Chapter 10

942 128 4
                                    

"jauh-jauh! Jangan dekat! Taruh saja disitu" another day dimana Mingi bekerja, sudah sekitar 1 minggu Mingi berjalan. Tidak ada yang menarik, semuanya biasa baginya.

Saat ini Mingi mengantarkan makanan pada Seonghwa, walaupun dia tidak semenyeramkan dulu tapi kewaspadaan Mingi tetap ada. Lelaki itu mundur setelah menaruh makanannya di lantai, Seonghwa mengestur tangan mengusir setelah itu. Mingi mendengus dan akhirnya keluar menutup pintu.

Ia sudah melakukan tugasnya pada pagi hari, sekarang ia hanya berada disana untuk memantau mereka. Mingi memasuki kamar Yeosang tentu dengan ketokan, lelaki itu masih belajar.

"Hei, kau tidur tadi malam?" Tanya Mingi mengambil kursi disana, waktu berjalan dan ia belajar menyamankan diri. Ia sudah mulai aman dengan Yeosang, Wooyoung, dan Jongho. Selainnya ia masih kaku.

Yeosang hanya menggeleng sebagai balasan, Mingi berdecak. "Setidaknya istirahatlah bodoh" kata Mingi sambil menghalang buku Yeosang dengan tangannya dan saat itu juga Yeosang menatapnya dengan menyeramkan.

Ingatkan Mingi untuk tidak melepaskan kewaspadaannya, Mingi akhirnya berdiam disana melihat Yeosang mengerjakan soal yang sudah kelihatan pusing.

Mingi tidak pintar, selama sekolah ia tidak pernah fokus karena pekerjaan mencari uangnya menguras tenaga sehingga ia selalu tertangkap tidur di kelas. Melihat Yeosang yang antusias belajar membuat Mingi merasakan semua perkataan ayahnya yang sempat mengatainya anak bodoh, Mingi tidak pernah membentak soal hal itu. Karena emang benar, ia hanya pria bodoh...

"Kau suka belajar sampai masuk sini?" Tanya Mingi tanpa sadar Yeosang berhenti untuk berpikir

"Aku benci belajar" jawab Yeosang sambil kembali mengerjakan soalnya, Mingi menaikan alisnya.

"Lalu kenapa kau segiat itu belajar?" Tanya Mingi dan Yeosang tersenyum, lalu Mingi menyadar

"Oh iya, lupa...sorry" Setau Mingi Yeosang di tekankan untuk menjadi sempurna, membuatnya tidak berhenti belajar. Sehingga ia menjadi seperti ini, terdengar seperti hal sepele. Namun hal sepele bisa bertumbuh menjadi sesuatu yang serius, maka kalian harus hati-hati dalam bertindak ataupun berucap.

Setelah berbincang singkat Mingi keluar dari kamar Yeosang dan menuju kamar Hongjoong ia berdiri didepan sana, Hongjoong hanya duduk disitu. Dengan rantai yang mengikat tangannya, seakan mengekang dirinya. Lalu sedetik kemudian Hongjoong menoleh kearah jendela, lagi-lagi ia tau Mingi disana.

Mingi memasuki ruangan itu "bagaimana cara kau tau aku diluar?" Tanya Mingi melipat tangannya

"Aku tidak mengatakan apapun"oh iya juga, Mingi aja yang tidak berpikir :)

"Apakah kau selalu di rantai?" Tanya Mingi duduk

Hongjoong tersenyum, "sebenarnya tidak perlu mengikat ku, aku tidak akan melakukan apapun" jawab Hongjoong

Mingi mendengar alasan kenapa ia dirantai, karena berhasil membuat seseorang bunuh diri? Itu info yang Mingi tau...

"Aku tidak melakukan apapun." Kata Hongjoong tiba-tiba di tengah pemikiran Mingi

Selama Mingi disini satu minggu, lelaki ini tidak melakukan apapun selain membuat Mingi merinding dan penasaran dengan perkataan anehnya. Lain dari itu, Hongjoong tidak melakukan apapun. Ia tidak menekan atau memanipulasi Mingi untuk mengakhiri hidupnya atau hal lain.

"Dunia ini mempunyai banyak sisi gelapnya bukan begitu teman?" Mingi diam melihat kearah Hongjoong, apa perasaan dia saja ya?

;

Mingi menutup dan mengunci pintu masuk bagian Destiny, ia akan makan siang saat ini. Saat ia berbalik untuk keluar ia melihat seorang ibu-ibu menoleh kiri kanan, dengan baik hati Mingi menghampiri niat membantu.

"Ada yang bisa dibantu bu?" Tanya Mingi mengagetkan ibu itu sedikit

"Oh iya...saya hanya tersesat saja" jawab ibu itu dengan senyuman manisnya, Mingi merasa senyumannya familiar tapi ia tak tau siapa.

"Ibu ingin kearah mana bu? Saya bisa bantu ibu ke tujuan" tanya Mingi lagi, ibu itu terlihat berpikir sebelum menjawab

"Ah antarkan saya ke pintu keluar saja, saya emang tujuannya keluar" jawab ibu itu dan Mingi mengangguk lalu menyuruh ibu itu mengikutinya

Dalam perjalanan kesana sepi, memang bagian Destiny selalu sepi. Tidak banyak orang yang lewat kearah sini, ngapain juga mereka melewat kearah sini? Dan Mingi bingung bagaimana ibu ini bisa tersesat jauh sampai ke Destiny, karena bagian Destiny itu berasa di paling ujung dan jauh. Makanya tidak banyak orang disana.

"Disana tadi ada apa?" Tanya ibu itu memecahkan keheningan

"Ah-oh itu juga kamar pasien bu" jawab Mingi
"Sepertinya jauh sekali dari kamar-kamar pasien yang saya lewati tadi" Mingi diam sebentar, berpikir bagaimana cara ia mengucapkannya

"Yang bagian ini, lebih spesial bu...kalo ibu bagaimana bisa sampai kesana bu?" Tanya Mingi

"Entahlah, saya hanya mengunjungi dan tersesat sampai kesitu" jawab ibu itu dan Mingi hanya mengangguk tanpa menaruh curiga.

;

Mingi duduk di atas kursi kerjanya, ada sebuah kursi dan meja terletak di dekat pintu masuk. Dihadapannya adalah kamar pintu para anggota Destiny, jadi mempermudahkan Mingi mengawas.

Mingi iseng membuka meja disana, dan melihat beberapa file-file yang memang berada disana. Karena berhamburan dan mumpung gabut Mingi rapiin semua file itu, saat ia mengangkat semua kertas-kertas. Ia menemukan sebuah buku kecil mirip notebook, keliatan sudah tua dan kusam serta bau apek dari buku itu. Mingi mengeluarkannya lalu membuka...

Halaman pertama Mingi melihat terdapat goresan pensil, disana juga tertulis nama.

D E S T I N Y.

Park Seonghwa
Kim Hongjoong
Jeong Yunho
Kang Yeosang
Choi San
Jung Wooyoung
Choi Jongho
-min.

Mingi mengerutkan keningnya, semua nama anggota Destiny ada disini. Lalu siapa sosok Min ini? Entahlah sudah banyak pertanyaan di otak Mingi saat ini.

Lalu ia membalik kertas selanjutnya.

Page 1 : Park Seonghwa...

┏PSYCHO┛

∘˚˳°to be continued...

P S Y C H O ➝ ( A T E E Z )✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang