Chapter 31

1.1K 120 11
                                    

.

Di ruang rawat terlihat Jaeyoon bersama handuk di tangan, berdiri di brankar dengan kucing berbulu abu-abu putih yang terus mengaung saat ingin disentuh. Tidak ragu-ragu kucing itu membuka mulut ingin menyerang begitu juga tangan mengeluarkan kuku siap mencakar.

Namun Jaeyoon tetap tenang dan berhati-hati yang sesekali menenggelamkan kucing itu dengan handuk untuk membuatnya diam meski si pemilik kucing berada di sana ikut menenangkan namun si bulus tidak berhenti berontak tak ingin disentuh.

Padahal cuma mau di suntik saja namun seperti biasa ragam hewan berbeda-beda, berbagai bentuk sikap.

Sekali lagi Jaeyoon menutup tubuh kucing dengan handuk dan cepat mengusap kepala di balik handuk meski suara kucing masih terus menggeram terendam di dalam kain

Merasakan perlahan-lahan kucing tenang dengan suara memelan secapatnya Jaeyoon mengambil suntik dan langsung menancap tepat di paha yang sedetiknya laju menahan kucing yang ingin berontak kasar dengan mengusap-usap disebalik handuk.

Detik kemudian melepaskan kain yang menutup dan diusak-usak lembut bulu-bulu di sepanjang tubuh kucing itu yang mula terdiam. Si pemilik kucing ikut memberi kata-kata penenang.

"Susah benar kalau udah mau suntik." Gumam si wanita menggeleng melihat kucingnya dan dijawab dengan senyum Jaeyoon nemaklumi, sudah biasa bagi hewan yang memiliki berbagai sifat.

Setelah beberapa menit setelahnya terlihat si kucing sudah di simpan kembali di dalam sangkar siap untuk di bawa pulang tidak lupa juga saling berpamitan sebelum ruang itu hening.

Jaeyoon memilih keluar setelah memberesi peralatan digunakan, matanya memeta sekeliling dan terhenti pada jam yang menunjuk empat petang sejenak teringat janji dengan Sunoo bersamaan matanya melihat Sunghoon masuk di dalam ruang miliknya.

Secepat mungkin kaki Jaeyoon menyusul hampir lupa memberi tahu Sunghoon tentang rencananya hari ini. Begitu mengetuk pintu dan seruan Sunghoon di dalam terdengar Jaeyoon membuka pintu lalu melangkah masuk.

"Oh, kenapa?" Bertanya saat Sunghoon mendongak melihat sosok yang baru masuk ke ruangannya.

"Eum, gini aku lupa mau ngasih tahu nanti kita gak pulang bareng, apa bisa?"

Lantas mengerut dahi Sunghoon, melepaskan pena yang sedang dipegang menulis sesuatu di kertas. "Kenapa?"

"Aku lupa mau kabarin tadi, kalau hari ini Sunoo datang jemput aku sekalian kita mau habisin waktu bareng malam ini." Menggigit bibir ragu-ragu Jaeyoon. "Eumm bisa gak?" Lanjutnya.

Terdiam sesaat Sunghoon, berpikir sejenak sebelum mengangguk mengiyakan. "Oke, tapi dia ngantar kamu lagi atau aku datang jemput?"

Cepat Jaeyoon menjawab. "Gak, dia ngantar aku pulang juga sekalian, supaya Dokter bisa istirahat." Diujung kalimat memelan suaranya.

Cuma anggukan saja dari Sunghoon.

Dan Jaeyoon mengerjap kaku melihatnya, menelan saliva. "Dokter gak marah 'kan?" Tanpa sadar terlontar pertanyaan.

Lagi, mengerut dahi Sunghoon. "Ngapain? Lagian kalian berdua udah lama gak ketemu, gak apa-apa aku ngerti."

Berhembus lega nafas Jaeyoon.

Memang sudah lama tidak bertemu dengan Sunoo, sejak terakhir kali waktu mengucap janji suci di rumah, sudah terhitung sebulan lamanya.

Tidak terasa waktu berjalan cepat, waktu-waktu terberat telah terlewati meski sampai saat ini rasa kehilangan itu masih membekas di hidup mereka. Namun sekali lagi hidup harus dijalani.

Bahkan kini tinggal hitungan hari Jaeyoon juga akan selesai praktek, tidak terasa enam bulan menjalani masa magang di rumah sakit ini. Banyak sudah di alami bukan cuma di tempat kerja tapi di kehidupan Jaeyoon sendiri.

CLUMSY || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang