2

9 5 0
                                    

"Gak mikirin apa- apa,kak."sahut Hesti sambil menghembuskan nafas kecil.

"Sudah malam,tidur deh.besok ke- siangan,lho,"ujar lusi tetap lembut suaranya.

"Iya,kak,"sahut hesti sambil memejam kan matanya.

"Oh,ya...besok kakak nggak kerja.jadi besok kamu naik bis saja ke sekolah, ya...?"ujar Lusi memberitahu.

"Memangnya kak lusi libur?"tanya Hesti sambil membuka matanya lagi, dan memiringkan tubuhnya hingga berhadapan langsung dengan kakaknya yang juga miring tubuhnya.

"Iya,tapi cuma satu hari saja kok," sahut Lusi.

"Sayang liburnya bukan hari minggu," keluh Hesti.

"Memangnya kenapa?"

"Hesti mau ke taman mini,kak.kata Hesti setengah merajuk.

"Kalau mau,besok kita bisa pergi setelah kamu pulang sekolah,"kata Lusi sambil tersenyum.

"Benar,kak...?"desah Hesti gembira

"Lusi hanya tersenyum saja.

"Terima kasih,kak,"ucap Hesti sambil mencium pipi kakanya ini.

"Sudah tidur sana,nanti kesiangan bangunnya,"ujar Lusi lagi.

Hesti jadi senang,karena keinginannya untuk melihat taman mini bisa tercapai juga.sudah setahun dia tinggal bersama kakaknya,tapi belum pernah melihat taman mini.memang hampir seluruh waktu lusi tersita oleh pekerjaan yang tidak diketahui adiknya,sehingga dia tidak sempat membawa adiknya ini pergi jalan- jalan ke tempat rekreasi. Dan hesti kelihatan begitu senang sekali,karena keinginannya besok bisa terpenuhi.gadis itu pun tidur dengan bibir mengulum senyum.Lusi juga langsung memejamkan matanya, karena memang sejak tadi dia sudah begitu mengantuk sekali.

                              ***

"Hes, malam ini kamu ada acara nggak ...?"ujar Rengga bertanya sambil duduk di pinggiran meja di depan hesti.

"Nggak,"sahut Hesti sambil memberes kan buku- bukunya. dan memasukkan nya ke dalam tas.

"Memangnya kenapa...?"

"Nonton,yuk...?"ajak Rengga langsung.

"Malas,ah,"sahut Hesti sambil bangkit berdiri sambil menyandangkan tasnya yang bertali panjang ke bahu kiri.

"Kenapa,sih,setiap kali aku mengajak kamu selalu menolak?memangnya kamu sudah punya pacar,hes...?"ujar Rengga bernada kecewa.

Hesti membeliakkan matanya,menatap wajah cowok ini dengan tajam. memang sejak masuk kesekolah ini, Rengga sudah langsung mendekatinya.
Bahkan cowok ini langsung terang- terangan ingin menjadikannya pacar. Sebenarnya Rengga punya wajah yang tampan,tubuh yang tinggi dan atletis. Dan disekolah ini,Rengga juga punya prestasi yang cukup bagus.Rengga memang kakak kelasnya.cowok ini sudah kelas tiga dan setiap tahun selalu mendapat gelar sebagai juara kelas.
Tapi entah kenapa,Hesti tidak pernah tertarik pada cowok ini.dan dia juga tidak tahu kenapa,padahal semua teman- temannya selalu memberi angin.Hesti mengedarkan pandangan nya berkeliling.tidak ada lagi seorang pun di dalam kelas ini selain mereka berdua.memang sudah waktunya mereka pulang.Hesti melangkah keluar dari kelas ini tanpa bicara apa- apa lagi.cepat- cepat Rengga mengejar dan mensejajarkan ayunan langkah kakinya di samping gadis ini.

"Hes,aku mau bicara padamu...",ujar Rengga sambil mencoba untuk memegang tangan gadis ini.tapi Hesti cepat menepiskannya.

"Hesti diam saja,terus melangkah menyusuri lorong sekolah ini. kemudian dia menuruni anak- anak tangga dan terus melangkah tanpa peduli pada Rengga yang terus meng- ikutinya di samping.

"Beri aku kesempatan,Hes.sejak pertama kali aku melihatmu,aku langsung jatuh cinta.rasanya tidak ada lagi wanita di dunia ini yang bisa mengisi hatiku,"kata Rengga langsung mengobral rayuannya.

"Maaf,Ga.aku belum berminat punya pacar.tunggu saja,mungkin tiga atau lima tahun lagi."sahut Hesti tegas.

"Gila...!kamu benar- benar mau menyiksa aku,Hesti."sentak Rengga seperti terkejut.

"Cari saja gadis lain.masih banyak kok gadis yang lebih dari aku,"kata Hesti tetap menolak.

"Terus terang saja,Hes.sebenarnya kau sudah punya pacar atau belum,sih...? Kok,kamu terus menolakku?"tanya Rengga jadi penasaran.

"Harus berapa kali aku bilang,Ga.aku belum berpikir kesana.aku tidak mau sekolahku terganggu hanya karena punya pacar,"tegas Hesti lagi.

Rengga jadi diam,meskipun hatinya masih terus diselimuti rasa penasaran. Dia seperti tidak percaya kalau gadis ini belum punya pacar,sehingga begitu tegas sekali menolaknya.

"Sebaiknya kita berteman saja dulu,Ga. Kalau memang jodoh,tidak akan lari kemana- mana,"kata Hesti lagi,seperti ingin membuat hati cowok ini jadi kecewa.

Rengga masih saja diam.

"Yuk,Ga...kakakku sudah menunggu tuh,"ujar Hesti sambil menunjuk kakaknya yang menunggu di dalam mobil,tepat di depan pintu gerbang sekolah ini.

Sebelum Rengga bisa membuka mulutnya lagi.Hesti sudah berlari- lari kecil menghampiri kakaknya.Dan dia langsung masuk ke dalam mobil sedan merah ini di samping kakaknya.
Sementara Rengga sempat melihat wajah lusi yang begitu cantik dan sempat tersenyum padanya.dan entah kenapa,tiba-tiba saja dada cowok ini berdebar kencang mendapat senyuman itu.dia jadi berdiri diam terpaku, dan hanya bisa memandangi saja mobil starlet merah itu melaju meninggalkan gerbang sekolah.

"Ganteng juga cowokmu,Hes.Siapa namanya...?"goda Lusi sambil tetap mengemudikan mobilnya.

"Sembarangan saja...!"dengus Hesti.
"Dia cuma teman kok,kak.lagi pula,dia itu kakak kelas kok,"sahut Hesti menjelaskan.

"Aku sih nggak melarang kalau kamu punya pacar,asal jangan lupa saja sama pelajaran sekolah,"kata Lusi sambil tersenyum kecil.

"Idiiih.siapa sih yang punya pacar?Kak lusi sendiri,mana pacarnya.mestinya kak lusi dulu yang punya..."kata Hesti balik menggoda.

"Hhhh...!"

Entah kenapa langsung menarik nafas dalam-dalam dan langsung menghem- buskannya dengan kuat.terasa begitu berat sekali hembusan nafasnya. Meskipun ucapan Hesti terdengar menggoda,tapi sempat juga membuat raut wajah kakaknya jadi berubah sesaat.dan untungnya hesti tidak sempat memperhatikan,karena dia sedang sibuk mengganti bajunya.
Hesti memang sengaja memakai kaos di balik baju seragam sekolahnya, karena tadi pagi lusi bilang mau menjemputnya kesekolah dan langsung ke taman mini.Hesti meng- ganti roknya dengan celana panjang dan melipatnya dengan rapih,lalu memasukkannya kedalam tas.
Kemudian dia menaruh tasnya ke jok belakang.

Lusi mengambil rokok dan menyelip kannya ke bibir.lalu dia menyalakan nya sambil membuka sedikit jendela di sampingnya.memang lusi sudah tidak canggung lagi merokok di depan adiknya.dan Hesti sendiri tidak pernah mempersoalkannya.bagi Hesti sendiri sudah tidak anrh lagi,karena ada beberapa teman wanitanya di sekolah yang juga merokok,meskipun dengan cara sembunyi- sembunyi.tapi Hesti tidak pernah tertarik untuk mencoba- nya.Dan dia memang tidak ingin mencobanya,walau pun hanya sekali.

                              ***

Hesti memandangi laki-laki tampan yang berdiri di depan pintu.sama sekali dia tidak mengenalnya,dan memang belum pernah ada seorang laki- laki datang kerumah ini,sejak dia tinggal disini.tapi Hesti mempersilahkan masuk juga.sambil tersenyum laki- laki tampan yang usianya sekitar tiga puluh tahun itu melangkah masuk setelah Hesti membuka pintunya lebar- lebar. Dia baru duduk setelah Hesti memper- silahkannya.Hesti sendiri kemudian duduk agak jauh di depannya, berseberangan dengan sebuah meja kaca yang cukup besar.
Beberapa saat mereka terdiam.

Gadis panggilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang