genre : boys love • romansa • misteri • aksi • supranatural • mature • semi horror
rate : 18+
bahasa : semi baku
status : complete
Putih tak seharusnya bercampur dengan hitam. Mungkin itu opini yang sering didengar oleh banyak orang, cerita ini men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Taeyongie " Taeyong membuka matanya setelah mendengar suara lembut dari seorang gadis yang memanggilnya, dengan perlahan bias cahaya mulai masuk menyetarakan dengan mata setengah sayu milik Taeyong, ternyata orang yang memanggilnya adalah Na Jennie yang duduk tak jauh dari ranjangnya
" Kak jennie? Apakah aku... Aku dirumah? " Taeyong melihat sekitar, benar ini adalah kamarnya, seingat dia, dia masih ada diatap dengan perasaan was was karena kebakaran, lalu kenapa dia bisa dirumah sekarang
" jangan bergerak, kamu sudah tertidur selama 2 hari, untungnya Yuta menemukanmu tepat waktu " peringat kakak cantiknya itu ketika melihat adiknya mencoba membuat beberapa gerakan, anak ini ditemukan oleh ayahnya sedang dalam pelukan Jaehyun dengan keadaan tak sadarkan diri entah apa penyebabnya
" ah! Dimana Jaehyun, akhhh! " Taeyong mencoba bangun dari tidurnya, namun saat bangun justru dadanya berdenyut nyeri seakan ada jarum yang menusuk dari dalam, Jennie yang melihatnya membaringkan Taeyong kembali, anak ini benar benar susah diatur
" masih berteriak? Kau fikir cideramu tak parah ya?! " orang lain masuk ke kamar Taeyong tanpa izin sembari membawa nampan berisi makanan dan beberapa obat juga satu gelas air putih– dia adalah Yuta
" kau, kemari! " Taeyong menyuruh Yuta mendekatinya, tak munafik, Taeyong begitu merindukan kakaknya yang satu itu, dia rindu ocehan ocehan dan teriakan teriakan Yuta yang membuat pening
" apa? Kau ingin berlutut untuk berterimakasih padaku? " Yuta mendekati Taeyong setelah Jennie mengambil nampan itu dari tangan Yuta, kedua adiknya ini memang selalu bertengkar sejak pertama kali mereka bertemu, namun sudah pasti bukan karena benci, itu adalah cara mereka menunjukan rasa kasih sayang satu sama lain
" sudah sudah, berhenti bertengkar, makanlah dulu " Jennie mengambil mangkuk berisi sup kaldu daging sapi yang masih panas, dia menyuapi Taeyong yang terlihat masih lemah untuk menggerakan tanganya itu, Taeyong yang mencium bau sedap itu tak segan segan membuka mulutnya lebar lebar
" ahh, terimakasih kakak " sedangkan Yuta hanya memandang kesal kepada pemuda yang nyatanya masih bisa tersenyum saat disuapi itu, dia membuang muka dan menyilangkan tanganya didada, anak itu sebenarnya pasti sudah pulih
" apakah ini enak? " tanya Jennie yang masih sibuk menyuapi Taeyong, sup ini memang dia buat khusus untuk Taeyong ketika pemuda itu bangun nantinya dan menyuruh Yuta untuk membawanya, ya Tuhan begitu sempurna sekali ciptaanMu yang satu ini, cantik dan pandai memasak
" enak! " ucap Taeyong antusias, bahkan dia sangat lahab dan ingin meminta lagi, sup ini benar benar cocok dimakan ketika masih panas, setelah habis, Jennie mangambil obat dan air untuk Taeyong tenggak agar anak itu lekas membaik nantinya
" apakah kau tidak punya tangan " celetuk Yuta sinis melihat Taeyong disuapi kakaknya, dia sebagai adik juga cemburu ketika kakaknya mengalihkan perhatian ke adik lain selain dirinya, bahkan dengan santainya Taeyong meminta Jennie untuk mengelap mulutnya dengan tisu karena belepotan saat makan, namun omongan Yuta malah ditanggapi dengan juluran lidah bak anak kecil oleh Taeyong
