Mingi duduk sendiri di kantin saat itu, dua temannya sedang sibuk jadi tidak bisa menemaninya makan. Mingi merenung dalam diam, banyak yang terjadi hari ini. Otaknya lelah.
Akhirnya ia lanjut makan dalam diam sampai ia merasakan sebuah sentuhan pelan dipundaknya, ia menoleh untuk mendapatkan Jungwoo yang memegang piring makanannya.
"Boleh bergabung?" Tanya Jungwoo dan Mingi mengangguk sebagai jawaban, lalu lelaki itu duduk didepannya.
Hening dalam beberapa menit, Jungwoo ingin mengenal Mingi karena selama ini ia tidak punya teman dekat di tempat kerjanya. Jadi ia berinisiatif membuat teman.
"U-uh, bagaimana pekerjaanmu hari ini?" Tanya Jungwoo kikuk memulai pembicaraan, Mingi diam sebentar memikirkan bagaimaba cara menjelaskan harinya yang lumayan chaos hari ini :)
"Mmhm tidak bisa dibilang baik atau buruk, 50/50" bohong Mingi
"A-aku hari ini berbicara dengan seorang anak, ia berbicara bagaimana ia melihat kakaknya terbang. Padahal sebenarnya kakak dia bunuh diri dengan lompat gedung, dia pasti trauma. Kasihan sekali..." Mingi mengangkat kepalanya setelah mendengar cerita familiar itu
"Oh anak perempuan itu? Apa kabarnya?" Tanya Mingi setelah mengingat kembali tentang anak perempuan yang ia temui pertama kali di lobby, ia jarang melihatnya sekarang
"Dia mulai membaik walaupun kadang traumanya masih suka datang, kau kenal Hana?" Mingi mengangguk, tidak yakin dengan namanya tapi ia yakin dengan ceritanya
Lalu mata Mingi menangkap seorang lelaki dengan jubah putih berlalu, "Jungwoo kau tau dokter itu?" Tanya Mingi sambil menunjuk dokter kasar yang tadi.
"O-oh itu, namanya dokter Shin. Dia terkenal sebagai salah satu dokter terbaik disini" jelas Jungwoo dan Mingi mengerutkan keningnya
'dokter terbaik? Aku tidak yakin dengan itu...'
"Bagaimana dengan pemilik rumah sakit ini?" Tanya Mingi dan Jungwoo membuat ekspresi sedang memikir
"Aku tidak pernah ketemu dengannya, orang berkata ia adalah seorang yang sangat sibuk. Mungkin saja ia tidak punya waktu untuk herkunjung"
;
Mingi duduk dikamar Jongho, sambil memegang salah satu bonekanya. Ingat yang ia berjanji akan bermain dengan Jongho? Disinilah dia memenuhi janjinya.
"Halo Mister Paus!" Jongho terkikik sambil menggerakan boneka kelincinya seolah sedang berbicara dengan boneka paus yang dipegang Mingi
"Halo bunny!" Jawab Mingi dengan perubahan suara yang ditinggikan untuk menjiwai, entahlah Mingi pernah mengurus keponakannya dulu jadi ia berpengalaman dengan anak-anak.
"Hihihi! Mister paus kau kedengaran sakit, apakah aku perlu mengobatimu?"
"Wah kau sungguh baik sekali bunny, ayo!"
Lalu mereka melanjutkan mainnyaMingi melihat kearah Jongho, tepat seperti apa yang Lisa katakan. Jongho akan baik-baik saja kalau tidak menolak diajak main, Mingi juga mempelajari bahwa Jongho akan mudah terpengaruhi dan memiliki perasaan tidak stabil.
"Apa manisan kesukaanmu?" Tanya Mingi untuk sekedar bertanya basa basi
Jongho diam sebentar, ia berhenti menggerakan bunny dan menunduk, Mingi bingung apakah ia berucap salah?
"P-punya!" Katanya
"Y-yang seperti krim putih dingin itu, manisan kesukaan Hoho!" Mingi mengerutkan keningnya"Maksudmu es krim?" Tanya Mingi dan Jongho mengangguk antusias, Mingi berdiam. Separah apa masa kecilnya? Es krim saja tidak tau...
"Ada manisan kesukaan lain yang Jongho suka?" Tanya Mingi mencoba melanjutkan perbincangan
Jongho menggeleng, "Jongho jarang makan manisan, kak San yang beliin Hoho es krim. Pertama kali Hoho makan es krim! Pas itu kak San diam-diam beliin Hoho di supermarket" Ceritanya dengan antusias, Mingi merasa sedih
"Kamu gak minta sama ayah atau ibumu buat beli manisan itu?" Tanya Mingi dan Jongho menggeleng
"Mamah sama papah gak mau sama Jongho, mereka benci sama Hoho. Hoho gak bisa mintain mereka, jadi kak San yang beliin buat Hoho!" oh iya Mingi lupa kalau orang tua mereka membuangnya disini. Sama seperti Mingi...
Saat Mingi melihat Jongho dan San, ia mengingat dirinya yang dulu. Ketakutan, sendiri, lelah. Namun bedanya Mingi masih sempat mendapatkan kasih sayang pada kakek dan neneknya namun mereka tidak sama sekali.
Membuat Mingi selalu berpikir, 'apa aku kurang baik?' namun semua itu hilang sejak ia beranjak dewasa. Ia menjadi lebih tidak peduli dengan semua hal itu dan melanjutkan hidupnya, seperti itulah ia hidup. Melupakan dan terus jalan.
"Nanti kapan-kapan aku akan membelimu es krim" kata Mingi sambil tersenyum
"Benarkah??? Kalo gitu kakak harus beli buat Kak San juga! Kak San harus makan es krim juga, soalnya kemarin pas dia beliin Hoho cuma cukup uang buat satu aja jadi kak San kasih Hoho. Boleh kan kak?" Mingi hanya mengangguk sebagai balasan, merasa sedikit tersentuh pada kepedulian Jongho pada kakaknya.
Lalu Mingi melihat mata Jongho berbinar setelah itu, membuatnya ikut senang.
;
Seorang perempuan membuka pintu sebuah ruangan lalu bersikap istirahat ditempat saat memasuki ruangan itu, didepannya terdapat seorang lelaki duduk di kursi besarnya.
"Saya hadir tuan..." Sahut Lisa, perempuan itu dengan muka datar.
"Kau sudah mendapat orang baru bukan? Bagaimana perkembangannya?" Tanya lelaki itu sambil melihat kertas dengan biodata yang tertulis nama Song Mingi.
"Perkembangannya baik tuan, semua sudah saya susun."
"Bagus, tetap pantau mereka."
Lisa diam sebentar sebelum menjawab, "siap tuan."
┏PSYCHO┛
∘˚˳°to be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
P S Y C H O ➝ ( A T E E Z )✓
Fanfic[BxB] "Aku ada tempat yang lagi membutuhkan orang, tapi pekerjaan ini harus siap mental dan fisik..." Kata seseorang pada lelaki didepannya "Kasih tau cepat! Aku harus pulang" seseorang itu berdecak kesal atas sifat lelaki didepannya "Kau mau bekerj...