11

5 5 0
                                    

"Dicky..."tersekat suara Lusi.

"Tidak lama lagi ijin praktekku keluar.
Aku bisa praktek dimana saja aku suka.
kita bisa pergi dari sini,kemanapun yang kamu.aku bisa buka praktek, kamu mengurus rumah dan Hesti terus kuliah.kita tunggu sampai Hesti lulus," kata Dicky lagi dengan tegas,tidak memberi kesempatan sedikit pun juga pada kekasihnya ini untuk mengeluar- kan suara.

"Tapi..."

"Tidak ada tapi- tapi lagi.kita sudah lalui masa- masa sulit bersama- sama.
tidak ada seorang pun yang bisa me- misahkan lagi.peduli setan dengan semua orang,"selak Dicky cepat dan tegas.

"Oh,Dicky..."

"Liburan nanti kita semua ke bandung.
Aku akan menikahimu disana,di depan paman dan bibimu,"kata Dicky lagi, langsung membuat keputusan.

"Oh..."

Lusi tidak mampu lagi membuka suara.
Dia hanya bisa mendesah panjang, tidak tahu lagi apa yang harus diucap- kannya.Dicky sudah membuat suatu ke putusan tegas yang tidak bisa dibantah lagi.dan Lusi langsung pasrah saat Dicky merengkuhnya kedalam pelukan dan melumat bibirnya dengan penuh gairah cinta yang membara.begitu hangat dan dalam sekali pagutan Dicky, membuat Lusi merintih dan meng erang lirih dengan gairah yang seketika bangkit memenuhi rongga dadanya.

Gadis itu menggelinjang saat merasa kan jari- jari tangan Dicky mulai me- nyelusup masuk ke dalam pakaiannya, dan meremas bagian- bagian tubuh yang membangkitkan gairah.tiga tahun lamanya Lusi tidak pernah lagi ter sentuh laki- laki,membuat gairahnya begitu cepat sekali bangkit.Lusi me mandangi wajah tampan kekasihnya ini dengan sinar mata yang penuh dengan gairah cinta yang membara.
Lusi mencoba untuk melepaskan kancing baju kekasihnya ini.namun baru dua buah kancing yang bisa di lepaskan,tiba- tiba saja Dicky sudah menangkap tangannya,dan menatap nya dengan sinar mata yang begitu dalam sekali.

"Jangan,Lus..."desis Dicky pelan.

"Kenapa?"tanya Lusi dengan suara ter- tahan,karena menahan gejolak gairah birahi yang memuncak memadati seluruh rongga dadanya.

"Nanti saja,Lus.kalau kita sudah resmi menikah,"kata Dicky lembut,sambil menatap bola mata gadis ini dengan begitu dalam sekali.

"Hhhh...!"

Lusi menghembuskan nafas panjang yang terasa begitu berat sekali.dia kelihatan seperti kecewa,meskipun Dicky menolaknya dengan halus dan lembut sekali.tapi Lusi tidak ingin me- nunjukkan rasa kecewanya itu.dia malah memeluk tubuh laki- laki ini dengan kuat,dan menyembunyikan wajahnya didada yang bidang dan berbulu itu.dan Dicky membalasnya dengan pelukan yang sangat dan penuh rasa cinta yang tulus.

"Maafkan aku,Mas..."ucap Lusi lirih.

"Sudahlah...aku juga minta maaf.bukan maksudku untuk membuatmu kecewa. aku hanya ingin kita memasuki per- kawinan dan cinta yang tulus dan suci tanpa dilandasi nafsu,"kata Dicky tetap lembut nada suaranya.

Lusi jadi diam.dia tahu kalau maksud Dicky memang baik.dan memang se harusnya dia mampu mengendalikan diri.Dicky benar- benar menganggap dirinya seorang gadis suci.padahal kini semua orang tahu kalau dia pernah menjadi seorang gadis panggilan.Dan selama menjadi gadis panggilan,entah sudah berapa orang laki- laki yang telah menikmati tubuhnya.

"Sudah malam sekali,aku pulang dulu ya..."ujar Dicky sambil bangkit berdiri dan mengancingkan bajunya lagi,yang tadi sempat dibuka Lusi.

"Kenapa tidak menginap saja disini, Mas..."Lusi mencoba untuk mencegah.

Dicky melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.memang saat ini jarum jam sudah menunjukkan pukul satu lewat sepuluh menit.  sungguh dia tak tahu kalau sudah lewat tengah malam.

Gadis panggilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang