Dan pada hari- hari selanjutnya,sidang berjalan semakin lancar meskipun di penuhi dengan perdebatan yang hampir saja membuat emosi Lusi me- ledak.namun gadis itu masih bisa me- ngendalikan diri,dan tidak ingin mem- buat pak Broto yang begitu gigih mem- belanya dalam sidang ini.saat Dicky di hadapkan sebagai saksi utama,hampir saja Lusi tidak sanggup menahan air matanya.begitu gigih sekali Dicky mem
belanya dalam posisinya sebagai saksi.
dan mampu menghadapi tekanan- tekanan pertanyaan dari jaksa pe- nuntut.sejak hari pertama sidang ini, Lusi melihat kebenaran dan keadilan menjadi permainan disini.Lusi merasa seperti sedang berada di atas panggung sandiwara.dan semua orang yang ada di dalam ruangan ini adalah para pe- mainnya.dan selama dalam masa per- sidangan ini,Hesti tidak pernah telat mengikutinya.dan jika sidang dilaku- kan pagi hari,dia terpaksa harus mem- bolos sekolah.dia tidak ingin melewat- kan masa- masa penting dalam penen- tuan nasib kakaknya ini.dan setelah menjalani masa sidang yang panjang dan sangat melelahkan,akhirnya hakim menentukan juga putusannya.
Meskipun pak Broto sudah berusaha keras untuk membebaskan Lusi dari semua tuduhan yang dijatuhkan pada- nya,tapi keputusan akhirnya memang berada di tangan hakim.semua orang yang memadati ruangan sidang itu tampak tegang ketika hakim membaca- kan keputusannya.namun tidak demi- kian halnya dengan Lusi sendiri.dia tampak terlihat sangat tenang sekali, mendengarkan pembacaan keputusan sidang ini.memang hakim menyatakan Lusi bersalah telah melakukan pem- bunuhan terhadap seorang wanita yang menjadi induk semangnya, meski pun dilakukan untuk pembelaan diri.
Hakim memberi vonis hukuman selama tiga tahun,di potong masa tahanan selama ini.Lusi sendiri menerima putusan itu dengan tenang sekali.
Saat hakim menjatuhkan vonis ber- salah,ada sebagian pengunjung sidang yang merasa tidak puas.namun mereka tidak bisa berbuat apa- apa karena hakim telah memberikan vonis pada Lusi untuk menjalani hukuman penjara selama tiga tahun.keluar dari ruangan sidang dengan kedua tangan terborgol dan didampingi dua orang petugas,puluhan wartawan langsung mengerumuninya.dengan tenang sekali,bahkan dengan bibir mengulas senyuman,Lusi melayani para warta- wan itu.sebelum dibawa ke mobil tahanan,Lusi sempat bertemu dengan Hesti dan Dicky.
Suasana haru yang penuh air mata me- warnai pertemuan itu.Lusi sendiri tidak sanggup lagi membendung air matanya.dia menangis memeluk adik- nya,sebelum dibawa oleh petugas ke mobil tahanan.Hesti dan Dicky meng- antar sampai mobil itu pergi mening- galkan gedung pengadilan ini.Hesti terus menangis sambil memeluk tangan Dicky,yang sudah dianggap seperti kakak kandungnya sendiri ini.
Padahal disampingnya ada Rengga yang masih tetap mengharapkan cinta gadis itu,walaupun sampai saat ini Hesti belum juga mau menerima cinta- nya.Rengga tampak terdiam membisu, tidak tahu apa yang harus dilakukan- nya.Dicky sendiri juga diam,tidak bisa lagi menghentikan tangisan gadis ini.
tanpa bicara sedikit pun juga dia mem- bimbing gadis ini ke mobil,dan mem- bukakan pintu untuknya.namun se- belum dia sendiri masuk kedalam mobil,terlihat pak Broto datang meng- hampiri dengan tergesa- gesa.Dicky menunggu sampai orang tua yang telah begitu gigih mencoba untuk membela Lusi dalam sidang itu sampai didepan- nya.saat itu Rengga terlihat sudah meninggalkan gedung pengadilan ini dengan sepeda motornya."Maaf,saya gagal membebaskannya..." ucap pak Broto langsung.
"Pak Broto sudah berjuang keras.terima kasih..."kata Dicky,menerima semua keputusan sidang dengan hati lapang.
"Tapi,boleh saya bicara berdua saja...?"
Pinta pak Broto sambil melirik sedikit pada Hesti yang ada di dalam mobil, sambil sesekali terisak.Dicky menutup pintu mobil dan mema- sukkan kepalanya ke jendela.
"Tunggu sebentar,Hes,"ujar Dicky me- minta.
Hesti hanya mengangguk kepalanya saja sedikit.
Dan kedua laki- laki itu menjauhi mobil ini.sementara Hesti hanya bisa mem- perhatikan dari dalam mobil.cukup jauh juga jaraknya,sehingga gadis itu tidak bisa mendengar apa yang dibica- rakan Dicky dengan pak Broto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis panggilan
Teen FictionLusi tidak pernah berharap bisa mencintai dan di cintai laki_ laki.dan demi cinta ia rela mengorbankan diri. mengakui suatu kesalahan besar yang sebenarnya tidak dilakukannya. pengorbanannya memang tidak sia_ sia.dicky tetap mencintainya meskipun ti...