Chapter 25

1.2K 140 30
                                    

.

Ketika mobil masuk ke dalam perkarangan rumah sudah terlihat Sunoo berdiri di teras dengan pintu utama terbuka lebar.

Sunghoon mengalihkan pandangan pada Jaeyoon di samping yang ketiduran, melihat raut pucat itu membuat Sunghoon khawatir bahkan tadi sempat berpikir hendak ke rumah sakit lebih dulu sebelum kembali pulang.

Tapi melihat Jaeyoon ingin pulang mau tidur maka Sunghoon cuma bisa menurut, berpikir di rumah saja nanti merawat Jaeyoon apalagi pria itu tidak makan setelah terakhir kali waktu mengganjal perut dengan roti sebelum mendapat kabar tentang dua ayah mereka. Itu terakhir kali Jaeyoon makan, sudah mau masuk dua hari.

Seketika sosok Sunoo yang menunggu sedari tadi berlari cepat sewaktu mobil terparkir, tidak sabar menunggu pintu terbuka melihat Jaeyoon memejam mata yang sesaat mengerjap.

Jaeyoon melenguh pelan sambil menoleh ke samping di mana Sunghoon sudah bersiap ingin keluar lalu pandangan beralih di sebelah jendala mobil melihat temannya sudah terpacak berdiri.

Lantas membuka pintu mobil disambut pelukan hangat Sunoo. "Lo kok main pergi aja. Jangan gitu, gue khawatir tahu." Omelan terkesan khawatir Sunoo membuat ujung bibir Jaeyoon naik sedikit.

"Maaf, gue cuma mau ketemu Papa." Ucapnya lirih disahut raut Sunoo berubah sedih pun begitu atensi teralih oleh wajah pucat Jaeyoon bahkan bibir itu terlihat sedikit membiru.

"Jaeyoon, kita ke rumah sakit, ya?" Usulnya sambil memeluk pundak temannya itu tapi Jaeyoon sudah menggeleng kepala, menolak.

"Mau tidur, gue bisa istirahat di rumah."

Sunghoon yang memang diam memerhati dari depan mobil ikut mengeluh sama seperti Sunoo karena keadaan Jaeyoon sekarang mengkhawatirkan.

"Ya udah. Ayo, istirahat tapi lo makan dulu, minum obat juga."

Mengangguk lemah, jujur Jaeyoon benar-benar ingin ke kasur sekarang merebahkan kepala yang menyakitkan. Terlalu banyak menangis, tidak tidur bahkan makan pun belum pernah sejak dua hari lalu dan Jaeyoon ingin kembali sedikit kekuatan tubuhnya saat ini seperti jeli yang bisa kapan saja rebah.

Lalu dibantu Sunoo mereka berjalan masuk ke dalam rumah dengan Sunghoon di belakang berjaga-jaga dan kebetulan Jay yang baru tahu ketibaan mobil Sunghoon ingin keluar membuat mereka bertembung di pintu utama.

"Lho, Jaeyoon? Sakit?" Bertanya spontan ketika Jay melihat sosok Jaeyoon namun cepat Sunghoon menyela memberitahu Jaeyoon pusing dan ingin segera ke kamar, lantas Jay memberi laluan untuk mereka berjalan masuk.

Begitu melewati ruang tengah mereka berhenti sebentar mendapati orang-orang yang menginap di rumah berkumpul di sofa, ada keluarga Jay serta Jiwon di sana.

Membungkuk hormat Jaeyoon menyapa terkesan tidak enak begitu juga Sunoo.

"Jaeyoon, kamu gak apa-apa?" Ayah Jay lantas berdiri bertanya khawatir.

Jaeyoon tersenyum tipis guna menyakinkan kalau dirinya baik-baik saja. "Aku gak apa-apa Om, cuma pusing dikit." Jawabnya pelan.

Ibu Jay ikut berdiri sama. "Kalau gitu kamu makan dulu, minum obat juga." Sarannya lembut.

Mengundang Jaeyoon tersenyum manis melihat perhatian kedua orang tua Jay. "Iya, aku bakal makan dulu baru tidur."

Jiwon memutar bola mata melihat situasi saat ini, mendelik pada mantan ipar yang begitu perhatian, sebelum bersuara terdengar ketus. "Pagi-pagi lagi udah ngerepotin orang-orang buat nyari di pagi buta." 

Jaeyoon tersentak mendengar bicara Jiwon bahkan orang-orang yang berada di ruang tengah sontak menatap Jiwon terkejut diselimuti keheranan.

"Kalau mau keluar itu bilang bukan main pergi aja, sampai satu rumah panik nyariin. Nyusahin benar."

CLUMSY || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang