Chapter 11

1.6K 189 26
                                    


.

Seperti biasa dan sudah rutin dilakukan begitu tiba di rumah sakit Jaeyoon membawa nampan berisi secangkir kopi ke ruangan Sunghoon.

Melangkah masuk pandangan Jaeyoon di suguhi dengan dua pria berdiri di meja bersama selembar kertas.

Sama-sama berjas dokter terlihat serius mengamati X-ray di tangan yang di pegang dari teman sekerja Sunghoon.

"Bagian ini kita harus lebih fokus." Telunjuk Sunghoon menunjuk satu bagian lekuk tubuh hewan.

Diangguki setuju. "Aku juga pikirnya gitu karena ini terlihat lebih parah."

Jaeyoon yang baru menghampiri meja meletakkan kopi lalu ingin terus beranjak namun Sunghoon memberi lirikan mata untuk menunggu dan dipahami Jaeyoon.

"Bisa di lihat bagian ini nampak patah dan harus dibetulkan, baru kita fokus ke sini." Telunjuk Sunghoon berpindah pada bagian lain.

Manakala si lawan bicara mengangguk paham. "Oke, kalau begitu operasi harus secepatnya, bukan?"

Laju anggukan Sunghoon menyahut. "Iya, kalau bisa hari ini juga. Kamu coba inform sama tuannya supaya bisa di segerakan." 

Anggukkan sekali lagi dan dokter itu pun berpamitan sempat juga melempar senyum pada Jaeyoon yang menunggu di pinggir meja.

Setelah kepergian si dokter Jaeyoon beralih pada Sunghoon yang tampak fokus mengecek sesuatu di laporan.

"Kamu ke lantai dua buat ngecek kucing yang baru tiba tadi subuh di bawa nama Dokter Yoo." Ucap Sunghoon sembari meraih cangkir.

Jaeyoon mengangguk-angguk. "Gak ada apa-apa lagi?" Tanyanya.

Sunghoon menggeleng yang sesaat tangannya terangkat. "Sebentar, ini tolong kamu cek dan bagikan pandangan kamu, hasilnya nanti kasih ke saya." Satu laporan dipegang Sunghoon tadi diberikan pada Jaeyoon.

Mengambil patuh lalu Jaeyoon mengecek sekilas lalu. "Ini soal keadaan kelinci kemarin?"

Sunghoon mengangguk. "Iya, saya mau kamu yang tangani."

Mulut terbuka kecil tanda mengerti lalu tersenyum tipis. "Oke, saya mengerti Dokter."

Lalu tubuh Jaeyoon sedikit membungkuk gestur pamit, sebelum beranjak pergi sempat Jaeyoon melihat sejenak pada Sunghoon yang sudah duduk setelah meletakkan cangkir dan kembali fokus pada layar komputer serta berkas-berkas di atas meja.

Jujur dalam keadaan seperti ini aura Sunghoon sangat menguar menampakan karismatiknya, itu belum lagi di ruang operasi atau menangani hewan dalam perawatan.

Waktu-waktu seperti itu kadang Jaeyoon merasa takjub, mengagumi cara Sunghoon berkerja. Tidak heran orang-orang begitu segan dan menghormati Sunghoon karena kinerja pria itu di atas rata-rata.

"Eh, Jaeyoon." Suara yang sangat familiar masuk indera Jaeyoon, ia pantas menoleh pada Yejin yang baru keluar di ruangan ingin ditujuinya.

"Kak Yejin." Sahutnya bersama senyum manis terukir.

"Aku baru mau ke ruangan Dokter Park tapi kamu udah ada di sini." Berkas di tangan diberikan pada Jaeyoon. "Ini dari Dokter Yoo."

"Oh, aku mengerti." Lantas di ambil huluran Yejin. "Dokter Park sudah nyuruh aku ke sini sekalian mengecek keadaan kucing." Lanjutnya sembari berjalan masuk ke dalam, Yejin juga ikut turut masuk kembali.

Sambil berjalan Jaeyoon mengecek laporan tentang si kucing matanya mengernyit membaca setiap tulisan yang menjelaskan keadaan hewan itu.

"Dugaan Dokter Yoo ada sesuatu di perut kucing." Celetuk Yejin ketika mereka tiba di kasur khusus, terletaknya kucing hitam tergeletak lemah tak berdaya.

CLUMSY || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang