Lusi menyentakkan tangan laki- laki itu.namun Harlan rupanya tidak mau menyerah begitu saja.dengan kasar sekali dia merenggut baju gadis ini hingga sobek.Lusi memekik terkejut. dan mencoba untuk menutupi bagian tubuhnya yang terbuka.begitu gigih sekali Lusi melawan,membuat Harlan jadi berang.tiba- tiba saja dia melayang kan tangan kanannya,menampar wajah gadis ini dua kali,membuat Lusi memekik kesakitan seketika itu juga. Lusi menangis sambil memohon belas kasihan laki- laki ini.namun sedikitpun Harlan tidak memperdulikannya. saat perlawanan Lusi berhenti,Harlan tidak membuang kesempatan- kesempatan ini.
Dengan kasar sekali dia merobek baju gadis ini hingga hampir seluruh tubuh nya terbuka.kedua bola mata Harlan jadi membeliak lebar melihat keindah- an tubuh gadis ini sudah terbuka cukup lebar.dengan buas sekali dia mencium dan meremas bagian- bagian tubuh gadis itu."Jangan,Harlan.aku mohon jangan..." rintih Lusi dengan air mata semakin banyak bercucuran.
"Huh...!"
Harlan mendengus berat sambil men- coba untuk merenggut penutup gadis ini yang paling peka.namun Lusi men coba untuk mempertahankannya.mem buat Harlan semakin bertambah berang,dengan gairah yang sudah me muncak.dan ketika dia berhasil mereng -gut penutup bagian tubuh yang paling peka itu,tiba- tiba saja pintu depan ter- buka,dan...
"Akh...!"
"Heh...?"
Harlan tersentak kaget setengah mati ketika tiba- tiba terdengar suara peki- kan tertahan dari belakang tubuhnya. Cepat dia berpaling,dan jadi terkejut setengah mati melihat seorang gadis berpakaian seragam sekolah tahu- tahu sudah berdiri di ambang pintu sambil menutup mulutnya yang ternganga.
Saat Harlan lengah,cepat- cepat Lusi mendorong tubuh laki- laki itu,dan bergegas menjauhinya,sambil men coba untuk menutupi tubuhnya,dengan pakaiannya yang sudah koyak dan tidak berbentuk lagi."Brengsek...!"
***
"Toloooong...!Toloooong...!"
"Setan...!"
Harlan memaki berang ketika tiba- tiba saja Hesti berteriak dengan keras sekali meminta tolong sambil berlari keluar.
Harlan jadi ketakutan setengah mati, karena Lusi juga ikut berteriak- teriak seperti adiknya.cepat- cepat dia me lompat dan berlari keluar.namun pada saat itu,terlihat orang- orang berdatang
-an.Harlan jadi panik,dan wajahnya memucat seketika,melihat cukup banyak orang berlarian datang ke arah nya karena mendengar teriakan Hesti yang begitu keras sekali."Tolong,rampook!rampook...!teriak Hesti di depan rumahnya.padahal orang - orang sudah berdatangan, langsung menerobos masuk ke halaman rumah ini.mereka seketika itu juga menghajar,memukuli Harlan yang hanya mampu menjerit- jerit kesakitan tanpa dapat melakukan perlawanan lagi.sementara itu Hesti bergegas berlari masuk kedalam rumah,dan dia menubruk dan memeluk kakaknya yang sudah koyak pakaiannya,akibat perbuatan Harlan yang mencoba untuk memperkosa tadi.
Beberapa orang menerobos masuk ke dalam rumah ini,dan mereka jadi ter- tegun melihat dua orang gadis ber- pelukan dan bertangisan.lebih terkejut lagi melihat keadaan Lusi yang bisa di katakan hampir telanjang,karena pakai annya robek dan tidak berbentuk lagi, membuat hampir seluruh bagian tubuh nya terbuka.
Sementara diluar sana,Harlan terlihat menggeletak dengan wajah bengkak berlumur darah,dan hampir sulit untuk mengenalinya lagi.meskipun sudah tidak ada lagi seorang pun yang me- mukulinya,tapi Harlan sudah tidak mampu lagi bangkit berdiri.bahkan untuk membuka matanya saja terasa begitu sulit sekali.sementara itu. Seorang laki- laki separuh baya,mene- robos masuk keruangan tengah.dia menggunakan telepon dirumah ini untuk memanggil polisi.dia sempat mengambil kain selimut dikamar tidur.
sebelum kembali keruangan depan, dan memberikan selimut itu pada Lusi.
Hesti membantu kakaknya menutupi tubuhnya yang hampir terbuka,karena pakaiannya sudah robek dan tidak ter bentuk lagi.
Masih cukup banyak orang berkeru- mun didepan pintu dan dihalaman depan.laki- laki separuh baya menge- nakan kopiah hitam yang tadi me- manggil polisi lewat telepon dan mem- berikan selimut pada Lusi,membawa kedua gadis itu keruang tengah,lalu di mintanya duduk dikursi sofa.kemudian dia sendiri duduk tidak jauh didepan nya.beberapa orang mengikuti.ada yang ikut masuk keruangan tengah ini, ada juga yang berdiri saja berkerumun diambang pintu yang menghubungi ruangan tengah dengan ruang depan. Lusi dan Hesti mengenali laki- laki separuh baya ini.dia adalah pak somad, ketua RT di lingkungan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis panggilan
Teen FictionLusi tidak pernah berharap bisa mencintai dan di cintai laki_ laki.dan demi cinta ia rela mengorbankan diri. mengakui suatu kesalahan besar yang sebenarnya tidak dilakukannya. pengorbanannya memang tidak sia_ sia.dicky tetap mencintainya meskipun ti...