Chapter 22

1K 123 11
                                    

.

"Tangkap yang banyak, ya!" Jaeyoon berseru senang menghantar kepergian kedua orang tua yang sudah siap-siap masuk ke dalam mobil.

Sesuai rencana di ujung minggu kalau kedua ayah mereka itu akan memancing di laut.

Anggukan bersama senyum Wonjae maupun Hyunji ukir sembari menyahut akan membawa sebanyak mungkin.

Lalu kedua sosok pertengahan empat puluhan itu di telan perut mobil sebelum kenderaan melenggang pergi

Sunghoon di belakang tubuh Jaeyoon ikut tersenyum sama menemani lambaian tangan Jaeyoon melihat mobil sang ayah mula menjauh.

"Ayo, kita juga harus bersiap."

Seperti sudah diberitahu alasan mereka tidak bisa ikut serta bersama Wonjae dan Hyunji memancing di laut, di mana menjadi pertama kali di jejaki karena kegiatan sukarelawan mereka yang tidak jarang sebulan dua atau tiga kali dilakukan.

Kini waktu menginjak pukul sebelas pagi tampak sibuk beberapa petugas sukarelawan berkerja berpencer di mana-mana area di salah satu tempat sekitar bangunan tidak terpakai terdapat banyak hewan terbiar yang nampak kotor dan terluka.

Tempat ini menjadi tempat hewan-hewan berteduh dan berkumpul karena minim manusia lewat kecuali kenderaan di jalanan raya yang berkendara terlihat ramai. Selain dari itu memang tempat ini sunyi sepi.

Rencana ingin menyelamatkan selagi mereka memberi pertolongan pertama di lokasi sebelum dibawa pergi. Itu juga jika sebagian hewan menurut karena tidak jarang ada yang lari tidak ingin didekati.

Seperti saat ini Jaeyoon sudah menangkap anjing hitam yang mencoba lari meski jelas sekali anjing itu terluka di kaki depan. Nampak anjing itu tidak suka setelah Jaeyoon menahannya terlihat ingin berontak tapi karena kaki yang terluka membuat sulit bergerak.

"Hei! Tenang, aku cuma mau mengobati luka kamu, oke." Jaeyoon tersenyum, suaranya dibuat lembut, menenangkan anjing itu. Sambil satu tangan lagi menggapai tas peralatan yang ia bawa dibuka mengambil beberapa alat pengobatan yang diperlukan.

Tidak jauh dari sana Sunghoon yang baru saja mengangkat satu anjing di letak di tempat yang sudah di tanda akan dibawa ke rumah sakit jika saja ada hewan mengalami sakit yang parah dan diperlu dirawat.

"Ayo, dimakan." Selagi bersiap untuk mengobat luka di kaki anjing berbulu hitam itu Jaeyoon mengeluarkan makanan bentuk membuat anjing teralihkan selagi ia merawat. Bersama senyum sambil fokus mengobati luka di kaki si anjing Jaeyoon sesekali terkekeh kecil memuji anjing itu yang tidak berontak ketika luka di sentuh walaupun kadang terlihat beriak tidak nyaman.

"Good boy!" Mengusak-usak bulu-bulu kasar itu melihat anjing menikmati makanan kemudian Jaeyoon berdiri berseru pada satu petugas mengatakan jika anjing ini mengalami luka ringan.

Sejenak pandangan Jaeyoon mengitari sekitar area, jujur tempat ini sedikit menyeramkan karena sunyi di mana ada dua bangunan flat rumahan berlantai sepuluh yang nampak kumuh dan begitu kotor sekali karena tidak berpenghuni bertahun lamanya. Tidak jarang Jaeyoon merasa merinding sendiri ketika melewati beberapa tempat di kawasan ini.

Pandangan Jaeyoon berakhir pada satu tempat yang ramai terdapat lima petugas memberi hewan makanan, terlihat banyak hewan-hewan melahap rakus, kelaparan.

"Jaeyoon, sini bentar!"

Laju kepala Jaeyoon menoleh pada suara yang menyeru lantas bergerak begitu melihat salah satu petugas tampak kesusahan menangani hewan yang berontak tak ingin dirawat.

Sunghoon yang tengah mengobati telinga anjing beberapa langkah dari tempat Jaeyoon membantu petugas yang memanggil tadi, tersenyum tipis melihat Jaeyoon bertingkah riang namun lembut dan hati-hati menenangkan hewan sambil memegang kedua tangan anjing untuk diperiksa di perut yang nampak membengkak.

CLUMSY || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang