Chapter 3

2.5K 291 31
                                    

.

"Layla i'm home!"

Suara Jaeyoon menggema di seluruh penjuru rumah berlantai satu itu, sedikit sebanyak memberi kebisingaan. Eksistensi Jaeyoon baru saja memasuki rumah bersama tangan melintangkan lebar menyambut anjing berbulu keemasan yang sedang berlari menuju ke arahnya dan seketika ruangan itu di penuhi gelak tawa Jaeyoon yang kesenangan.

"Datang juga lo."

Dengan lajunya Jaeyoon menoleh pada sosok seseorang yang berdiri tidak jauh dari ruang tamu dengan toples keripik di tangan.

"Lho, kapan lo nyampe?" Langsung saja Jaeyoon melepaskan Layla dari dakapannya lalu berdiri menyusul sahabatnya itu yang kini duduk santai di sofa.

Kim Sunoo hanya menjawab singkat. "Baru aja."

Cengiran lebar Jaeyoon terulas dan duduk di sebelah Sunoo setelah meletakkan tas di meja. "Gue ngira lo cuma canda doang waktu ngomong mau nginap."

Reflek muka Sunoo berubah julid. "Dih, lo pikir gue kayak lo? Suka nabur janji."

Sontak juga bola mata Jaeyoon memutar. "Cih, anjing kenapa malah nyudutin gue."

"Yah... si babi!" Sunoo tidak mau kalah, menyahut kelewat kesal.

"Siapa coba yang ngomong, nanti gue sendiri ke rumah lo, ya? Atau nanti deh gue datangin lo?" Raut muka Sunoo terlihat mengejek, mengikuti gaya bicara Jaeyoon lalu mencibir penuh julid. "Ujung-ujungnya gue juga yang datang."

Lantas ketawa Jaeyoon lolos merangkul pundak Sunoo. "Gue 'kan gak tahu bakal sesibuk ini." Memberi senyum cerahnya. "Lagian untung juga lo datang sini, kalau enggak sampai ke sudah kita gak ketemu."

Mata rubah Sunoo menyipit. "Emang sesibuk itu lo?"

Laju Jaeyoon mengangguk bersama muka yang ia lelahkan mengekspresikan betapa penatnya ia. "Mana kebagian bimbingan Dokter yang nyebelinnya minta ampun."

Sesaat raut Sunoo bercahaya lalu menyeru lantang. "Nah ini dia!"

Sampai berjengit tubuh Jaeyoon melihat Sunoo tiba-tiba merubah cara duduk kepada bersila menghadap ke arahnya.

"Dokter si Sunghoon, Sunghoon itu 'kan yang lo cerita di chat udah kayak mau lo musnahin. Sini mending lo cerita." Lanjut Sunoo semangat.

Sejenak juga raut Jaeyoon berubah menggebu-gebu, terlihat bersemangat untuk bergosip. "Mantap deh lo ada di sini, gue pengen banget curhatin sakitnya hati gue sama si Dokter."

Sunoo mengangguk-angguk kelewat semangat dengan tangan masih setia memegang toples keripik menunggu Jaeyoon buka cerita sambil mengunyah.

"Gini kemarin lo mau tahu?" Jaeyoon mula bercerita dengan penuh ekspresif. "Awal pagi lagi dia chat gue sebelum sampai rumah sakit dia pesan nyuruh gue beliin dia minuman espresso di kafe gak jauh, sih. Cuma sebrangan doang sama rumah sakit. Tapi lo mau tahu?"

Sesaat Jaeyoon menjeda, tergambar rautnya begitu mengesalkan. "Begitu  sampai dan gue ngasih minumannya dia nolak sambil ngomong dia mau kopi buatan gue." 

Refleks muka Sunoo mengerut, ikut kesal. "Dih, kok gitu amat."

"Emang, dan minuman itu di kasih ke orang karena gue gak minum kopi. Gue ini cuma bisa sabar doang Sunoo kalau enggak. Gak tahu deh gue."

Toples di tangan Sunoo letakkan di meja, kini dirinya ikut kesal dapat merasakan apa yang Jaeyoon rasakan. "Kalau itu gue, udah gue tumpahin di mukanya. Kok, ngeselin banget jadi orang."

Jaeyoon mengangguk setuju. "Gue juga pengennya gitu tapi mana bisa."

Sedetiknya hening sama-sama terdiam dengan nafas beratur sebal. Setelahnya Sunoo bertanya kembali.

CLUMSY || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang