejut, ia segera melepaskan kacamata hitam nya "Sarada? Kapan kau kembali ! kenapa tidak ada yg memberitahu ku?" Sumire tersenyum manis bak gadis cantik pada umumnya. Sarada juga begitu, tidak tanda-tanda kebusukan dari keduanya ; Boruto terdiam sejenak 'Kedua gadis ini tidak akan memperebutkan ku, kan?' katanya dalam hati, betapa percaya dirinya boruto ketika mengucapkan itu.

Mereka duduk disalah satu kursi ditaman kota itu, Boruto yang duduk disebelah Sarada sekarang memasang wajah yang santai sekali. Ia bahkan tidak canggung sedikit pun, Sarada sedikit memicingkan matanya 'padahal itu mantan kekasih nya, tapi dia biasa saja?' batin Sarada, Lagi-lagi sekarang ia terbayang bagaimana tadi Sumire tiba-tiba memeluk boruto dari belakang hingga terjatuh.

Sarada dan Sumire saling berbincang.

"APA? SUDAH TUNANGAN?" suara keras, ia kaget sekagetnya, mungkin bisa dibilang ia shock sekarang.

"Benar, Ketua kelas. Kenapa kau tidak datang ke pesta kami?" tanya Sarada, bisa dilihatnya wajah Sumire seperti orang kebingungan dan tampak masam.

"Aku tidak tau hal itu. Jika tau, mana mungkin aku tidak datang" kata Sumire, mereka berdua saling bertatap dengan penuh kebingungan.

"Bagaimana bisa? Boruto bilang, dia sudah mengirimkan undangan ke kediamanmu langsung"

Kini mata dua orang gadis itu menatap boruto.

"Jangan tanya aku, Aku menitipkannya kepada Penjaga di Apartement-nya" jawab boruto kemudian, tanpa bersalah, berwajah datar.

Boruto tampak acuh tak acuh, entah sebenarnya memang sudah dia tidak peduli pada sumire atau memang dia handal menyembunyikan wajah atau perasaannya yang sebenarnya. Sejujurnya, bagi Sarada pun ia bahkan belum mengenal siapa sebenarnya Boruto, mereka sudah terpisah sangat lama, dan seseorang bisa berubah dalam kurun waktu itu.

"Tapi, bukankah terlalu itu terlalu jahat, Boruto?" Kini Boruto menatap Sumire seakan tatapannya sungguh dalam, "Apa?" tanyanya.

"Kita bahkan belum putus, tapi kau malah bertunangan. dan lagi, dengan Sarada? Bagaimana bi-" kata Sumire, dia menyunggingkan senyuman kecil diakhir kalimatnya, entah apa itu maksudnya.

"pardon me?" boruto memotong perkataan Sumire dengan cepat. "Aku tidak tahu kenapa kau berkata seperti itu, Tapi sekarang, Sarada adalah gadisku. tolong hati-hati dengan mulutmu". Mendengar itu langsung mulut Boruto, terlihat bahwa mimik wajah Sumire terlihat sedikit bergetar.

Sarada menghela nafas panjang. ia berdiri kemudian menatap keduanya. "Selesaikan urusan kalian, jangan libatkan aku. Aku pergi" Ketusnya. begitu mengucapkan itu ia langsung beranjak kaki dari tempat itu.

"Sara-" ketika Boruto ingin meraih tangannya, rupanya reflek gadis itu begitu cepat. ia memicingkan kepada Boruto sebelum meninggalkan tempat itu.

"Kau benar-benar gila sekarang? kupikir setelah beberapa bulan ini kau akan kembali waras" Nadanya terlihat sangat marah, Boruto mengepal erat tangannya.

Sumire balik menatapnya, "Hah, kenapa begitu? kita belum putus secara resmi" katanya. Amarah Boruto rasanya semakin memuncak, 'resmi? apanya yg resmi' batin nya dalam hati. Sekarang ia sudah semakin percaya bahwa gadis dihadapan nya memang sudah gila sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang